Mengapa Makin Berumur Makin Susah Tidur Malam?
Tanggal: 15 Agu 2025 13:11 wib.
Seiring dengan bertambahnya usia, banyak dari kita yang merasakan perubahan dalam pola tidur. Sama halnya dengan kulit yang semakin kering dan ketidakmampuan sistem pencernaan untuk mengolah makanan pedas, kualitas tidur kita juga dipengaruhi oleh proses penuaan. Makin berumur, banyak orang yang mengalami kesulitan tidur, dan hal ini adalah sesuatu yang umum terjadi.Selama bertahun-tahun, durasi tidur dan tingkat ternyatakannya bisa berubah, dan mendalami perubahan ini akan membantu kita menyesuaikan kebiasaan tidur agar tak kehilangan waktu istirahat yang berharga. Dr. Bijoy John, seorang pakar kesehatan tidur, menyatakan bahwa struktur tidur di usia 20-an sangat berbeda dibandingkan dengan 60-an, terutama dalam hal tidur nyenyak. Penelitian menunjukkan bahwa individu cenderung kehilangan sekitar 10 hingga 20 menit tidur setiap dekade, dimulai sejak usia 20 sampai menginjak usia 60 tahun. Ini berarti bahwa orang dewasa yang berusia di atas 60 tahun sebenarnya masih membutuhkan waktu tidur yang sama, yaitu sekitar tujuh hingga sembilan jam dalam semalam. Namun, kenyataannya, banyak dari mereka mengalami kesulitan untuk mendapatkan waktu tidur yang cukup. "Bahkan ketika mereka berhasil tertidur, seringkali mereka menghabiskan lebih banyak waktu di fase tidur ringan," tambah Dr. John. Selain itu, Dr. Chris Allen, pakar kesehatan tidur lainnya, menjelaskan beberapa perubahan umum yang terjadi pada pola tidur seiring bertambahnya usia. Durasi tidur umumnya berkurang, dengan malam yang lebih sedikit dibandingkan generasi yang lebih muda. Tidur menjadi lebih terfragmentasi, dan frekuensi terbangun di malam hari meningkat. Durasi tidur dalam fase ringan pun lebih banyak, sementara fase tidur REM yang penting untuk pemulihan mental dan fisik cenderung menurun.Selain faktor penuaan fisik, gaya hidup juga dapat berkontribusi terhadap perubahan pola tidur. Misalnya, orang tua yang sudah pensiun mungkin lebih sering tidur siang di siang hari dan kurang aktif bergerak, sehingga berpengaruh juga terhadap kualitas tidur mereka di malam hari, seperti yang diungkapkan oleh dokter spesialis tidur, Abhay Sharma. Perubahan pada kesehatan fisik dan mental, seperti diabetes, gangguan pencernaan, kecemasan, dan kondisi lain yang muncul seiring bertambahnya usia, juga bisa memengaruhi kualitas tidur seseorang.Kondisi yang disebut sindrom fase tidur lanjut (ASPS) juga umum terjadi pada orang lanjut usia. "Ini adalah kondisi yang menyebabkan seseorang tidur lebih awal namun terbangun di tengah malam dengan kesulitan untuk kembali tidur," kata Dr. John. Faktor-faktor lain yang bisa berkontribusi adalah kurangnya rutinitas, minimnya paparan sinar matahari, serta perasaan kesepian dan kebosanan.Untuk membantu mengatasi gangguan tidur yang sering dialami orang dewasa yang lebih tua, para ahli memberikan beberapa tips berguna. Pertama, tetap aktif beraktivitas di siang hari, meskipun sudah pensiun. Aktivitas fisik dapat mendorong keinginan tidur di malam hari. Selain itu, waktu tidur siang juga perlu dibatasi agar tidak terlalu lama. Melakukan olahraga secara teratur juga sangat dianjurkan, tetapi disarankan untuk dilakukan di pagi atau siang hari agar tidak mengganggu tidur malam.Membangun rutinitas tidur yang konsisten juga penting, sehingga tubuh dapat beradaptasi dengan pola tersebut. Saat terbangun di malam hari, disarankan untuk tidak langsung membuka ponsel, yang dapat merangsang otak dan membuat sulit kembali tidur. Jika sulit tidur kembali, cobalah untuk bangkit dari tempat tidur dengan tenang, melakukan aktivitas ringan seperti membaca buku, sebelum berbaring kembali.Dengan memahami perubahan dalam pola tidur seiring bertambahnya usia, kita dapat mempersiapkan diri untuk menjadikan waktu tidur lebih baik walaupun banyak tantangan yang datang seiring pertambahan usia. Ada banyak langkah yang bisa kita ambil untuk menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut dan meningkatkan kualitas tidur yang baik demi kesehatan dan kualitas hidup yang lebih baik.