Sumber foto: iStock

Menko Airlangga: Jakarta, Mata Rantai Negara Maju

Tanggal: 23 Jul 2024 21:29 wib.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa Jakarta telah melewati jebakan pendapatan menengah atau middle income trap. Hal ini disampaikan ketika beliau memberikan Orasi Ilmiah dalam Bj Habibie Memorial Lecture di Auditorium Perpustakaan Nasional, Jakarta, pada Selasa (23/7/2024).

Dalam paparannya, Airlangga mengungkapkan bahwa pendapatan per kapita penduduk Jakarta telah mencapai US$ 21.000. Hal ini menunjukkan bahwa Jakarta telah berhasil melewati middle income trap. Airlangga juga mengajak kota-kota lain untuk mengikuti langkah Jakarta dalam upaya keluar dari middle income trap.

Selain Jakarta, beberapa kota lain juga telah menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Contohnya adalah Kabupaten Ogan Komering Ilir di provinsi Palembang yang telah mencapai pendapatan per kapita sebesar US$ 10.000, serta provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.

Airlangga menekankan pentingnya peningkatan pendapatan per kapita sebagai langkah untuk menyamai tingkat ekonomi negara maju. Menurutnya, jika pendapatan per kapita penduduk Indonesia meningkat, Indonesia memiliki potensi untuk bersaing dengan negara-negara maju. Bahkan, targetnya adalah untuk masuk dalam peringkat lima besar di G20.

Airlangga menegaskan bahwa jika Indonesia mampu keluar dari middle income trap, penduduk Indonesia yang kini berjumlah sekitar 270 juta orang dengan pendapatan sekitar US$ 5.000 per kapita, diharapkan akan mencapai 320 juta penduduk dengan pendapatan per kapita antara US$ 26.000 hingga US$ 30.000 pada tahun 2045. Dengan pencapaian ini, ekonomi Indonesia diperkirakan akan mencapai 9 triliun dolar.

Beliau juga menyinggung tentang ukuran ekonomi Jerman yang mencapai 4 triliun dolar. Dengan potensi ekonomi mencapai 9 triliun dolar, Indonesia memiliki peluang untuk berada di posisi empat besar secara global.

Namun, keluar dari middle income trap tidaklah mudah. Airlangga memberikan strategi untuk dapat keluar dari middle income trap melalui tiga mesin pertumbuhan. Pertama, dengan cara konvensional yaitu dengan mendorong hilirisasi dan melanjutkan pembangunan strategis nasional.

Kedua, pengembangan mesin ekonomi baru seperti mendorong integrasi antara industri dan konsumen, digitalisasi, dan transisi energi hijau. Airlangga menekankan bahwa nilai ekonomi digital Indonesia saat ini merupakan yang terbesar di ASEAN yaitu mencapai US$ 80 miliar, dan diperkirakan akan terus meningkat menjadi US$ 400 miliar pada tahun 2030.

Ketiga, melalui mesin ekonomi pancasila seperti penerapan safeguard untuk keadilan sosial, pembiayaan mikro, program makan siang bergizi gratis, serta revitalisasi SD Inpres. Dengan penerapan strategi ini, diharapkan Indonesia dapat menghadapi middle income trap dengan lebih baik dan keluar sebagai negara maju.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved