Lima Kebiasaan untuk Mendorong Perkembangan Optimal Otak Anak

Tanggal: 24 Jul 2025 08:14 wib.
Perkembangan otak anak merupakan proses yang berlangsung secara dinamis dan berkelanjutan, sehingga orang tua memiliki peranan yang sangat penting untuk membimbing dan mendukungnya. Menurut dr. Vivek Barun, seorang Konsultan Senior Neurologi dan Epilepsi di Artemis Hospital, India, kebiasaan sehari-hari yang diterapkan oleh orang tua, mulai dari pilihan makanan hingga rutinitas tidur, memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan kognitif anak.

Dr. Barun merekomendasikan agar orang tua melibatkan anak dalam lima kegiatan yang dapat merangsang dan mendukung perkembangan otak mereka. Pertama-tama, perhatian khusus perlu diberikan pada pola makan bergizi yang mendukung kesehatan otak. Nutrisi yang baik dapat memberikan kontribusi positif bagi daya ingat, konsentrasi, dan pengelolaan emosi pada anak. Oleh karena itu, penting untuk menyediakan makanan yang kaya akan asam lemak omega-3—yang bisa didapat dari ikan salmon dan kacang-kacangan—serta makanan yang mengandung antioksidan seperti buah beri, sayuran hijau, dan zat besi yang ada dalam kacang lentil dan telur. Di sisi lain, sebaiknya hindari camilan olahan, minuman manis, dan kafein yang dapat mengganggu kesehatan fisik serta mental anak.

Kedua, kegiatan fisik harus menjadi bagian dari rutinitas harian anak. Olahraga seperti berenang, bersepeda, berlari, atau bahkan menari dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah ke otak. Melalui aktivitas fisik, suasana hati dan kemampuan kognitif anak dapat meningkat. Dr. Barun merekomendasikan agar anak berolahraga setidaknya selama satu jam setiap hari untuk memperoleh manfaat maksimal bagi kesehatan otak.

Selanjutnya, sebaiknya batasi waktu yang dihabiskan anak di depan layar gadget. Kegiatan yang berlebihan di depan layar dapat memperlambat perkembangan otak dan mengganggu kualitas tidur serta kemampuan berkomunikasi anak. Sebagai alternatif, dorong anak untuk bermain dengan mainan fisik, membaca buku, mengerjakan teka-teki, serta bermain di luar ruangan. Aktivitas-aktivitas ini dapat merangsang mereka untuk berpikir kritis, berkreasi, serta bereksplorasi.

Keempat, penting untuk mengedukasi anak tentang signifikansi tidur yang cukup untuk mendukung proses belajar dan pengendalian emosi. Anak-anak berusia 6 hingga 12 tahun sebaiknya mendapatkan waktu tidur antara 9 hingga 12 jam setiap malam. Usahakan untuk menjaga rutinitas tidur yang konsisten, mengurangi paparan layar sebelum tidur, serta menciptakan suasana kamar tidur yang kondusif untuk tidur yang nyenyak.

Terakhir, menjalin komunikasi yang baik serta hubungan emosional yang kuat dengan anak sangat diperlukan. Pengembangan aspek sosial dan emosional anak dapat terangsang dengan adanya ikatan yang mendalam serta komunikasi yang efektif. Dr. Barun menyarankan agar orang tua sering berbicara dengan anak, mendengarkan pendapat mereka dengan serius, dan menciptakan suasana yang aman dan nyaman. Anak-anak yang merasa aman dan didukung secara emosional cenderung mengalami perkembangan otak yang lebih baik dan memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menghadapi tantangan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved