Menoragia: Perdarahan Menstruasi Berat yang Mengancam Kualitas Hidup dan Kesehatan Perempuan
Tanggal: 30 Mei 2025 21:42 wib.
Jakarta, Indonesia – Menoragia, atau perdarahan menstruasi berat (PMB), adalah kondisi ketika perempuan mengalami menstruasi lebih dari delapan hari dengan volume darah melebihi 80 mililiter (ml) per siklus. Menurut Dr. dr. Achmad Kemal Harzif, Sp.OG, Subsp.FER, kondisi ini bukanlah hal sepele dan memiliki dampak yang beragam pada kualitas hidup perempuan.
“PMB dapat menyebabkan kecemasan, rasa malu, dan ketidaknyamanan,” tutur dr. Kemal dalam acara diskusi media bertajuk “#KnowYourFlow, Kenali Perdarahan Haid Berat dan LNG IUS untuk Terapi PBM” di Jakarta Selatan, Senin (26/5/2025).
Kemal mengungkapkan, satu dari empat perempuan usia produktif mungkin mengalami menoragia. Ironisnya, sebanyak 47 persen perempuan percaya bahwa menoragia adalah bagian normal dari menstruasi, sedangkan 39 persen perempuan tidak menyadari bahwa ada pilihan pengobatan yang tersedia. Data ini didukung oleh studi global tahun 2013 yang melibatkan 6.179 perempuan dari berbagai negara.
Dampak Menoragia: Bukan Sekadar Fisik
PMB tidak hanya mengganggu fisik, tetapi juga aspek kehidupan lainnya.
1. Ganggu Kualitas Hidup
Studi internasional yang melibatkan 15.107 perempuan dari Kanada, Amerika Serikat, Brasil, Perancis, dan Rusia menemukan bahwa 41,1 persen atau 6.210 perempuan mengalami PMB. Dari kelompok ini, studi mengungkap dampak signifikan terhadap kualitas hidup mereka:
80 persen merasa khawatir akan hal-hal yang tidak diinginkan akibat perdarahan.
70 persen menghindari aktivitas sosial.
64 persen mengalami kelelahan.
42 persen merasakan sesak napas atau pingsan selama haid.
40 persen mengalami situasi yang memalukan terkait perdarahan.
“Rata-rata perempuan menahan gejala PMB selama 2,9 tahun sebelum akhirnya mencari bantuan medis,” ungkap Kemal. Menoragia juga bisa mengganggu aktivitas sehari-hari, karena pembalut berpotensi bocor lantaran tidak mampu menampung volume darah yang keluar.
2. Ganggu Kesehatan Fisik
Kamal melanjutkan, menoragia dapat menyebabkan anemia defisiensi besi, yang membuat perempuan merasa mudah lelah dan tampilannya pucat. Ketika anemia defisiensi besi berat, perempuan bisa mengalami sesak napas dan peningkatan risiko masalah penyakit jantung.
“Kalau sudah sampai sesak napas, pingsan, itu sudah rendah Hb-nya (hemoglobin). Gampang capek, kayak enggak ada energi,” kata Kemal. Kurangnya asupan zat besi ditambah menoragia membuat jantung bekerja ekstra untuk menjaga aliran darah, yang pada akhirnya bisa menyebabkan jantung lelah, membesar, melemah, bahkan memicu gagal jantung.
3. Ganggu Kesehatan Mental dan Finansial
Menoragia juga memiliki dampak serius pada kesehatan mental. Perempuan bisa mengalami kecemasan dan gangguan tidur karena harus terus mengganti pembalut sepanjang malam. “Dan ujung-ujungnya memang ada beban finansial karena memang produktivitasnya agak turun karena lemas,” terang Kemal. Beban finansial ini semakin bertambah karena perempuan harus mengeluarkan banyak biaya untuk membeli pembalut.
Melihat dampak luas menoragia, penting bagi perempuan untuk tidak menyepelekan kondisi ini dan segera mencari bantuan medis jika mengalami gejala perdarahan menstruasi berat