Menikah Usia Dini Jadi Tren Generasi Millennial
Tanggal: 27 Sep 2017 21:14 wib.
Pernikahan merupakan acara sakral yang harus dipikirkan secara matang agar tidak menyesal dikemudian hari. Saat ini pernikahan usia dini menjadi tren bagi generasi millennial bukan lagi hanya terjadi di daerah pedesaan namun sedang marak terjadi di daerah ibu kota.
Anak muda di daerah ibu kota banyak yang melakukan nikah pada di usia dini, padahal nyatanya dapat membawa dampak buruk bagi anak maupun perempuan. Bukan hanya itu pernikahan di usia muda sangat berisiko terjadinya kekerasan dalam rumah tangga, mengganggu hingga terhentinya pendidikan dan gangguan psikologi jika pernikahan terjadi pada usia di bawah 18 tahun.
Terlebih jika pernikahan yang dilakukan hanya karena mengikuti tren, ikut-ikutan teman yang sudah menikah atau ingin menjadi teman bagi anaknya kelak karena usia ibu dan anak tidak terpaut jauh. Hal ini akan sangat berpengaruh pada keharmonisan keluarga.
Menurut Fatimah Huurin Jannah, salah seorang yang mendukung pencegahan perkawinan anak mengatakan jika terkadang para remaja tidak berpikir secara matang saat memutuskan untuk menikah. Mereka menganggap jika menikah merupakan hal yang mudah dan menyenangkan tanpa tahu apa dampak yang akan dihadapi setelah mereka menikah.
Jika pernikahan anak terus berlanjut maka akan sangat berpengaruh pada terhambatnya pertumbuhan sosial dan ekonomi negara karena bonus demopgrafi pada usia produktif di Indonesia yang berusia 15 tahun mencapai 70%.
Hal ini akan mempercepat pertumbuhan ekonomi ketika generasi muda memiliki kualitas yang baik dari berbagai aspek seperti pendidikan, pekerjaan dan juga kesehatan. Oleh karena itu, dibutuhkan berbagai pihak baik masyarakat, pemerintah, organisasi dan juga anak itu sendiri dalam mencegah perkawinan anak.