Mengejutkan! Negara-Negara yang Masih Mengonsumsi Daging Anjing dan Kontroversinya
Tanggal: 17 Feb 2025 10:42 wib.
Anjing dikenal sebagai hewan yang setia dan cerdas, menjadikannya salah satu hewan peliharaan favorit manusia. Namun, di beberapa belahan dunia, terutama di Asia, konsumsi daging anjing masih menjadi praktik yang cukup umum. Humane Society International memperkirakan sekitar 30 juta anjing dibunuh setiap tahunnya untuk konsumsi manusia.
Negara-Negara dengan Konsumsi Daging Anjing Tertinggi
1. China: Konsumsi Terbesar di Dunia
China menempati posisi teratas sebagai negara dengan konsumsi daging anjing terbesar di dunia, dengan sekitar 10 juta ekor anjing dikonsumsi setiap tahunnya. Tradisi ini telah berlangsung selama ribuan tahun dan masih dipraktikkan di banyak wilayah.
Salah satu daerah yang paling terkenal dalam konsumsi daging anjing adalah Yulin, yang mengadakan Festival Lychee and Dog Meat setiap tahun. Festival ini sering menuai kecaman global karena perlakuan terhadap anjing yang dianggap tidak manusiawi.
Meski demikian, pada tahun 2020, kota Shenzhen dan Zhuhai menjadi dua kota pertama di China yang secara resmi melarang konsumsi daging anjing dan kucing. Kementerian Pertanian China juga telah mengubah status anjing dan kucing dari hewan ternak menjadi hewan pendamping, menandai adanya pergeseran kebijakan terkait konsumsi daging anjing di negara tersebut.
2. Vietnam: Konsumsi Daging Anjing yang Masih Tinggi
Vietnam menempati posisi kedua dalam konsumsi daging anjing secara global. Daging anjing di negara ini sering diolah menjadi berbagai hidangan seperti semur dan sup, bahkan dipanggang dengan bumbu khas.
Banyak masyarakat Vietnam yang percaya bahwa konsumsi daging anjing dapat membawa keberuntungan serta memiliki manfaat kesehatan. Namun, praktik ini mendapat tentangan dari aktivis hak-hak hewan yang berusaha mendorong pemerintah untuk melarangnya.
3. Korea Selatan: Antara Tradisi dan Perubahan
Di Korea Selatan, konsumsi daging anjing semakin berkurang, terutama di kalangan generasi muda yang mulai menentang praktik ini. Namun, masih ada sejumlah restoran yang menyajikan hidangan berbahan dasar daging anjing, terutama dalam bentuk sup yang disebut Boshintang.
Praktik penyembelihan anjing di Korea Selatan dilakukan dengan cara menyetrum, berbeda dengan beberapa negara lain yang menggunakan metode pemukulan, penggantungan, atau bahkan merebus anjing hidup-hidup.
Seiring meningkatnya kesadaran terhadap kesejahteraan hewan, banyak restoran di Korea Selatan yang berhenti menyajikan daging anjing, dan pemerintah mulai mempertimbangkan larangan penuh terhadap konsumsi daging anjing di masa depan.
4. Filipina: Daging Anjing sebagai Bahan Masakan Khas
Di Filipina, daging anjing digunakan dalam hidangan tradisional yang disebut Asocena. Meski praktik ini masih ada, pemerintah Filipina telah menetapkan larangan ketat terkait konsumsi dan perdagangan daging anjing, terutama di kota-kota besar.
Namun, masih ada pasar gelap yang menjual daging anjing secara ilegal. Organisasi perlindungan hewan terus berupaya menghentikan praktik ini dengan kampanye edukasi serta tindakan hukum.
5. Indonesia: Konsumsi Daging Anjing yang Masih Eksis
Meskipun Indonesia tidak berada di daftar teratas, konsumsi daging anjing masih cukup signifikan, dengan sekitar 5% populasi yang mengonsumsinya.
Perdagangan daging anjing di Indonesia dianggap berisiko tinggi karena penyebaran penyakit seperti rabies. Selain itu, metode penyembelihan yang digunakan sering kali tidak memenuhi standar kebersihan dan kesejahteraan hewan.
Beberapa daerah seperti Solo, Manado, dan Bali masih memiliki pasar yang menjual daging anjing. Namun, tekanan dari organisasi kesejahteraan hewan semakin meningkat, mendorong pemerintah daerah untuk mulai menindak perdagangan ilegal daging anjing.
Negara yang Sudah Melarang Konsumsi Daging Anjing
Di sisi lain, beberapa negara di Asia telah mengambil langkah untuk melarang konsumsi daging anjing secara penuh.
Taiwan menjadi negara Asia pertama yang melarang konsumsi daging anjing dan kucing serta melarang penjualan hewan tersebut untuk tujuan konsumsi sejak 2017. Pelanggar dapat dikenakan denda besar, dipermalukan di depan publik, dan bahkan menghadapi hukuman penjara.
Hong Kong juga telah melarang penyembelihan dan penjualan daging anjing serta kucing selama beberapa dekade terakhir, meskipun konsumsi pribadi masih belum sepenuhnya dilarang.
Bahaya Konsumsi Daging Anjing bagi Kesehatan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa konsumsi daging anjing dapat membawa risiko kesehatan yang serius, termasuk:
Rabies: Penyakit mematikan yang dapat menyebar ke manusia melalui gigitan atau kontak dengan darah anjing yang terinfeksi.
Kolera: Bakteri yang dapat berkembang dalam kondisi sanitasi yang buruk saat pengolahan daging anjing.
Trichinellosis: Infeksi parasit yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan komplikasi serius lainnya.
Karena alasan-alasan tersebut, banyak negara mulai mempertimbangkan untuk melarang konsumsi daging anjing secara penuh demi melindungi kesehatan masyarakat serta kesejahteraan hewan.
Kesimpulan
Meskipun konsumsi daging anjing masih terjadi di beberapa negara, kesadaran global tentang kesejahteraan hewan semakin meningkat. Banyak negara yang mulai melarang praktik ini, sementara negara lain masih mempertahankan tradisi mereka.
Dengan meningkatnya tekanan dari aktivis dan organisasi kesejahteraan hewan, diharapkan konsumsi daging anjing akan terus menurun di masa depan. Bagi pecinta hewan, ini adalah langkah penting dalam menciptakan dunia yang lebih ramah terhadap anjing dan hewan lainnya.