Mengatasi Menoragia bagi Perempuan yang Berencana Hamil: Fokus pada Kesuburan dan Penanganan Khusus
Tanggal: 30 Mei 2025 21:45 wib.
Jakarta, Indonesia – Menstruasi yang berlangsung lebih dari delapan hari dengan volume darah melebihi 80 mililiter (ml) per siklus dikenal sebagai perdarahan menstruasi berat (PMB) atau menoragia. Kondisi ini, jika tidak ditangani dengan tepat, dapat menyebabkan anemia defisiensi besi. Bagi perempuan yang berencana hamil, menjaga tubuh agar tidak anemia menjadi sangat krusial, mengingat anemia dapat membahayakan ibu hamil dan janin.
Lalu, bagaimana penanganan menoragia bagi perempuan yang ingin hamil? “Kalau pengin hamil, tentunya pengobatan untuk hamil karena itu lebih urgent,” kata Dr. dr. Achmad Kemal Harzif, Sp.OG, Subsp.FER, dalam acara diskusi media bertajuk “#KnowYourFlow, Kenali Perdarahan Haid Berat dan LNG IUS untuk Terapi PBM” di Jakarta Selatan, Senin (26/5/2025).
Tantangan Pengobatan Menoragia pada Perencanaan Kehamilan
Bagi perempuan yang berencana untuk hamil, dokter kandungan tidak dapat langsung memberikan obat-obatan menoragia yang bersifat umum. Pasalnya, sebagian besar obat untuk menoragia berpotensi mengganggu peluang perempuan untuk hamil karena efek kontraseptifnya.
Oleh karena itu, pengobatan yang diberikan akan bersifat non-kontraseptif, seperti pemberian asam traneksamat atau Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs). Obat-obatan ini bertujuan untuk mengurangi volume perdarahan tanpa memengaruhi kesuburan.
“Kalau misalnya masih terdapat gejala, kalau (pengobatan) sudah dicoba tetapi enggak berhasil, biasanya dirujuk ke rumah sakit yang (pelayanannya) lebih lengkap,” tutur Kemal.
Gejala Menoragia yang Perlu Diwaspadai dan Penanganan Lanjut
Ada beberapa gejala menoragia yang perlu diperhatikan sebagai tanda peringatan:
Darah haid berbentuk gumpalan besar atau mirip hati ayam.
Durasi haid lebih dari delapan hari.
Frekuensi mengganti pembalut setiap satu sampai dua jam.
Jika gejala-gejala ini muncul dan pengobatan awal tidak efektif, rujukan ke rumah sakit dengan fasilitas lebih lengkap menjadi penting. Hal ini diperlukan untuk mempertimbangkan cara pengobatan lainnya, melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan analisis kompleks, atau bahkan mempertimbangkan prosedur intervensi atau pembedahan jika diperlukan.
Kemal juga menambahkan, “Tapi kalau enggak pengin hamil, banyak pengobatan medis. Paling gampang ada pil KB.” Ini menggarisbawahi perbedaan pendekatan penanganan menoragia, disesuaikan dengan rencana kehamilan pasien.
Dengan demikian, bagi perempuan yang ingin hamil dan mengalami menoragia, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan agar mendapatkan penanganan yang tepat dan aman, demi kesehatan ibu dan janin di masa depan