Sumber foto: Canva

Mengidentifikasi Jenis-Jenis Perut Buncit

Tanggal: 5 Jul 2025 21:18 wib.
Perut buncit seringkali dianggap sebagai masalah estetika semata, atau hanya sekadar tumpukan lemak yang sama pada setiap orang. Padahal, faktanya, perut buncit bisa bermacam-macam jenisnya, dan masing-masing memiliki penyebab serta cara penanganan yang berbeda. Memahami jenis perut buncit yang dimiliki adalah langkah pertama yang cerdas untuk mengatasinya secara efektif, bukan hanya dengan latihan sit-up tanpa tujuan.

1. Perut Buncit Akibat Stres (Cortisol Belly)

Jenis perut buncit ini umumnya terlihat menonjol di bagian depan perut, terasa lebih padat, dan seringkali disertai dengan penambahan lemak di area punggung bawah. Pemicu utamanya adalah stres kronis. Ketika tubuh terpapar stres berkepanjangan, kelenjar adrenal memproduksi hormon kortisol secara berlebihan. Kortisol berlebihan mendorong penyimpanan lemak visceral (lemak di sekitar organ dalam) di area perut, bahkan pada orang yang tidak terlalu gemuk secara keseluruhan.

Selain bentuk perut, tanda lain dari perut buncit jenis ini adalah sering merasa lelah, sulit tidur, mengidam makanan manis atau berlemak, dan kadang mengalami masalah pencernaan. Penanganannya tidak hanya fokus pada diet atau olahraga keras, melainkan pada pengelolaan stres melalui teknik relaksasi, tidur yang cukup, dan aktivitas fisik ringan seperti yoga atau meditasi.

2. Perut Buncit "Love Handles" (Lemak Subkutan)

Ini adalah jenis perut buncit yang paling umum, ditandai dengan penumpukan lemak yang terlihat jelas di bagian sisi pinggang, sering disebut juga love handles atau "ban pinggang". Lemak ini adalah lemak subkutan, yaitu lemak yang berada tepat di bawah kulit. Umumnya, jenis perut buncit ini disebabkan oleh pola makan yang tidak sehat (tinggi kalori, gula, dan lemak jenuh) serta kurangnya aktivitas fisik.

Lemak subkutan memang lebih mudah terlihat dan dirasakan, namun sebenarnya kurang berbahaya dibandingkan lemak visceral. Penanganannya melibatkan defisit kalori melalui diet seimbang yang kaya serat, protein, dan lemak sehat, serta peningkatan aktivitas fisik yang melibatkan latihan kardio dan kekuatan untuk membakar lemak secara keseluruhan.

3. Perut Buncit Akibat Hormon (Hormonal Belly)

Perubahan atau ketidakseimbangan hormon dapat memengaruhi distribusi lemak tubuh, termasuk di area perut. Ini sering terlihat pada wanita yang mendekati atau memasuki masa menopause, di mana penurunan kadar estrogen dapat memicu penumpukan lemak di perut. Ketidakseimbangan hormon lain seperti hormon tiroid (hipotiroidisme) atau insulin (resistensi insulin) juga bisa berkontribusi.

Perut buncit hormonal mungkin terasa lebih merata di seluruh area perut dan panggul. Penanganannya perlu pendekatan holistik yang mungkin melibatkan penyesuaian gaya hidup, diet yang mendukung keseimbangan hormon, dan dalam beberapa kasus, konsultasi medis untuk penanganan hormonal yang tepat.

4. Perut Buncit Kembung (Bloated Belly)

Jenis perut buncit ini cenderung fluktuatif; perut bisa terlihat rata di pagi hari dan membuncit signifikan setelah makan atau di penghujung hari. Ini bukan penumpukan lemak, melainkan penumpukan gas dan cairan di saluran pencernaan. Penyebab umumnya meliputi:

Intoleransi makanan: seperti laktosa atau gluten.

Sindrom iritasi usus besar (IBS).

Konsumsi makanan pemicu gas: seperti kacang-kacangan, brokoli, atau minuman bersoda.

Makan terlalu cepat atau berbicara sambil makan (menelan banyak udara).

Dysbiosis usus: ketidakseimbangan bakteri baik dan jahat di usus.

Penanganannya berfokus pada identifikasi dan penghindaran pemicu makanan, makan lebih perlahan, mengelola stres, dan mungkin konsumsi probiotik untuk mendukung kesehatan usus.

5. Perut Buncit "Ibu Pasca-Melahirkan" (Postpartum Belly/Diastasis Recti)

Perut buncit ini khas terjadi pada wanita setelah melahirkan. Selain sisa lemak pasca kehamilan, penyebab utamanya bisa jadi diastasis recti, yaitu kondisi di mana otot perut bagian rektus (yang membentuk six-pack) meregang dan terpisah di garis tengah. Hal ini menyebabkan perut terlihat buncit meskipun lemak sudah berkurang.

Latihan perut yang salah (misalnya, crunch atau sit-up tradisional) justru dapat memperburuk diastasis recti. Penanganannya memerlukan pendekatan khusus dengan fisioterapi atau latihan yang berfokus pada penguatan otot inti dalam (transversus abdominis) di bawah pengawasan ahli.

Strategi yang berhasil untuk satu jenis perut buncit mungkin tidak efektif, atau bahkan kontraproduktif, untuk jenis lainnya. Pendekatan yang holistik, mempertimbangkan gaya hidup, diet, tingkat stres, dan kondisi kesehatan hormonal, akan memberikan hasil yang lebih berkelanjutan daripada solusi instan yang seringkali menyesatkan. Konsultasi dengan profesional kesehatan atau ahli gizi dapat membantu dalam diagnosis yang tepat dan penyusunan rencana penanganan yang personal.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved