Sumber foto: Canva

Mengapa Banyak Orang Alami Dehidrasi Ringan Tanpa Sadar?

Tanggal: 28 Agu 2025 14:46 wib.
Kita semua tahu pentingnya minum air. Botol air minum dan imbauan untuk tetap terhidrasi sudah jadi bagian dari keseharian. Namun, anehnya, banyak dari kita yang justru mengalami dehidrasi ringan setiap harinya tanpa menyadarinya. Dehidrasi seringkali disalahpahami sebagai kondisi parah yang hanya terjadi pada saat cuaca sangat panas atau setelah olahraga berat. Padahal, dehidrasi ringan bisa jadi masalah kronis yang memengaruhi kinerja dan kesehatan secara diam-diam. Kenapa hal ini bisa terjadi, dan apa saja tanda-tanda yang sering kita abaikan?

Sinyal Tubuh yang Sering Dianggap Sepele

Salah satu alasan utama mengapa dehidrasi ringan sulit dikenali adalah karena gejala awalnya sering kita anggap remeh. Kehausan adalah sinyal paling jelas, tapi terkadang kehausan sudah muncul saat tubuh sudah sedikit mengalami kekurangan cairan. Bahkan, kita sering salah mengartikan rasa haus sebagai lapar. Ini karena area di otak yang mengontrol sinyal haus dan lapar sangat berdekatan. Alhasil, saat tubuh butuh cairan, kita malah mencari camilan, bukan segelas air.

Selain itu, gejala dehidrasi ringan juga sering disamarkan dengan kondisi lain. Sakit kepala ringan yang muncul di siang hari sering dianggap akibat kurang tidur atau stres. Padahal, bisa jadi itu adalah tanda otak sedang kekurangan cairan. Begitu juga dengan rasa lesu atau lemas, yang sering kita anggap sebagai efek dari aktivitas padat. Padahal, tubuh kita membutuhkan air untuk menghasilkan energi. Kurangnya cairan bisa membuat metabolisme melambat dan kita jadi merasa lelah. Perubahan suasana hati, seperti mudah marah atau cemas, juga bisa jadi sinyal bahwa otak tidak berfungsi optimal karena dehidrasi.

Gaya Hidup Modern yang Menghambat Hidrasi

Gaya hidup kita saat ini juga turut berperan dalam dehidrasi tanpa sadar. Kita seringkali terlalu sibuk dan tidak sempat untuk minum air secara teratur. Jadwal yang padat, rapat yang beruntun, atau fokus pada pekerjaan di depan layar bisa membuat kita lupa untuk mengambil jeda sejenak dan minum. Minum kopi atau teh juga jadi kebiasaan. Meskipun mengandung air, kafein di dalamnya bersifat diuretik, yang justru bisa membuat kita lebih sering buang air kecil dan kehilangan cairan lebih cepat dari yang kita minum.

Ruangan ber-AC yang dingin dan minim kelembapan juga bisa membuat tubuh kehilangan cairan lebih cepat melalui pernapasan, tanpa kita merasakan sensasi panas atau haus yang intens. Begitu juga dengan kebiasaan mengonsumsi makanan olahan yang tinggi garam dan gula. Makanan-makanan ini memerlukan lebih banyak air untuk diproses oleh tubuh, sehingga bisa mempercepat proses dehidrasi jika tidak diimbangi dengan asupan cairan yang cukup.

Kurangnya Kesadaran akan Kebutuhan Air

Kita cenderung hanya minum air saat haus atau saat makan. Padahal, kebutuhan cairan tubuh tidak hanya bergantung pada rasa haus. Faktor-faktor seperti aktivitas fisik, iklim, bahkan kondisi kesehatan, semua memengaruhi berapa banyak air yang kita butuhkan. Banyak dari kita tidak benar-benar tahu berapa jumlah air yang ideal untuk dikonsumsi setiap hari, yang membuat kita seringkali kekurangan cairan secara kronis.

Penting untuk membedakan antara minum untuk menghilangkan rasa haus dan minum untuk memenuhi kebutuhan hidrasi. Kelembapan mulut dan rasa haus yang hilang tidak selalu berarti tubuh sudah sepenuhnya terhidrasi. Urin yang berwarna kuning pekat adalah salah satu indikator paling sederhana dan paling akurat bahwa tubuh membutuhkan lebih banyak air. Urin yang berwarna kuning muda atau bening adalah tanda hidrasi yang baik.

Kurangnya kesadaran ini juga diperparah oleh ketersediaan minuman-minuman manis yang lebih menarik bagi sebagian orang. Minuman bersoda, jus kemasan, atau minuman berenergi seringkali terasa lebih segar, padahal kandungan gulanya bisa memperburuk dehidrasi. Tubuh harus bekerja lebih keras untuk memproses gula ini, yang pada akhirnya memerlukan lebih banyak air.

Dampak Jangka Panjang yang Mengkhawatirkan

Jika dibiarkan terus-menerus, dehidrasi ringan kronis bisa berdampak serius pada kesehatan. Selain kinerja kognitif yang menurun, dehidrasi ringan juga bisa memengaruhi sistem pencernaan, menyebabkan sembelit. Ginjal kita juga bekerja lebih keras untuk memfilter limbah dari darah tanpa cairan yang cukup, meningkatkan risiko batu ginjal. Kulit yang dehidrasi juga cenderung lebih kering, kusam, dan rentan terhadap masalah.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved