Meningkatkan Perlindungan Anak: Tanggung Jawab Bersama untuk Masa Depan yang Aman

Tanggal: 24 Jul 2025 09:55 wib.
Save the Children Indonesia menekankan pentingnya penguatan perlindungan anak di seluruh aspek kehidupan, mengingat bahwa di Indonesia, anak-anak masih menghadapi berbagai ancaman yang membuat mereka berada dalam situasi yang tidak aman. Dalam sejalan dengan peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2025, Dessy Kurwiany Ukar, CEO Save the Children Indonesia, mengungkapkan bahwa satu dari setiap dua anak berusia antara 13 hingga 17 tahun pernah mengalami berbagai bentuk kekerasan—baik fisik, psikis, maupun seksual—dalam perjalanan hidup mereka.

Menurut Dessy, apa yang muncul ke permukaan di media hanyalah sedikit dari realitas menyedihkan yang terjadi setiap hari. "Jika rumah, yang seharusnya menjadi tempat paling aman bagi seorang anak, sudah tidak lagi memberi rasa aman, berarti ada yang tidak beres dengan sistem perlindungan yang kita miliki. Saatnya bagi semua pihak untuk berkolaborasi demi memastikan bahwa anak-anak kita terlindungi," ujarnya dalam siaran pers yang disampaikan di Jakarta pada hari Rabu.

Data dari Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIMFONI-PPA) menunjukan, hingga Juli 2025, terdapat 15.615 kasus kekerasan yang tercatat, dengan kekerasan seksual menjadi kategori yang paling tinggi, yakni mencapai 6.999 kasus. Menyakitkan untuk diketahui bahwa mayoritas dari korban adalah anak-anak berusia 13–17 tahun dan kekerasan ini paling sering terjadi di lingkungan rumah tangga, dengan jumlah mencapai 9.956 kasus. Tempat yang seharusnya menjadi zona aman justru menjadi sumber ketakutan bagi banyak anak.

Beragam bentuk kekerasan seksual yang ditanggung oleh anak dan remaja sangat bervariasi. Bentuk-bentuk ini mulai dari tindakan sentuhan yang tidak diinginkan, pemaksaan untuk berhubungan seksual, hingga paksaan untuk menyaksikan tindakan seksual yang meresahkan. Selain itu, ada pula masalah perkawinan anak dan penyebaran gambar atau video dengan konten seksual yang tidak pantas. 

Ancaman ini tidak hanya hadir dalam bentuk fisik, tetapi juga semakin parah di dunia digital, di mana anak-anak kini sangat rentan terhadap eksploitasi.

Dengan tema "Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045," Dessy menekankan bahwa HAN 2025 berfungsi sebagai pengingat akan pentingnya pemenuhan hak-hak dan perlindungan anak yang solid demi masa depan bangsa yang lebih baik. 

Save the Children mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersatu dalam memerangi setiap jenis kekerasan terhadap anak, demi menjamin agar mereka dapat tumbuh di lingkungan yang sehat, aman, dan penuh kebahagiaan. “Setiap anak berhak untuk tidak tertinggal dan tidak merasa takut. Mari kita bersama-sama mewujudkan Indonesia yang ramah terhadap anak,” pungkas Dessy.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved