Sumber foto: Google

Mengompol pada Lansia: Lebih dari Sekadar Masalah Fisik, Ancam Kesehatan Mental hingga Depresi

Tanggal: 30 Mei 2025 21:49 wib.
Jakarta, Indonesia – Inkontinensia urine atau mengompol pada lanjut usia (lansia) yang berusia lebih dari 60 tahun adalah kondisi umum yang disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari penuaan alami hingga penyakit seperti stroke, diabetes, dan demensia. Namun, dampak dari kondisi ini tidak hanya terbatas pada masalah fisik. Seperti dijelaskan oleh dr. Ika Fitriana, SpPD-KGer, dokter spesialis penyakit dalam konsultan geriatri di RS Hermina Bekasi, mengompol dapat memiliki efek serius pada kesehatan mental lansia, bahkan memicu depresi.

“Tiba-tiba enggak mau keluar, takut nanti ngompol di jalan. Akhirnya mereka menarik diri, dan jadinya depresi karena tidak berkontak dengan orang lain,” ungkap dr. Ika dalam peluncuran Parenty Pants Ekstra Serap di Jakarta, Selasa (27/5/2025). Inkontinensia urine sendiri secara medis didefinisikan sebagai kondisi keluarnya urine yang tidak diinginkan, yang menyebabkan gangguan sosial atau kesehatan.


Memicu Stres, Cemas, dan Menarik Diri dari Sosial

Dr. Ika menegaskan bahwa mengompol bukanlah kondisi yang bisa diabaikan. Bagi para pendamping lansia (caregiver), menganggap serius kondisi ini sangat penting. Mengompol bisa menjadi tanda adanya penyakit dalam tubuh lansia yang perlu ditangani. Jika dibiarkan, mengompol dapat membuat mereka menarik diri dari kehidupan sosial.

“Coba bayangin, orangtua kita senang mengaji, ke gereja, atau mungkin bersenang-senang dan kumpul-kumpul sama temannya, kok tiba-tiba mereka enggak mau ngumpul,” kata dr. Ika. Kesenangan bersosialisasi ini bisa dengan mudah dikalahkan oleh rasa malu akibat mengompol, karena kondisi ini masih dianggap sebagai aib. Mereka juga khawatir jika mengompol saat bersosialisasi, yang dapat memicu rasa malu.

“Mereka cemas, khawatir kalau pergi. Setiap ngelihat WC, penginnya pipis karena takut nanti enggak keburu pipis. Akhirnya, saking cemasnya, mereka tidak mau sama sekali bepergian,” papar dr. Ika.


Dampak Fisik: Malas Beraktivitas dan Dehidrasi

Selain mengganggu kesehatan mental, mengompol juga memengaruhi kondisi fisik lansia. Keengganan untuk bepergian dan beraktivitas dapat membuat lansia menjadi malas bergerak, yang pada akhirnya mengakibatkan otot menjadi kisut dan tubuh melemah.

Lebih lanjut, rasa takut mengompol juga bisa membuat lansia menahan minum. "Dan kadang-kadang, mereka jadi enggak mau minum, jadi nahan minum. Enggak mau minum soalnya takut ke belakang (kamar mandi), akhirnya dehidrasi," ujar dr. Ika. Selain dehidrasi, lansia juga dapat mengalami gangguan tidur pada malam hari karena sering terbangun untuk bolak-balik ke kamar mandi.


Solusi dan Dukungan bagi Lansia

Sebagai pendamping lansia, penting untuk membawa mereka ke dokter guna mencari tahu penyebab mengompol dan apakah kondisi tersebut bisa diobati. Jika kondisi sudah tidak bisa diobati sepenuhnya, penggunaan popok dewasa berdaya serap tinggi dapat menjadi solusi untuk menjaga kenyamanan dan memungkinkan lansia tetap beraktivitas.

Memberikan dukungan dan pemahaman adalah kunci utama. Jangan pernah mempermalukan lansia yang mengompol. Dorong mereka untuk tetap aktif secara sosial dan terbuka dengan kondisi mereka agar mau mencari bantuan medis. Ini penting untuk menjaga kualitas hidup dan kesehatan mental lansia secara keseluruhan
Copyright © Tampang.com
All rights reserved