Sumber foto: Google

Meme Anomali di TikTok: Dampak Konten Aneh terhadap Anak dan Perkembangan Otak

Tanggal: 17 Mei 2025 14:06 wib.
Tampang.com | Belakangan ini, meme anomali atau yang juga dikenal sebagai Italian brainrot tengah viral di TikTok. Konten ini menampilkan sekitar 20 karakter unik yang dibuat dengan kecerdasan buatan (AI). Bentuk karakter yang aneh—hasil gabungan hewan dengan benda mati, hewan dengan manusia, atau manusia dengan benda mati—menjadikan meme ini begitu berbeda dan menarik perhatian, terutama generasi Alpha.

Namun, di balik tren yang menghibur ini, ada kekhawatiran dari para ahli mengenai dampak meme anomali terhadap perkembangan anak-anak yang kerap mengakses konten tersebut.


Apa Itu Meme Anomali?

Meme anomali terdiri dari gambar atau video berdurasi pendek dengan karakter yang tidak lazim dan desain yang aneh. Contoh karakter yang cukup populer antara lain “Tung tung tung sahur” dan “Ballerina cappuccina.” Karakter-karakter ini sering muncul secara cepat dan berubah-ubah dalam satu video pendek, membuatnya mudah viral di platform seperti TikTok.


Risiko Overstimulasi Saraf pada Anak

Dr. dr. Taufiq Pasiak, M.Kes., M.Pd.I., seorang ilmuwan otak dan Dekan FK UPN Veteran Jakarta, menjelaskan bahwa durasi video yang sangat singkat dengan perubahan cepat dan visual yang penuh warna dapat menyebabkan overstimulasi sistem saraf anak.

"Video yang terdiri dari potongan-potongan cepat dan penuh warna membuat sistem dopaminergik di otak anak jadi hiperaktif," jelas dr. Taufiq. Akibatnya, anak bisa mengalami kelebihan stimulasi yang mengganggu proses perkembangan saraf.

Karakter aneh yang tiba-tiba muncul dalam konten ini juga membuat anak bingung, karena mereka tidak bisa mengenali bentuk dan fungsi karakter tersebut secara tepat.


Fokus Anak Menjadi Terganggu

Efek kejut yang terus-menerus dari video berdurasi singkat ini membuat anak-anak lebih tertarik pada konten tersebut dibandingkan dengan video yang memiliki alur cerita jelas. Sayangnya, ini mengakibatkan penurunan kemampuan anak dalam mempertahankan perhatian dan mengendalikan diri.

Bagian otak yang bernama korteks prefrontal, yang berperan penting dalam mengatur fokus, pengambilan keputusan, dan kontrol diri, masih dalam tahap perkembangan pada anak. Paparan konten cepat dan tidak terstruktur dapat memperlambat kematangan fungsi otak ini.


Gangguan Regulasi Emosi dan Persepsi Realita

Konten meme anomali sering menampilkan adegan-adegan yang bertentangan dengan norma nyata, seperti kekerasan yang diselingi dengan tawa atau ekspresi ceria. Hal ini bisa membuat anak sulit membedakan mana yang serius dan mana yang bercanda, sehingga berpotensi mengganggu regulasi emosional mereka.

"Anak yang terlalu sering menonton konten semacam ini bisa kehilangan kemampuan membedakan realita dengan fantasi," kata dr. Taufiq.


Mengganggu Imajinasi dan Pola Berpikir Anak

Berbeda dengan konten anak-anak yang biasanya mengandung alur cerita dengan sebab dan akibat jelas, meme anomali tidak memiliki narasi yang terstruktur. Akibatnya, kemampuan berpikir anak menjadi terfragmentasi dan tidak terorganisir dengan baik.

Ini berdampak pada metakognisi, yaitu kemampuan anak untuk memahami dan mengontrol cara berpikirnya sendiri. Anak yang terlalu sering terpapar konten ini cenderung berpikir secara lompat-lompat tanpa urutan logis.


Kontradiksi Nilai dan Kebingungan Karakter

Orangtua biasanya menanamkan nilai-nilai tertentu yang membantu anak mengenali tokoh baik dan jahat dalam cerita. Namun, meme anomali sering menampilkan tokoh antagonis yang tampak lucu dan ramah, atau sebaliknya, tokoh baik yang tampil aneh dan menakutkan.

Contohnya, karakter “Tung tung tung sahur” yang tersenyum sambil melakukan kekerasan, memberikan pesan kontradiktif yang membingungkan anak mengenai norma dan nilai dalam kehidupan sehari-hari.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved