Macam-Macam Tipe Jalanan dan Cara Menentukan Lokasi Strategis untuk Usaha
Tanggal: 27 Jul 2025 22:12 wib.
Memilih lokasi usaha itu bukan cuma soal "di pinggir jalan." Lebih dari itu, kita perlu paham tipe-tipe jalanan karena setiap jalan punya karakteristik dan potensi yang berbeda untuk jenis usaha tertentu. Pemilihan lokasi yang tepat adalah salah satu kunci sukses bisnis, sebab itu berkaitan langsung dengan aksesibilitas, visibilitas, dan target pasar. Salah pilih, bisa-bisa usaha kita cuma numpang lewat.
Mengenal Tipe-Tipe Jalanan dan Karakteristiknya
Jalanan bisa dikelompokkan berdasarkan fungsi dan volume lalu lintasnya, yang secara langsung memengaruhi potensi bisnis di sekitarnya.
Jalan Protokol / Arteri Utama: Ini adalah jalan besar dan sibuk yang menghubungkan pusat-pusat kota atau daerah penting. Lalu lintas di jalan ini padat, baik kendaraan roda dua, empat, maupun angkutan umum.
Karakteristik: Kecepatan kendaraan cenderung tinggi, banyak dilewati orang yang terburu-buru, dan sering menjadi jalur utama komuter. Visibilitas untuk reklame atau papan nama sangat penting karena orang bergerak cepat. Area parkir bisa jadi tantangan.
Cocok untuk Usaha: Perkantoran besar, showroom mobil/motor, franchise makanan cepat saji dengan layanan drive-thru, bank, pom bensin, atau bisnis yang menargetkan volume lalu lintas tinggi tanpa perlu banyak kunjungan fisik yang lama.
Jalan Kolektor / Penghubung: Jalan ini ukurannya menengah, menjadi penghubung antara jalan protokol dengan jalan lingkungan. Lalu lintasnya cukup ramai tapi tidak sepadat jalan protokol.
Karakteristik: Kecepatan kendaraan lebih moderat, memungkinkan orang melihat lebih detail. Akses masuk-keluar biasanya lebih mudah dibanding jalan arteri. Potensi parkir bisa lebih baik.
Cocok untuk Usaha: Toko-toko ritel menengah, restoran atau kafe yang lebih santai (bukan drive-thru), klinik, mini market, laundry, atau jasa profesional seperti bengkel.
Jalan Lingkungan / Perumahan: Ini adalah jalan kecil yang berada di dalam area perumahan atau permukiman padat. Lalu lintasnya didominasi oleh warga sekitar.
Karakteristik: Kecepatan kendaraan sangat rendah, pergerakan orang didominasi pejalan kaki atau pengendara sepeda/motor yang santai. Lingkungan lebih personal dan komunitas. Parkir umumnya lebih mudah.
Cocok untuk Usaha: Warung kelontong, toko kebutuhan sehari-hari, laundry kiloan, jasa pangkas rambut, katering rumahan, toko kue, atau usaha yang melayani kebutuhan langsung warga sekitar. Bisnis di sini sangat mengandalkan pelanggan loyal dari area terdekat.
Jalan Raya Menuju Destinasi Khusus: Ini bisa berupa jalan menuju tempat wisata, pusat perbelanjaan besar, atau area perkantoran terpadu. Lalu lintasnya fluktuatif, tergantung pada jam sibuk atau musim liburan.
Karakteristik: Orang yang melewati jalan ini memiliki tujuan yang jelas, seringkali sudah punya intensi belanja atau berekreasi.
Cocok untuk Usaha: Restoran/kafe tujuan, toko oleh-oleh, boutique hotel, souvenir shop, atau bisnis yang mendukung aktivitas di destinasi tersebut.
Menentukan Lokasi Strategis untuk Usaha
Setelah mengenali tipe jalanan, langkah selanjutnya adalah menemukan lokasi yang benar-benar strategis. Ini tidak hanya soal jalan, tapi juga faktor lain yang mendukung bisnis.
Kenali Target Pasar: Siapa pelanggan ideal kita? Jika bisnisnya kafe kekinian yang menargetkan mahasiswa, maka lokasi dekat kampus atau di area hangout anak muda akan ideal. Jika toko sembako, tentu dekat permukiman padat.
Visibilitas dan Aksesibilitas: Apakah tempat usaha mudah terlihat dari jalan? Apakah ada tempat parkir yang cukup? Bagaimana akses untuk transportasi umum atau kendaraan pribadi? Sebuah lokasi dengan visibilitas tinggi di jalan yang ramai belum tentu bagus jika sulit diakses atau tidak ada parkir.
Lalu Lintas Pejalan Kaki dan Kendaraan: Untuk bisnis ritel atau F&B, lalu lintas pejalan kaki itu emas. Orang yang jalan kaki cenderung lebih mudah mampir. Sementara itu, untuk showroom atau bengkel, lalu lintas kendaraan yang padat lebih relevan.
Kompetitor dan Kesenjangan Pasar: Analisis kompetitor di area tersebut. Apakah sudah terlalu banyak bisnis sejenis? Atau justru ada kesenjangan pasar yang bisa kita isi? Terkadang, berada dekat kompetitor justru bisa bagus jika bisnis kita punya keunikan atau layanan yang lebih baik (clustering effect).
Biaya Sewa / Beli: Tentu saja, faktor biaya tidak bisa diabaikan. Lokasi paling strategis di jalan protokol biasanya punya harga sewa yang sangat tinggi. Pertimbangkan apakah potensi keuntungan sepadan dengan biaya yang dikeluarkan. Kadang, lokasi di jalan kolektor dengan biaya lebih rendah tapi visibilitas dan aksesibilitas bagus bisa lebih menguntungkan.
Peraturan dan Zona Tata Kota: Pastikan lokasi yang dipilih sesuai dengan peraturan zona tata kota setempat. Beberapa area mungkin tidak diperbolehkan untuk jenis usaha tertentu atau memiliki batasan jam operasional.