Sumber foto: iStock

Korea Selatan Unggul! Toserba Jadi Raja Toko Kelontong Dunia, Kalahkan Warung Madura"

Tanggal: 17 Nov 2024 18:35 wib.
Pilihan utama masyarakat Indonesia dalam membeli kebutuhan sehari-hari secara eceran adalah Warung Madura. Warung Madura diandalkan karena beroperasi selama 24 jam, menjual sembako dengan harga murah dan lengkap, serta mudah ditemukan di sekitar tempat tinggal. Namun, Warung Madura bukanlah "Raja" toko kelontong di dunia. Lalu, siapakah "Sang Raja" toko kelontong di dunia?

Ternyata, "Raja" toko kelontong di dunia adalah Toko Serba Ada (Toserba) di Korea Selatan. Menurut Asosiasi Industri Toko Serba Ada Korea, pada 2023 lalu terdapat 55.200 toserba yang tersebar di seluruh Negeri Ginseng.

Jumlah tersebut melebihi total cabang McDonald's di seluruh dunia, menjadikan Korea Selatan sebagai negara dengan kepadatan toko kelontong tertinggi per kapita, melampaui Jepang dan Taiwan.

Industri toko serba ada di Korea Selatan menonjol karena kepadatan yang luar biasa dan strategi inovatifnya. Profesor Pariwisata dan Industri Jasa Makanan di Kwangwoon University Seoul, Chang Woo-Cheol, menyatakan bahwa toserba telah menjadi saluran ritel penting dengan pangsa penjualan ritel offline terbesar kedua di negara ini.

Toko Serba Ada (Toserba) di Korea Selatan menawarkan beragam produk dan layanan bagi pelanggan. Mulai dari makanan, minuman, perlengkapan rumah tangga, hingga layanan gaya hidup.

Bahkan, pelanggan juga dapat mengisi daya baterai ponsel, membayar tagihan listrik, menarik uang tunai, melakukan pemesanan, menerima pesanan daring, mengisi daya skuter listrik, menukar mata uang asing, hingga mengirim surat internasional.

Toserba di Korea Selatan juga diperkenalkan sebagai tempat yang nyaman bagi pekerja kantoran dan pelajar untuk makan siang dan keperluan lainnya. Permintaan terhadap toko kelontong ini melonjak seiring dengan urbanisasi yang terjadi di Korea Selatan. Lebih dari 80% penduduk kini tinggal di pusat kota dengan gaya hidup yang serba cepat.

Selain itu, faktor demografi juga memengaruhi permintaan akan toserba. Dengan semakin sedikitnya penduduk Korea Selatan yang menikah atau memulai keluarga, masyarakat lajang memilih untuk membatasi anggaran belanjanya dengan memilih opsi yang murah dan mudah di toko swalayan atau memesan secara online ketimbang memasak sendiri. Pandemi Covid-19 juga berkontribusi pada tren masyarakat yang lebih memesan barang secara online atau membeli di toko kelontong terdekat.

Terbukti bahwa industri toko serba ada di Korea Selatan mengalami peningkatan pendapatan yang signifikan. Antara 2010 hingga 2021, pendapatan toserba di Korea melonjak lebih dari empat kali lipat, melampaui supermarket dan department store tradisional.

Hal ini juga didukung oleh media sosial yang menjadi fenomena global. Banyak orang yang menyebutnya sebagai "Korean Wave". Para influencer memamerkan produk toko kelontong di sosial media yang menjadi strategi kemenangan bagi pembuatnya.

Dengan keberhasilan industri toserba di Korea Selatan, sangat menarik untuk melihat perbandingannya dengan Warung Madura yang dikenal di Indonesia. Meskipun Warung Madura memang memiliki keunggulan dalam hal harga murah, ketersediaan selama 24 jam, dan kemudahan akses, namun toserba di Korea Selatan telah membuktikan bahwa inovasi untuk memenuhi kebutuhan konsumen dapat mengangkat industri ritel ke tingkat yang lebih tinggi.

Kehadiran Warung Madura sebagai elemen penting dalam perekonomian masyarakat Indonesia pun harus terus ditingkatkan agar dapat bersaing dengan toserba di negara lain, termasuk kemungkinan untuk mengadopsi strategi inovatif yang telah terbukti sukses di Korea Selatan.

Dengan begitu, warung kelontong di Indonesia bisa terus memenuhi kebutuhan masyarakat secara efisien dan dapat bersaing di pasar global dalam jangkapanjang.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved