Memahami Ancaman Kutu dan Cara Efektif Menghindarinya
Tanggal: 30 Jun 2025 10:00 wib.
Hewan kecil yang sering kali terabaikan, kutu, ternyata dapat menimbulkan dampak kesehatan yang serius bagi manusia. Melalui gigitan mereka, kutu dapat memicu beragam penyakit berbahaya. Proses penularan dimulai ketika kutu menghisap darah dari makhluk hidup yang terinfeksi, membawa serta bakteri, virus, atau parasit penyebab penyakit. Ketika mereka berpindah ke inang baru dan menggigit, patogen ini dapat disuntikkan ke dalam tubuh korbannya.
Sebagai informasi, laporan dari Health mengungkapkan bahwa di Amerika Serikat, terdapat sekitar 17 jenis penyakit yang bisa ditularkan oleh berbagai spesies kutu. Penyakit Lyme bisa dibilang adalah yang paling umum dan bertanggung jawab atas hampir 80 persen dari seluruh kasus yang tercatat, penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri yang dapat menimbulkan gejala seperti kelelahan ekstrem, sakit kepala, dan ruam kulit yang mengganggu.
Selain Lyme, kutu juga dapat menyebabkan infeksi-bertubuh lain yang mungkin kurang dikenal masyarakat, seperti babesiosis yang merupakan infeksi parasit pada sel darah merah, serta tularemia, yaitu infeksi bakteri yang bisa menjadi sangat serius, meskipun ada antibiotik yang dapat menanganinya.
Ada juga anaplasmosis, infeksi bakteri dengan gejala mirip flu, dan sindrom Alpha-gal, yang merupakan alergi langka terhadap daging merah yang muncul setelah gigitan kutu. Tingkat kutu yang membawa patogen bervariasi, antara 0 hingga 50 persen, dan ini sangat bergantung pada lokasi geografis. Sebagai contoh, kutu kaki hitam yang biasa dijumpai di bagian tenggara AS cenderung tidak mengandung infeksi.
Menariknya, ada beberapa patogen yang bisa ditularkan hanya dalam waktu kurang dari 15 menit setelah kutu menempel pada kulit. Namun, untuk penyakit Lyme, kutu harus menempel selama beberapa jam, dan dalam beberapa kasus bahkan lebih dari 24 jam sebelum bisa menularkan penyakit tersebut.
Dr. Charlotte Mao, seorang dokter spesialis penyakit menular anak dan anggota Dewan Penasihat Ilmiah untuk Bay Area Lyme Foundation, menjelaskan bahwa kutu tidak bisa terbang atau melompat. Mereka menunggu di vegetasi dengan kaki belakang dan menjulurkan kaki depannya, menanti inangnya, baik itu manusia atau hewan, lewat agar bisa berpindah ke tubuh mereka.
Ketika kesempatan itu datang, kutu akan merangkak ke berbagai bagian tubuh inang sebelum akhirnya menggigit. Kutu dapat bersembunyi di berbagai tempat di tubuh, seperti dada, bahu, pergelangan kaki, dan area tubuh lainnya. Namun, mereka cenderung menjelajahi area yang hangat, seperti lipatan kulit atau tempat di mana pakaian menempel.
Sebuah survei dari tahun 2020 menunjukkan bahwa dari 722 kutu rusa yang menempel pada manusia, kebanyakan ditemukan di paha (sekitar 16 persen), diikuti oleh pinggang, perut, dan selangkangan. Selain itu, ada juga yang keberadaannya terdeteksi di bagian punggung atas, kulit kepala, betis, lengan atas, belakang lutut, ketiak, serta leher hingga punggung bawah.
Terutama pada anak-anak, kutu lebih rentan menggigit di sekitar kepala dan leher karena mereka sering kali bermain dan berguling-guling di area rerumputan, membuat kepala mereka dekat dengan ketinggian vegetasi tempat kutu menanti. Kutu lone star, yang dapat ditemukan di wilayah timur, tenggara, dan tengah selatan AS, cukup agresif, menularkan kuman seperti ehrlichiosis dan penyakit virus Heartland, meskipun tidak menyebabkan penyakit Lyme. Kutu ini cenderung menggigit area bawah tubuh, seperti kaki atau paha.
Sementara itu, kutu anjing, yang biasanya terdapat di sebelah timur Pegunungan Rocky, dapat menularkan penyakit seperti anaplasmosis dan babesiosis serta cenderung memanjat ke bagian atas tubuh untuk menggigit leher atau kepala.
Untuk mencegah gigitan kutu, Departemen Pertanian AS merekomendasikan beberapa langkah penting. Setelah melakukan aktivitas di luar ruangan seperti hiking, berkebun, atau piknik, sangat disarankan untuk mandi atau membilas tubuh setidaknya dalam waktu dua jam. Tindakan ini bertujuan untuk mendeteksi atau membersihkan kutu yang mungkin menempel pada kulit, karena biasanya kutu membutuhkan waktu beberapa jam untuk menggali dan mencapai kulit untuk menggigit. Terlebih, beberapa jenis kutu, seperti kutu berkaki hitam, berukuran sangat kecil dan bisa saja tidak langsung terlihat.
Melakukan pemeriksaan tubuh secara menyeluruh juga sangat dianjurkan. Gunakan cermin genggam atau cermin besar untuk memastikan tidak ada kutu yang luput di area-arah sulit dijangkau seperti ketiak, pusar, telinga, dan bagian rambut. Meminta bantuan orang lain dapat menjadi pilihan yang baik untuk memeriksa area yang sulit, terutama di kulit kepala atau punggung.
Biasanya, gigitan kutu paling mudah dikenali ketika kutu tersebut masih menempel pada kulit dan sedang menghisap darah dari inangnya. Seperti halnya gigitan serangga lainnya, gigitan kutu biasanya ditandai dengan benjolan merah pada bagian kulit yang tergigit. Mengenali dan memahami kutu serta penyakit yang ditimbulkannya menjadi langkah awal yang penting untuk menjaga kesehatan dan keamanan kita.