Mengapa Wanita Menghadapi Tantangan Dalam Menurunkan Berat Badan? Temukan 5 Penyebab Utamanya!
Tanggal: 18 Feb 2025 08:22 wib.
Memiliki berat badan yang ideal bukan hanya impian bagi banyak wanita, tetapi juga merupakan tujuan kesehatan yang penting. Baik pria maupun wanita berupaya untuk mencapai berat badan yang seimbang melalui berbagai cara, seperti menerapkan pola diet yang sehat, berolahraga secara teratur, serta meninggalkan kebiasaan buruk seperti begadang. Namun, sering kali ada paradox yang mengecewakan ketika sebuah usaha yang maksimal tidak diimbangi dengan hasil yang diinginkan. Ini adalah kenyataan yang sering dihadapi oleh banyak wanita. Lalu, mengapa wanita cenderung lebih sulit menurunkan berat badan dibandingkan pria?
Menurut penjelasan dari Cleveland Clinic yang dipublikasikan oleh ahli endokrinologi Marcia Griebeler pada 21 Maret 2024, ada beberapa faktor yang membuat wanita sulit menurunkan berat badan. Mari kita bahas satu per satu.
1. Komposisi Tubuh yang Berbeda
Struktur tulang dan distribusi lemak dalam tubuh pria dan wanita cukup berbeda. Wanita cenderung memiliki kapasitas penyimpanan lemak yang lebih besar dibandingkan pria. Ini berarti, tubuh wanita secara alami memiliki kecenderungan untuk menyimpan lebih banyak lemak, terutama pada area tertentu seperti pinggul dan paha.
2. Metabolisme yang Lebih Rendah
Berdasarkan informasi yang dilansir dari UPMC pada 25 Juli 2018, laju metabolisme wanita secara alami lebih lambat dibandingkan pria. Hal ini membuat tubuh wanita menghabiskan lebih sedikit kalori untuk fungsi normal seperti bernapas dan menjaga fungsi organ. Ketika kalori tidak terpakai, mereka disimpan dalam bentuk lemak, yang berkontribusi pada tantangan penurunan berat badan.
3. Pengaruh Hormon dan Menopause
Hormon memiliki peran penting dalam pengaturan berat badan wanita. Fluktuasi hormon seperti estrogen dan progesteron dapat mempengaruhi nafsu makan dan retensi air, terutama saat menstruasi. Selepas menopause, perubahan hormon semakin memperlambat metabolisme dan sering kali mengarah pada penumpukan lemak di bagian perut, sehingga semakin memperberat usaha penurunan berat badan.
4. Dampak Kehamilan
Kehamilan adalah fase di mana wanita mengalami peningkatan berat badan dan lemak tubuh. Sayangnya, tidak semua berat badan ini hilang setelah melahirkan. Griebeler menjelaskan bahwa banyak ibu baru menemui kesulitan dalam membagi waktu untuk beristirahat dan berolahraga akibat tuntutan mengasuh anak. Kurang tidur dapat menyebabkan peningkatan produksi hormon kortisol, yang berkontribusi pada peningkatan nafsu makan dan kesulitan pembakaran lemak. Ditambah lagi, kelelahan setelah melahirkan tentu tidak menyisakan banyak energi untuk berolahraga.
5. Ketidakseimbangan Hormon Seperti PCOS
Sindrom ovarium polikistik (PCOS) adalah kondisi yang umum terjadi pada wanita dan sering membuat mereka harus berjuang lebih keras untuk menurunkan berat badan. PCOS menyebabkan resistensi insulin yang menyulitkan pembakaran lemak. Griebeler juga menyoroti bahwa ketidakseimbangan hormon dari kondisi lain seperti sindrom Cushing, hashimoto, dan hipotiroidisme juga dapat memperburuk masalah berat badan yang dihadapi wanita.
Dengan memahami berbagai faktor ini, kita dapat lebih menghargai perjuangan yang dihadapi wanita dalam usaha menurunkan berat badan. Masing-masing faktor membawa tantangan tersendiri, dan kesadaran akan hal ini bisa membantu dalam menetapkan tujuan yang lebih realistis dan pendekatan yang lebih baik untuk mencapai berat badan yang ideal.