Mengelola Teknologi Secara Bijak untuk Kesehatan Keluarga

Tanggal: 2 Jul 2025 12:11 wib.
Hidup di zaman sekarang yang dikuasai oleh teknologi digital menuntut masyarakat untuk beradaptasi dengan cepat dalam menjalani rutinitas sehari-hari. Teknologi bukan hanya sekedar alat untuk mempermudah pekerjaan, tetapi juga membantu dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari berkomunikasi hingga memenuhi kebutuhan dasar keluarga. Sayangnya, kemudahan yang ditawarkan oleh gadget ini sering kali bisa menciptakan jarak antar anggota keluarga, terutama dalam konteks hubungan yang dekat seperti dalam lingkungan keluarga.

Roslina Verauli M. Psi, seorang psikolog klinis yang berkecimpung dalam bidang anak, remaja, dan keluarga dari Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa keluarga pada era digital saat ini bukanlah sosok yang anti-teknologi. Sebaliknya, mereka harus mampu memanfaatkan dan mengelola teknologi dengan bijak agar tetap dapat menjaga hubungan yang sehat di dalam keluarga. Dalam beberapa kesempatan, Vera mengingatkan bahwa meskipun teknologi komunikasi digital bisa memberikan banyak kemudahan, ia juga dapat memicu permasalahan jika penggunaannya tidak dikelola dengan baik.

Salah satu masalah yang muncul berhubungan dengan penggunaan gadget adalah terganggunya interaksi langsung. Misalnya, saat satu anggota keluarga sedang berbicara, anggota keluarga lain mungkin asyik dengan gadget mereka, sehingga interaksi emosional yang seharusnya terjalin bisa terputus. Fenomena ini, yang dikenal sebagai "technoference", pertama kali diungkapkan oleh McDaniel & Coyne pada tahun 2016 dalam Journal of Child and Family Studies. Selain itu, konsep “parental phubbing” yang dideskripsikan oleh Roberts & David pada tahun 2017 juga menyoroti dampak negatif gadget pada interaksi orang tua dan anak, di mana orang tua lebih fokus pada perangkat mereka daripada berkomunikasi dengan anak-anak mereka.

Di sisi lain, Vera menekankan bahwa teknologi digital jika digunakan dengan bijak justru dapat mempererat hubungan keluarga. Misalnya, berbagai aplikasi panggilan video memungkinkan anggota keluarga yang terpisah jarak untuk tetap terhubung, atau grup media sosial bisa digunakan untuk berbagi momen-momen lucu dan menambah kedekatan. Namun, media sosial juga memiliki sisi gelap, terutama bagi anak yang baru mengenal dunia digital. Penggunaan yang tidak terpantau dapat menyebabkan ancaman seperti cyberbullying, kecemasan, dan bahkan gangguan kesehatan mental.

Dalam konteks ini, Teresa Indira Andani MPsi, seorang psikolog klinis dewasa dari Universitas Indonesia, menyatakan pentingnya peran orang tua dalam mendampingi anak-anak mereka saat menggunakan media sosial. Bimbingan yang kuat diperlukan untuk menjaga anak dari risiko yang muncul, seperti tekanan sosial di internet serta kecanduan yang mempengaruhi prestasi belajar.

Vera menambahkan bahwa sangat penting bagi anggota keluarga untuk hadir secara emosional. Artinya, interaksi yang mendalam harus didahulukan daripada keperluan digital. Keluarga dapat sepakat mengenai beberapa aturan, seperti membatasi penggunaan gadget saat makan malam atau sebelum tidur, untuk memastikan momen berkualitas yang dapat memperkuat ikatan antaranggota keluarga. Orang tua diharapkan menjadi contoh yang baik dengan meluangkan waktu tanpa gadget saat bersama keluarga.

Lebih jauh lagi, Vera dan Teresa sepakat bahwa teknologi bisa dimanfaatkan sebagai alat untuk membantu proses belajar. Konten edukatif dapat diakses melalui internet, sehingga anak-anak belajar menyaring informasi secara kritis. Meskipun gadget bermanfaat dalam interaksi dan pembelajaran, aturan terkait durasi penggunaannya juga sangat diperlukan untuk memastikan keseimbangan waktu yang dihabiskan secara online dan offline.

Teresa juga menyoroti bahwa penegakan aturan yang jelas dalam penggunaan media sosial sangat penting untuk melindungi anak-anak dari efek negatif. Misalnya, terlalu banyak terpapar konten yang dangkal dapat diminimalkan agar tidak menurunkan kemampuan berpikir kritis dan motivasi belajar mereka. Selain itu, pemerintah juga memiliki peran strategis dalam mendukung keluarga di era digital dengan mengadakan program parenting yang mengajarkan cara berinteraksi secara sehat dengan teknologi.

Dengan memperingati Hari Keluarga pada tahun 2025, kita diingatkan bahwa hadirnya era digitalisasi berpengaruh penting dalam kehidupan keluarga. Oleh karena itu, penting untuk memiliki pendekatan yang lebih modern dalam menggunakan ruang digital dan memanfaatkannya untuk hal-hal yang positif serta konstruktif demi menciptakan keluarga yang sehat dan cakap digital.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved