Sumber foto: Canva

Langkah Ampuh Membersihkan Pipis Kucing dan Tidak Bau Pesing

Tanggal: 23 Jul 2025 08:45 wib.
Kucing memang lucu dan menggemaskan, tapi insiden pipis di luar litter box bisa jadi mimpi buruk bagi pemiliknya. Bau pesing yang menusuk hidung dan noda yang membandel seringkali jadi masalah utama. Ini bukan cuma soal kebersihan, tapi juga kenyamanan rumah. Bau pesing yang tidak hilang tuntas bisa memancing kucing untuk pipis lagi di tempat yang sama. Jadi, membersihkan pipis kucing tidak sekadar mengelap, tapi butuh strategi khusus agar bau dan nodanya benar-benar lenyap.

Tindakan Cepat Adalah Kunci Utama

Saat melihat atau mencium bau pipis kucing, tindakan cepat itu nomor satu. Semakin cepat dibersihkan, semakin kecil kemungkinan cairan meresap dalam-dalam ke permukaan dan meninggalkan noda atau bau permanen. Jangan tunda! Segera ambil lap atau tisu dapur tebal dan serap sebanyak mungkin cairan pipis. Tekan-tekan area yang basah, jangan digosok, karena menggosok justru bisa mendorong cairan lebih dalam ke serat karpet atau kain.

Untuk noda di karpet atau kain, serap dengan handuk bersih yang sudah tidak terpakai. Berdirilah di atas handuk yang menutupi noda untuk memaksimalkan daya serapnya. Ganti handuk jika sudah terlalu basah dan ulangi sampai tidak ada lagi cairan yang terserap. Langkah ini vital untuk mengangkat urine sebanyak mungkin sebelum mengering dan menyisakan kristal urat.

Pentingnya Enzimatik Cleaner: Solusi Penghilang Bau Akar

Nah, di sinilah pembersih enzimatik (enzymatic cleaner) jadi pahlawan sesungguhnya. Jangan cuma pakai sabun biasa atau pembersih lantai yang harum. Kenapa? Karena bau pesing urine kucing itu bukan cuma soal bakteri, tapi terutama kristal asam urat yang mengering. Produk pembersih biasa cuma akan menutupi baunya sesaat atau malah bereaksi dengan asam urat dan membuatnya jadi makin bau saat kering.

Pembersih enzimatik dirancang khusus dengan enzim-enzim tertentu yang bisa memecah molekul-molekul asam urat, protein, dan urea di dalam urine. Enzim-enzim ini secara harfiah "memakan" residu penyebab bau, sehingga baunya hilang total dari akarnya, bukan cuma disamarkan.

Cara pakainya, setelah cairan urine diserap, semprotkan pembersih enzimatik secara merata ke seluruh area yang terkena noda, pastikan meresap sampai ke bagian yang terkena urine (misalnya, sampai ke padding karpet). Biarkan produk bekerja sesuai petunjuk pada kemasan, biasanya sekitar 10-15 menit atau bahkan lebih lama. Beberapa produk menyarankan untuk menutup area tersebut dengan handuk lembap agar enzim tetap aktif.

Langkah Pembilasan dan Pengeringan yang Tepat

Setelah pembersih enzimatik bekerja, langkah selanjutnya adalah membilas dan mengeringkan area tersebut. Gunakan air bersih (jangan terlalu banyak) dan serap kembali dengan handuk bersih atau lap mikrofiber. Proses ini penting untuk mengangkat sisa-sisa produk dan residu urine yang sudah dipecah oleh enzim. Jika noda ada di karpet, bisa gunakan penyedot debu basah (wet vacuum) untuk menarik cairan keluar.

Setelah dibilas, pastikan area tersebut benar-benar kering. Pengeringan bisa dibantu dengan kipas angin, hair dryer (dengan suhu rendah), atau membiarkan jendela terbuka. Kelembapan yang tertinggal bisa memicu pertumbuhan jamur atau bakteri lain yang juga bisa menimbulkan bau tidak sedap. Pastikan area benar-benar kering sebelum digunakan kembali atau sebelum kucing bisa kembali ke sana.

Mencegah Insiden Berulang dan Bau Kambuhan

Pembersihan yang tuntas bukan cuma soal menghilangkan noda dan bau saat itu saja, tapi juga mencegah kucing pipis lagi di tempat yang sama. Kucing memiliki indra penciuman yang sangat tajam. Jika ada sedikit saja sisa bau urine yang tidak terdeteksi oleh hidung manusia, kucing bisa menciumnya dan menganggap area itu sebagai "toilet" mereka.


Sterilkan Area: Setelah bersih dan kering, bisa semprotkan sedikit cairan penghalau kucing (yang aman untuk hewan) atau citrus spray (kucing tidak suka bau jeruk) di area tersebut untuk sementara waktu.
Periksa Kembali: Setelah beberapa hari, cium kembali area tersebut dari dekat. Jika masih ada bau tipis, ulangi proses pembersihan dengan pembersih enzimatik.
Perhatikan Perilaku Kucing: Cari tahu mengapa kucing pipis di luar litter box. Apakah litter box kotor? Jumlahnya kurang? Jenis pasirnya tidak disukai? Ada masalah kesehatan? Atau stres? Menangani akar masalah perilaku sangat penting untuk mencegah insiden berulang. Konsultasi dengan dokter hewan jika perilaku pipis sembarangan sering terjadi.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved