Mengoptimalkan Kesempatan Hidup: Pentingnya Enam Jam Pertama bagi Pasien Serangan Jantung
Tanggal: 19 Jul 2025 08:37 wib.
Dalam dunia medis, dikenal istilah "golden hour" atau periode emas, yang merujuk pada enam jam pertama setelah terjadinya serangan jantung. Dalam rentang waktu ini, sangat mungkin untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada otot jantung jika penanganan medis segera diberikan. Hal ini disampaikan oleh Prof. dr. Dasaad Mulijono, MBBS (Hons), FIHA, Ph.D., selaku Direktur Heart & Vascular Center di Bethsaida Hospital, saat acara Lunch & Connect with Bethsaida yang berlangsung di Tangerang pada hari Kamis.
Ia menjelaskan bahwa jika lebih dari enam jam berlalu tanpa perawatan yang memadai, hampir semua bagian otot jantung dapat mengalami kematian. Dampak dari kerusakan ini bisa sangat serius, termasuk risiko gagal jantung berat bagi pasien. Oleh karena itu, kecepatan dan ketepatan akses ke layanan medis yang memadai sangatlah krusial di saat-saat penting ini.
Menariknya, banyak pasien yang mengalami serangan jantung akibat penyumbatan pembuluh darah sebenarnya tidak memiliki gejala awal yang jelas. Menurut penelitian, sekitar 70 hingga 80 persen pasien yang datang ke rumah sakit dalam kondisi darurat ini tidak menunjukkan tanda-tanda sebelumnya. Oleh sebab itu, Prof. Dasaad menggarisbawahi betapa pentingnya melakukan deteksi dini, dan merekomendasikan agar masyarakat mulai menjalani pemeriksaan kesehatan jantung secara rutin, bahkan sebelum mencapai usia 40 tahun.
Ia juga menekankan bahwa faktor risiko penyakit jantung tidak hanya dipengaruhi oleh faktor genetik, tetapi juga gaya hidup. Pola makan yang buruk, tingkat stres yang tinggi, kurang tidur, dan minimnya aktivitas fisik merupakan beberapa kontribusi signifikan terhadap meningkatnya risiko penyakit jantung. Prof. Dasaad merekomendasikan agar individu berolahraga minimal 150 menit dalam seminggu dengan intensitas sedang hingga tinggi. Jenis aktivitas fisik yang bisa dilakukan sangat beragam, mulai dari bulu tangkis, tenis, hingga naik turun tangga.
Dalam hal penanganan serangan jantung, Bethsaida Hospital kini telah mengenalkan teknologi maju bernama Drug-Coated Balloon (DCB). Teknologi ini menawarkan metode intervensi kardiologi yang tidak memerlukan implan logam, sehingga sangat mengurangi risiko komplikasi. Dengan menggunakan DCB, pengobatan dapat dilakukan untuk membuka pembuluh darah yang terhalang tanpa meninggalkan benda asing di dalam tubuh pasien. Prof. Dasaad menekankan, setelah prosedur medis, penting bagi pasien untuk mengikuti saran dan menjaga pola hidup sehat, sehingga aliran darah kembali lancar dan fungsi jantung dapat pulih secara optimal.
Semua langkah ini menunjukkan betapa pentingnya kesadaran akan kesehatan, terutama dalam mendeteksi dan menangani serangan jantung secara cepat dan tepat.