Mau Tahu Kenapa Manusia Sering Galau? Teori Freud Bisa Menjawabnya!
Tanggal: 28 Agu 2025 14:09 wib.
Pernah merasa tiba-tiba galau tanpa alasan jelas? Hati terasa bimbang, pikiran kacau, dan emosi campur aduk. Ternyata, fenomena ini bukan sekadar perasaan biasa. Menurut Sigmund Freud bapak psikologi modern kegelisahan manusia berkaitan erat dengan pertarungan tiga elemen batin dalam diri kita, yaitu Id, Ego, dan Superego.
Melalui teorinya, Freud menjelaskan bagaimana konflik batin ini memengaruhi cara kita berpikir, merasakan, dan mengambil keputusan. Yuk, kita bahas lebih dalam!
1. Tiga "Pemain Utama" dalam Psikologi Freud
Menurut Freud, kepribadian manusia terbentuk dari interaksi tiga komponen psikis yang saling tarik-menarik:
a. Id Sumber Dorongan Naluriah
Id adalah bagian paling dasar dari kepribadian manusia. Ia bekerja di alam bawah sadar dan hanya peduli pada kepuasan instan. Id mengikuti prinsip kesenangan (pleasure principle), yang mendorong kita untuk memenuhi keinginan tanpa memikirkan konsekuensi.
Contoh: membeli tas mahal hanya karena "pengen sekarang" tanpa mempertimbangkan kondisi keuangan.
b. Ego Sang Penengah Rasional
Ego berperan sebagai penyeimbang antara keinginan Id dan nilai-nilai moral Superego. Ia bekerja berdasarkan prinsip realitas (reality principle), sehingga membantu kita membuat keputusan logis dan realistis.
Ego mengajarkan kita menunda kepuasan sesaat demi hasil jangka panjang yang lebih baik.
c. Superego Penjaga Moral dan Norma
Superego adalah suara hati kita. Bagian ini merepresentasikan nilai-nilai, aturan, dan norma yang kita pelajari sejak kecil dari orang tua, agama, dan masyarakat. Superego membuat kita merasa bersalah jika melakukan hal yang bertentangan dengan prinsip moral.
Namun, Superego yang terlalu dominan bisa membuat kita menjadi perfeksionis, terlalu keras pada diri sendiri, dan mudah merasa tidak cukup baik.
2. Drama Batin: Konflik Abadi antara Id, Ego, dan Superego
Bayangkan Id sebagai kuda liar penuh tenaga, Ego sebagai penunggang yang berusaha mengendalikan, dan Superego sebagai ayah tegas yang selalu memberi peringatan. Ketiganya terus berseteru dalam keseharian kita.
Jika Id terlalu dominan, kita jadi impulsif dan bertindak tanpa berpikir panjang.
Jika Superego lebih kuat, kita bisa jadi terlalu takut salah, penuh rasa bersalah, dan sulit memaafkan diri sendiri.
Jika Ego sehat dan seimbang, kita bisa mengambil keputusan dengan bijak dan sesuai realita.
Menurut Verywell Mind, keseimbangan antara ketiganya adalah kunci kepribadian yang matang dan sehat. Tanpa keseimbangan, konflik batin bisa memicu stres, kecemasan, bahkan depresi.
3. Relevansi Teori Freud dalam Kehidupan Modern
Walau sudah lebih dari 100 tahun, teori Freud masih relevan hingga sekarang. Dalam dunia modern, kita sering berada di persimpangan dilema:
Id: ingin resign karena stres kerja.
Superego: takut mengecewakan orang tua dan bos.
Ego: memilih mencari solusi realistis, misalnya mengatur ulang jadwal kerja agar lebih seimbang.
Freud menyebut kemampuan Ego untuk menavigasi konflik ini sebagai ego strength — kemampuan menghadapi tekanan dan membuat keputusan rasional tanpa mengorbankan nilai diri.
4. Galau Bukan Kelemahan, tapi Proses Mengenal Diri
Merasa galau bukan tanda kelemahan, melainkan bagian dari mekanisme psikologis alami manusia. Galau menunjukkan bahwa ada konflik batin yang perlu diselesaikan. Melalui proses ini, kita bisa:
Mengenali keinginan terdalam.
Memahami nilai dan batasan diri.
Belajar menyeimbangkan antara logika dan perasaan.
Jadi, kalau kamu merasa bimbang atau ragu, jangan buru-buru menghakimi diri sendiri. Ingatlah bahwa "drama batin" ini adalah bagian dari perjalanan untuk mengenal siapa diri kita sebenarnya.
Sigmund Freud telah lama menjelaskan bahwa di dalam diri manusia selalu ada pertarungan antara Id, Ego, dan Superego. Konflik inilah yang membuat kita sering merasa galau, bimbang, dan penuh dilema.
Namun, melalui keseimbangan antara ketiganya, kita bisa menemukan jalan keluar dan membentuk kepribadian yang sehat. Jadi, lain kali saat merasa galau, lihatlah itu sebagai kesempatan untuk memahami diri lebih dalam.