Lebih dari Sekadar Musik: Coachella 2025 Jadi Panggung Keberanian Musisi Suarakan Isu Palestina
Tanggal: 23 Apr 2025 19:16 wib.
Coachella 2025 bukan hanya sekadar festival musik tahunan bergengsi di Amerika Serikat yang identik dengan penampilan memukau dan gemerlap fashion para selebriti. Lebih dari itu, acara ini berubah menjadi platform global yang kuat, di mana para musisi dari berbagai penjuru dunia berani bersuara lantang tentang isu-isu sosial dan politik yang tengah hangat, khususnya mengenai tragedi kemanusiaan di Palestina.
Tahun ini, banyak penampilan yang tidak hanya menghibur, tapi juga menggugah kesadaran. Para seniman menjadikan panggung Coachella sebagai wadah solidaritas, menyampaikan pesan-pesan kemanusiaan yang mendalam dan sering kali diabaikan dalam hiruk-pikuk industri hiburan.
Coachella 2025: Musik Bertemu Aktivisme
Sejumlah musisi papan atas seperti Green Day, Blonde Redhead, dan Kneecap dengan tegas menunjukkan dukungan mereka terhadap rakyat Palestina. Di hadapan penonton langsung dan jutaan pemirsa melalui siaran YouTube, mereka memanfaatkan kesempatan emas ini untuk menyuarakan perlawanan terhadap kekerasan dan ketidakadilan yang terjadi di Gaza.
Namun, tak semua pesan bisa sampai ke publik tanpa hambatan. Beberapa musisi mengaku mengalami penyensoran atas pesan politik mereka. Salah satu contohnya adalah Kneecap, grup asal Irlandia Utara yang mengungkap bahwa pesan mereka tentang genosida di Gaza tidak ditampilkan di layar selama mereka tampil di Sonora Stage.
“Meskipun kami telah menyiapkan pesan kuat mengenai genosida yang didukung Amerika di Gaza, entah bagaimana teks tersebut tidak pernah muncul di layar,” tulis mereka di akun Twitter resmi, seperti dikutip dari Vultura pada Selasa, 22 April 2025. Mereka pun berjanji akan tampil lebih vokal di penampilan akhir pekan kedua Coachella.
Dukungan Tak Tersensor dari Platform Alternatif
Streamer Twitch terkenal, Hasan Piker, menjadi salah satu pihak yang membantu menyebarkan pesan Kneecap secara utuh dan tidak tersensor. Dalam siaran langsungnya pada 18 April, Hasan menayangkan ulang penampilan Kneecap disertai visual yang menyuarakan pesan tegas: "Israel sedang melakukan genosida terhadap rakyat Palestina. Ini didukung oleh pemerintah AS yang terus mempersenjatai dan mendanai Israel meskipun mereka melakukan kejahatan perang. Bebaskan Palestina."
Pernyataan tersebut menuai respons luas dari penonton global yang terhubung secara emosional dengan pesan kemanusiaan tersebut.
Deretan Musisi yang Berani Bicara
Berikut adalah beberapa artis lain yang menjadikan Coachella 2025 sebagai ajang menyuarakan nurani mereka:
1. Green Day
Band legendaris ini mengubah lirik lagu “Jesus of Suburbia” demi menyoroti penderitaan yang terjadi akibat perang. Mereka merujuk pada lebih dari 17.000 anak yang kehilangan nyawa di Gaza, sebuah bentuk protes yang kuat terhadap kekerasan.
2. Kneecap
Selain pesan visual, penampilan mereka turut diiringi teriakan penonton yang menyerukan “Free Palestine”. Dalam pernyataan selanjutnya, mereka menulis, “Anak muda Amerika tidak mendukung genosida.”
3. Amyl and the Sniffers
Amy Taylor, sang vokalis, memperluas dukungan tidak hanya untuk Palestina, tetapi juga untuk komunitas LGBTQ+, imigran, serta rakyat Ukraina. Aksinya menunjukkan bahwa perjuangan hak asasi manusia bersifat universal.
4. Clairo & Bernie Sanders
Salah satu momen mengejutkan terjadi saat Senator AS Bernie Sanders muncul memperkenalkan Clairo. Dalam pidatonya, ia menyinggung keberanian Clairo dalam menyuarakan opini, termasuk soal perang brutal di Gaza yang merenggut nyawa ribuan perempuan dan anak-anak.
5. Blonde Redhead
Sebagai bentuk solidaritas, band ini mengibarkan bendera Palestina di akhir penampilan mereka dan memutar suara rekaman Mahmoud Khalil, mahasiswa Columbia University yang ditahan oleh ICE setelah terlibat dalam aksi pro-Palestina.
6. Thee Sacred Souls
Vokalis Josh Lane menyampaikan pesan kemanusiaan dengan berkata, “Jika aku berhak atas kebebasan dan udara untuk bernapas, maka rakyat Palestina, rakyat Kongo, dan rakyat Sudan pun layak untuk itu.”
7. Bob Vylan
Dalam penampilannya, musisi ini menegaskan: “Rakyat Palestina selalu penting.”
8. Darkside (Nicolas Jaar)
Dengan penuh emosi, Jaar menyampaikan kritik terhadap keterlibatan pemerintah AS dan industri teknologi dalam konflik Palestina. Ia juga mengecam sistem pusat penahanan imigran yang dijalankan untuk meraup keuntungan, sembari berkata, “Hanya karena kami menentang genosida, bukan berarti kami pantas dideportasi.”
Panggung Musik yang Menjadi Panggung Kemanusiaan
Apa yang terjadi di Coachella 2025 membuktikan bahwa musik bukan sekadar hiburan—melainkan juga alat perlawanan dan suara nurani. Di tengah dunia yang semakin bising oleh informasi, tindakan para musisi ini menjadi bukti bahwa panggung seni masih punya daya untuk memantik perubahan sosial.
Dengan keberanian mereka menyuarakan kebenaran, meski menghadapi risiko sensor dan kontroversi, para musisi ini layak mendapat apresiasi. Coachella pun tak hanya dikenang karena musik dan glamor, tapi juga karena keberanian mereka menjadikan festival ini sebagai ajang solidaritas global.