Lari vs. Jalan Kaki: Mana yang Lebih Sehat dan Cocok untuk Anda?
Tanggal: 30 Mar 2025 13:43 wib.
Tampang.com | Aktivitas fisik seperti lari dan jalan kaki semakin mendapatkan perhatian sebagai metode untuk menjaga kesehatan. Kedua olahraga ini bukan hanya ramai dilakukan di berbagai lokasi seperti taman dan jalur jogging, tetapi juga dikenal mudah diakses oleh hampir semua kalangan. Lantas, manakah yang lebih baik untuk kesehatan—lari atau jalan kaki?
Keduanya merupakan bagian dari latihan kardiovaskular, yang artinya dapat meningkatkan detak jantung dan memperbaiki kesehatan jantung. Latihan kardiovaskular memiliki beragam manfaat, antara lain memperpanjang umur, menurunkan tekanan darah, mengurangi risiko penyakit jantung, dan meningkatkan kualitas tidur. Menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), orang dewasa disarankan untuk melakukan sekurangnya 150 menit aktivitas intensitas sedang, seperti berjalan, atau 75 menit aktivitas intensitas tinggi, seperti berlari, setiap minggunya.
Manfaat Berlari
Mari kita mulai dengan berlari. Olahraga ini memungkinkan pelakunya untuk memenuhi kebutuhan latihan dengan lebih efisien, ideal bagi mereka yang memiliki jadwal padat tetapi tetap ingin menjaga kebugaran. Berlari tidak hanya menawarkan semua manfaat kesehatan yang telah disebutkan, tetapi juga memiliki keunggulan tambahan. Misalnya, penelitian menunjukkan bahwa pelari cenderung hidup tiga tahun lebih lama dibandingkan dengan mereka yang tidak berlari. Selain itu, berlari membakar hampir dua kali lipat jumlah kalori per menit dibandingkan dengan berjalan.
Kekuatan tulang juga meningkat berkat aktivitas ini. Meskipun berjalan memiliki manfaat dalam hal kepadatan tulang, penelitian menunjukkan bahwa pelari memiliki kepadatan tulang yang lebih baik, yang sangat penting terutama untuk pencegahan osteoporosis di kemudian hari.
Manfaat Jalan Kaki
Sementara itu, jalan kaki juga menyediakan beragam manfaat jika dilakukan secara rutin. Kegiatan ini sangat mudah diakses dan tidak memerlukan pelatihan khusus. Oleh karena itu, jalan kaki menjadi pilihan yang lebih baik bagi mereka yang baru memulai olahraga atau memiliki masalah mobilitas.
Salah satu keuntungan signifikan dari berjalan adalah kemampuannya dalam mengurangi keinginan untuk mengonsumsi makanan manis. Sebuah studi menunjukkan bahwa berjalan selama 15 menit dapat membantu menekan nafsu makan, termasuk menginginkan cokelat. Selain itu, orang yang rutin berjalan diketahui mengalami lebih sedikit nyeri sendi, terutama bagi mereka yang menderita artritis.
Menarik untuk dicatat juga bahwa bagi individu dengan kecenderungan genetik terhadap obesitas, walking dapat mengurangi dampak gen tersebut hingga 50% jika dilakukan secara rutin. Hal ini menyoroti pentingnya aktivitas fisik dalam menjaga berat badan dan kesehatan secara keseluruhan.
Memilih Antara Berlari dan Berjalan
Ketika tiba saatnya untuk memilih antara lari dan jalan kaki, tidak ada jawaban tunggal yang benar. Pilihan tergantung pada tujuan pribadi dan preferensi masing-masing individu. Keduanya menawarkan manfaat untuk kesehatan fisik dan mental.
Untuk mereka yang mencari aktivitas dengan intensitas tinggi, berlari menjadi pilihan tepat. Olahraga ini memungkinkan pembakaran kalori dalam waktu singkat, sehingga dapat mendukung penurunan berat badan. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang berlari mengalami penurunan berat badan yang lebih signifikan dibandingkan mereka yang hanya berjalan.
Di sisi lain, jika Anda baru memulai dan mendambakan aktivitas yang lebih ringan bagi tubuh, berjalan bisa menjadi pilihan yang lebih baik. Ini adalah jenis olahraga berdampak rendah, yang lebih mudah dilakukan oleh berbagai kelompok usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa lanjut usia.
Mencegah Cedera Saat Berjalan atau Berlari
Tidak jarang, aktivitas fisik ini berpotensi menimbulkan risiko cedera. Untuk mengurangi risiko tersebut, sangat penting bagi Anda untuk memperhatikan beberapa hal. Pertama, konsultasikan dengan dokter, terutama jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu. Selanjutnya, pemanasan sebelum berolahraga dan pendinginan setelahnya menjadi langkah yang sangat dianjurkan. Peregangan juga bermanfaat dalam pencegahan ketegangan otot.
Saat berolahraga di luar ruangan, pastikan untuk mengenakan pakaian reflektif atau perlengkapan keselamatan. Mulailah dengan intensitas ringan dan tingkatkan secara bertahap untuk menghindari cedera yang lebih serius.
Risiko Berlari
Namun, berlari memiliki risiko cedera yang lebih tinggi dibandingkan dengan jalan kaki. Masalah yang sering timbul antara lain tendonitis Achilles, shin splints, lepuh, keseleo otot, dan nyeri lutut. Oleh karena itu, penting bagi pelari untuk memulai dengan perlahan dan tidak terburu-buru dalam meningkatkan intensitas latihan.
Meningkatkan Intensitas Berjalan Kaki
Bagi mereka yang ingin meningkatkan intensitas latihan tanpa harus berlari, terdapat beberapa cara yang bisa dicoba. Salah satunya adalah melakukan jalan kaki di permukaan miring, seperti tanjakan, yang dapat meningkatkan pembakaran kalori secara signifikan. Dengan menggunakan rompi berbobot atau ransel, Anda juga dapat menambah beban saat berjalan. Terlebih lagi, mempercepat langkah atau melakukan power walking dapat memberikan tantangan lebih dalam aktivitas tersebut.
Dengan beragam manfaat dan cara untuk mengoptimalkan kedua aktivitas ini, baik lari maupun jalan kaki tetap menjadi pilihan yang baik untuk menjaga kesehatan. Keduanya bisa disesuaikan dengan kebutuhan individu, serta mudah dilakukan tanpa memerlukan peralatan khusus. Sedari itu, penting untuk tetap konsisten dalam menjalankan aktivitas fisik demi mencapai kesehatan yang optimal.