Masalah Kesehatan Mental di Singapura Meningkat: Penggunaan Obat Antidepresan SSRI Naik 20%
Tanggal: 3 Des 2024 12:56 wib.
Makin bertambahnya jumlah warga Singapura yang mengalami masalah kesehatan mental, terutama pada kelompok usia dewasa muda, menjadi perhatian serius bagi pihak terkait. Melansir dari CNA TODAY, banyak dari mereka mencari pengobatan dengan mendatangi dokter yang kemudian meresepkan obat golongan antidepresan yang dikenal sebagai selective serotonin reuptake inhibitors atau SSRI.
SSRI sendiri merupakan jenis antidepresan yang paling sering diresepkan dan telah digunakan sejak akhir 1980-an. Obat ini bekerja dengan meningkatkan kadar serotonin di otak, yaitu neurotransmitter yang membantu mengatur suasana hati. Tidak hanya untuk depresi, SSRI juga dapat digunakan untuk mengobati sejumlah kondisi kesehatan mental lainnya, seperti kecemasan dan gangguan obsesif kompulsif.
Menurut Kementerian Kesehatan Singapura, pada tahun 2022 hingga 2023 terdapat sekitar 53.000 pasien yang diresepkan SSRI. Jumlah ini mengalami peningkatan dari rata-rata 50.000 pasien per tahun pada periode 2017 hingga 2021. Selain itu, terdapat peningkatan resep SSRI dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 5 persen, setara dengan peningkatan setidaknya 20 persen selama periode tersebut.
Peningkatan resep obat antidepresan secara keseluruhan tidaklah mengejutkan. Salah satu alasan utamanya adalah destigmatisasi yang substansial terhadap penyakit mental di masyarakat. Hal ini menjadikan lebih banyak orang bersedia untuk mencari pertolongan dan pengobatan.
Dr Victor Kwok, direktur medis dan konsultan psikiater senior di Private Space Medical, menyatakan bahwa makin bertambahnya jumlah orang dewasa muda yang mengunjungi klinik atas kemauan sendiri, terutama setelah pandemi. Pasien muda ini cenderung lebih mampu mengenali gejala yang mereka alami dan mampu menganalisis alasan yang mendasarinya. Bahasa yang mereka gunakan dalam mengungkapkan kondisinya pun sering kali sangat canggih, mirip dengan bahasa yang digunakan oleh terapis.
Faktor lain yang mungkin juga berperan dalam peningkatan penggunaan SSRI adalah kurangnya kesadaran akan kesehatan mental serta tekanan hidup yang semakin meningkat di tengah masyarakat Singapura. Pilihan gaya hidup dan tuntutan pekerjaan yang tinggi seringkali memberikan dampak negatif terhadap kesehatan mental, terutama pada generasi muda.
Selain itu, pandemi COVID-19 juga dianggap sebagai pemicu naiknya kasus gangguan mental di kalangan masyarakat. Ketidakpastian, isolasi sosial, kekhawatiran akan kesehatan, dan masalah ekonomi menjadi beban berat bagi banyak individu dan mungkin berkontribusi pada peningkatan kasus depresi dan kecemasan.
Data dari Kementerian Kesehatan Singapura menunjukkan bahwa pentingnya peran keluarga, lingkungan, dan layanan kesehatan mental yang memadai dalam menangani masalah kesehatan mental. Masyarakat perlu diberikan pemahaman yang lebih baik terkait pentingnya merawat kesehatan mental, bukan hanya fisik semata. Penyuluhan dan pendidikan tentang kesehatan mental perlu ditingkatkan agar masyarakat lebih peduli terhadap kondisi psikologisnya.
Tak hanya itu, peran pemerintah dalam menyediakan akses layanan kesehatan mental yang terjangkau dan berkualitas juga menjadi kunci dalam menangani masalah kesehatan mental di Singapura. Program-program dukungan mental yang terintegrasi dengan baik dalam sistem kesehatan juga perlu ditingkatkan dan diakses dengan mudah oleh masyarakat.
Dalam rangka mengatasi lonjakan penggunaan obat antidepresan, kementerian kesehatan diminta untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait faktor-faktor pemicu yang menyebabkan peningkatan kasus kesehatan mental, terutama pada kelompok usia dewasa muda. Dengan adanya pengetahuan yang lebih mendalam, diharapkan solusi yang lebih tepat dalam menangani masalah kesehatan mental dapat ditemukan.
Di sisi lain, masyarakat juga perlu diingatkan akan pentingnya menjaga kesehatan mental melalui berbagai aktivitas yang menyehatkan, seperti olahraga, meditasi, serta menjaga kualitas tidur. Komunikasi yang terbuka dan dukungan sosial juga merupakan faktor penting dalam menjaga kesehatan mental yang baik.
Upaya-upaya ini perlu terus didorong untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan kesehatan mental yang lebih baik di tengah masyarakat Singapura. Dengan langkah-langkah yang tepat, diharapkan masalah kesehatan mental di Singapura dapat ditangani secara optimal dan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Dengan demikian, langkah-langkah konkret perlu segera diambil untuk menangani lonjakan penggunaan obat antidepresan di Singapura. Keterlibatan semua pihak, baik pemerintah, lembaga kesehatan, maupun masyarakat secara keseluruhan penting dalam menanggulangi masalah kesehatan mental ini. Semoga dengan adanya upaya-upaya ini, masalah kesehatan mental di Singapura dapat mendapat penanganan yang lebih baik dan memberikan dampak positif bagi kualitas hidup warga.