Mengapa Keluarga Kaya China Memilih Hong Kong untuk Family Office?
Tanggal: 23 Jun 2024 18:45 wib.
Sebuah tren menarik muncul di kalangan keluarga kaya asal China, di mana mereka lebih memilih untuk menyalurkan kekayaannya dan membangun family office di Hong Kong daripada Singapura. Alasan di balik keputusan ini dipahami sebagai respons terhadap berbagai hambatan yang dihadapi ketika mendirikan usaha di Singapura. Artikel ini akan mengulas lebih dalam mengenai fenomena ini, serta mencoba memahami faktor-faktor yang mendorong perubahan ini.
Hong Kong dan Singapura telah lama menjadi pusat persaingan untuk menarik investasi dari China. Namun, meskipun Singapura terkenal sebagai sebuah negara yang melakukan pengawasan ketat dan memiliki regulasi yang ketat dalam mencegah pencucian uang, hal tersebut justru menyulitkan pihak dari China yang berusaha untuk mengajukan permohonan.
Menurut laporan dari Nikkei Asia yang mengutip wawancara dengan para profesional yang bekerja di family office, keluarga kaya China melihat kesulitan berbisnis di Singapura sebagai alasan utama memilih Hong Kong. Salah seorang sumber menyatakan bahwa tiga kliennya dalam enam bulan terakhir memutuskan untuk mendirikan kantor keluarga di Hong Kong. Alasan utamanya adalah kemudahan dan kecepatan dalam proses pendirian kantor, yang hanya memerlukan beberapa minggu di Hong Kong dibandingkan dengan lebih dari satu tahun di Singapura.
Tidak hanya itu, sumber lain juga mencatat bahwa banyak individu yang mengelola kekayaan mereka lebih memilih Hong Kong daripada Singapura. Bahkan, beberapa kasus juga mengungkapkan bahwa permintaan pendirian kantor di Hong Kong mendapat tanggapan positif, setelah sebelumnya ditolak untuk mendapatkan insentif pajak di Singapura.
Selain itu, proses pengajuan di Hong Kong tidak mengharuskan para pemohon untuk menjelaskan apakah mereka pernah ditolak di tempat lain. Hal ini menunjukkan bahwa Hong Kong memiliki fleksibilitas yang lebih besar daripada Singapura dalam hal penanganan proses pendirian kantor.
Di sisi lain, Singapura yang melakukan pengawasan ketat terhadap aliran dana dari luar negaranya juga telah mengalami beberapa insiden terkait tindak pencucian uang. Pada bulan Agustus sebelumnya, 10 pemegang paspor dari berbagai negara termasuk China, terlibat dalam kasus pencucian uang terbesar di Singapura. Ini menandakan bahwa meskipun Singapura memiliki regulasi yang ketat, namun tetap ada tantangan dalam mengawasi aliran dana secara efektif.
Mengutip pernyataan dari seorang profesional yang bekerja di family office, Hong Kong dianggap lebih menarik sebagai tempat untuk menyalurkan kekayaan, dibandingkan dengan Singapura yang semakin memperketat proses pendirian kantor dan pengawasan aliran dana.