Mengetahui Faktor Pemicu Demensia Alzheimer yang Dapat Menyerang Siapa Saja
Tanggal: 27 Jan 2025 15:33 wib.
Tampang.com | Demensia adalah kondisi gangguan kognitif yang mempengaruhi ingatan, pemikiran, dan kemampuan pengambilan keputusan. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, diperkirakan bahwa pada tahun 2060, demensia akan mempengaruhi kehidupan sekitar 14 juta orang. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa pada Maret 2023, lebih dari 55 juta orang di seluruh dunia menderita demensia.
Di negara berpenghasilan rendah dan menengah, lebih dari 60 persen penderita demensia tinggal di sana. Setiap tahun, hampir 10 juta kasus demensia baru terjadi. Di Indonesia, jumlah orang yang mengalami demensia Alzheimer saat ini mencapai lebih dari 1,2 juta orang. Prediksi memperkirakan bahwa jumlah ini akan meningkat menjadi 2 juta orang pada tahun 2030.
Demensia merujuk pada penurunan kemampuan mental yang parah yang mengganggu kehidupan sehari-hari. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai penyakit, seperti Alzheimer, Parkinson, stroke, dan trauma kepala. Alzheimer, sebagai salah satu jenis demensia yang umumnya ditemukan, ditandai dengan penurunan daya ingat yang disertai dengan penurunan kemampuan berbicara, berkomunikasi, dan perubahan perilaku. Aktualisasi penyakit ini dapat membuatnya menjadi terminal, artinya tidak dapat disembuhkan dan hingga saat ini belum ada obatnya.
Salah satu lembaga nirlaba yang berkaitan dengan demensia, Alzheimer's Indonesia (ALZI), mencatat beberapa faktor pemicu demensia, termasuk kesibukan yang membuat orang lupa menstimulasi otak dan menjadi tidak aktif dalam kegiatan sehari-hari. Selain itu, faktor lain yang dapat memicu demensia di usia muda, menurut Direktur Eksekutif ALZI, Michael Dirk R. Maitimoe, adalah faktor medis seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan kolesterol tinggi. Faktor gaya hidup yang tidak sehat juga berperan penting sebagai pemicu demensia Alzheimer lebih dini, seperti kurangnya olahraga, kebiasaan minum alkohol, merokok, dan pola makan tidak sehat yang kaya lemak jenuh, gula, atau kurang gizi bagi otak.
Data menunjukkan bahwa demensia Alzheimer, yang berhubungan dengan perubahan genetik dan protein di otak, merupakan salah satu tipe demensia yang sering ditemukan. Faktor risiko yang terkait dengan demensia Alzheimer antara lain adalah pertambahan usia, riwayat keluarga, pola makan tidak sehat, kurangnya berolahraga, merokok, dan minuman beralkohol.
Dari beberapa data dan fakta di atas, terlihat bahwa demensia Alzheimer merupakan sebuah masalah kesehatan yang perlu mendapatkan perhatian serius. Jumlah penderita demensia yang terus meningkat menunjukkan bahwa upaya preventif dan penanganan yang lebih baik perlu dilakukan. Penelitian tentang demensia perlu terus ditingkatkan guna mengidentifikasi lebih banyak faktor risiko serta menyusun strategi pencegahan yang efektif. Selain itu, pendekatan yang holistik juga penting, termasuk edukasi masyarakat tentang pola hidup sehat dan peran keluarga dalam merawat penderita demensia. Dengan demikian, diharapkan dapat mengurangi beban penyakit demensia di masa depan.