Sumber foto: iStock

Kontroversi Konsumsi Daging Kucing di Berbagai Negara

Tanggal: 22 Feb 2025 13:49 wib.
Tampang.com | Kucing merupakan salah satu hewan populer yang dijadikan sebagai binatang peliharaan. Namun, hingga saat ini ternyata masih ada sebagian kelompok masyarakat yang berburu kucing untuk dikonsumsi dagingnya. Meski praktik ini menuai kontroversi, sejarah mencatat bahwa manusia zaman dahulu memang mengonsumsi daging kucing.

Sejarah Konsumsi Daging Kucing

Terdapat catatan sejarah tentang konsumsi daging kucing di Provinsi Romawi Gallia Narbonensis (Prancis selatan). Selama abad ke-18, kucing domestik digunakan dalam produksi daging di Prancis, dengan resep yang bahkan masih diterbitkan hingga tahun 1740. Sementara itu, di Spanyol, konsumsi daging kucing juga tercatat terjadi pada abad ke-17.

Seiring berjalannya waktu, praktik ini mulai ditinggalkan di banyak negara. Namun, di beberapa wilayah, daging kucing masih dikonsumsi, baik secara terang-terangan maupun melalui pasar gelap.

Konsumsi Daging Kucing di Era Modern

Meskipun daging kucing sudah ilegal untuk dikonsumsi di sebagian besar negara, Vietnam masih menjadi salah satu negara di mana makanan ini sering disajikan. Tingginya permintaan terhadap daging kucing di negara tersebut menyebabkan banyak hewan peliharaan yang sering dicuri, bahkan dari negara tetangga seperti Thailand dan Laos. Setelah diculik, kucing-kucing ini biasanya diselundupkan ke toko-toko khusus sebelum akhirnya dijual untuk dikonsumsi.

Konsumsi Daging Kucing di China

China dikenal sebagai salah satu negara dengan tingkat konsumsi daging kucing dan anjing terbesar di dunia. Meskipun ada banyak kampanye untuk melarang konsumsi daging hewan peliharaan, praktik ini masih terjadi di beberapa wilayah di China.

Di negara ini, daging kucing dan anjing dipercaya memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan, seperti meningkatkan metabolisme tubuh, menyejukkan tubuh selama musim panas, dan menghangatkan tubuh selama musim dingin. Biasanya, daging kucing diolah menjadi sup, steak, atau dipadukan dengan sayuran dan nasi. Beberapa restoran juga menyajikannya dengan bumbu dan topping khusus.

Setiap tahunnya, diperkirakan lebih dari empat juta anak kucing dikonsumsi di China. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, ada peningkatan kesadaran akan kesejahteraan hewan, yang mendorong banyak aktivis untuk berjuang menghentikan praktik ini.

Konsumsi Daging Kucing di Australia

Di Australia, sebagian besar masyarakat menolak konsumsi daging kucing. Namun, beberapa suku asli di negeri tersebut masih dilaporkan mengonsumsi kucing liar. Meskipun begitu, praktik ini sangat jarang dan tidak menjadi bagian dari budaya kuliner masyarakat umum di Australia.

Dampak dan Kontroversi Konsumsi Daging Kucing

Praktik konsumsi daging kucing menuai banyak kritik dari berbagai kalangan, terutama pecinta hewan dan organisasi perlindungan hewan. Beberapa alasan utama mengapa praktik ini ditentang adalah:



Etika dan Hak Hewan
Kucing telah lama dianggap sebagai hewan peliharaan dan sahabat manusia. Mengonsumsinya dianggap bertentangan dengan nilai-nilai kesejahteraan hewan.


Risiko Kesehatan
Daging kucing yang diperoleh dari pasar gelap berpotensi membawa berbagai penyakit, termasuk rabies dan infeksi parasit lainnya.


Hilangnya Hewan Peliharaan
Di negara-negara yang masih mengonsumsi daging kucing, banyak kasus pencurian kucing peliharaan yang dijual untuk konsumsi.



Upaya Menghentikan Konsumsi Daging Kucing

Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai organisasi dan aktivis hewan berusaha untuk menghentikan praktik ini. Berikut beberapa upaya yang telah dilakukan:



Kampanye Kesadaran Publik
Organisasi seperti Humane Society International (HSI) dan PETA aktif mengkampanyekan larangan konsumsi daging kucing dan anjing di seluruh dunia.


Perubahan Kebijakan
Beberapa negara telah memberlakukan larangan keras terhadap konsumsi daging kucing, termasuk China yang melarang penjualan daging anjing dan kucing di beberapa wilayah.


Peningkatan Pengawasan
Pemerintah di beberapa negara mulai meningkatkan pengawasan terhadap perdagangan hewan ilegal untuk mengurangi pencurian hewan peliharaan.



Kesimpulan

Meskipun konsumsi daging kucing memiliki sejarah panjang dan masih terjadi di beberapa negara, praktik ini semakin ditentang oleh banyak pihak. Faktor etika, kesehatan, dan kesejahteraan hewan menjadi alasan utama mengapa banyak negara mulai melarang konsumsi daging kucing. Dengan meningkatnya kesadaran akan hak-hak hewan dan adanya perubahan kebijakan, diharapkan praktik ini akan semakin berkurang di masa depan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved