Menjadi Teman yang Diinginkan: 7 Perilaku yang Harus Dihindari Jika Ingin Memperluas Jaringan Pertemanan

Sebagai makhluk sosial, setiap orang pasti memiliki keinginan untuk menjalin hubungan pertemanan dengan banyak orang. Pertemanan itu sendiri tidak hanya memberikan kebahagiaan dan rasa sejahtera, tetapi juga berkontribusi pada pembentukan identitas, meningkatkan rasa percaya diri, dan membuka peluang yang tidak terduga dalam hidup. Dalam kehidupan ini, kita saling bergantung satu sama lain. Menciptakan ruang interaksi yang positif menjadi penting, sehingga kita dapat merasakan manfaat dari hubungan sosial ini.

Namun, membangun pertemanan yang bermakna tidak selalu berjalan mulus. Sebuah artikel yang dipublikasikan oleh geediting.com mengungkapkan bahwa terdapat tujuh perilaku yang sebaiknya ditinggalkan jika kita ingin menjalin hubungan yang lebih baik dan memperluas lingkaran pertemanan kita. Berdasarkan kajian psikologi, perilaku-perilaku ini bisa menghalangi kita dalam menjalin persahabatan yang kokoh.

Salah satu perilaku yang harus dihindari adalah kurangnya komunikasi. Komunikasi menjadi inti dari segala hubungan. Tanpa adanya dialog yang terbuka, sulit bagi kita untuk terhubung dengan orang lain. Misalnya, jika kita lebih cenderung mendengarkan tanpa berbagi, hubungan yang terjalin mungkin terlihat baik, tetapi tidak dapat bertahan lama. Penting untuk menemukan keseimbangan dalam komunikasi, antara mendengarkan dan berbagi, agar terasa ada kepercayaan yang berkembang di antara kita.

Selanjutnya, kritik yang tidak pada tempatnya dapat menjauhkan kita dari calon teman. Kritik yang terus menerus, meskipun bertujuan untuk membangun, justru dapat merusak rasa percaya diri orang lain. Mengajukan kritik dengan cara yang konstruktif adalah hal yang baik, tetapi kita juga perlu tahu kapan harus mendengarkan dan menghibur daripada menghakimi. Dengan menunjukkan empati dan pengertian, kita dapat mengubah perspektif hubungan itu menjadi lebih positif dan berdampak.

Selain itu, sikap negatif menjadi penghalang besar dalam menarik perhatian orang lain. Sikap ini menciptakan aura yang menghalangi orang lain untuk mendekati kita. Oleh karena itu, mengembangkan sikap positif dan optimis sangatlah penting. Perilaku yang bersikap penuh percaya diri dan memberi dukungan pada orang lain akan membuat kita lebih menarik di mata orang lain.

Berkomitmen dalam sebuah hubungan juga sangat penting. Tanpa adanya komitmen, kita mungkin akan sulit membina pertemanan yang langgeng. Seseorang yang tidak dapat diandalkan dan tidak bisa menepati janji akan dianggap tidak serius dalam membangun hubungan. Sebaliknya, saat kita menunjukkan komitmen, teman-teman kita akan merasa dihargai dan lebih terbuka untuk menjalin hubungan yang lebih dekat.

Di samping itu, empati tidak bisa dipandang sebelah mata. Sikap empati adalah pondasi dari sebuah pertemanan yang kuat. Tanpa mampu memahami perasaan dan pengalaman orang lain, kita akan cenderung menjadi egois. Hal ini mencegah kita untuk menjalin hubungan yang lebih dalam. Dengan melatih diri dalam mendengarkan dan berusaha memahami, kita dapat membangun hubungan yang penuh makna.

Berpura-pura agar disukai bukanlah cara yang baik untuk berteman. Saat kita tidak jujur tentang diri sendiri, itu justru membuat orang lain menjauh. Keaslian dalam sikap dan perilaku lebih disukai dibandingkan kepura-puraan. Ketika kita tidak berusaha untuk menjadi orang lain hanya untuk diterima, kepribadian kita yang sesungguhnya akan bersinar, dan orang-orang akan lebih mudah merasakan ketulusan kita.

Terakhir, kurangnya kesadaran diri membuat kita sulit mengontrol tindakan dan perilaku. Kesadaran diri yang baik dapat membantu kita untuk lebih memahami situasi dan orang-orang di sekitar kita. Dengan meningkatkan kesadaran diri, kita dapat menjalin komunikasi yang lebih efektif dan membangun hubungan yang saling menguntungkan. 

Dengan memahami dan menghindari perilaku berbahaya ini, kita dapat menjadikan diri kita sebagai teman yang diinginkan dan membangun jaringan pertemanan yang sehat dan berkualitas.