Kisah Kontroversial di Balik Konsumsi Daging Kucing: Tradisi, Kepercayaan, dan Realitas
Tanggal: 27 Jan 2025 19:59 wib.
Meskipun dianggap sebagai hewan peliharaan yang lucu dan penuh kasih di banyak negara, kucing ternyata masih menjadi bagian dari menu makanan di beberapa wilayah. Tradisi dan keyakinan tertentu membuat daging kucing dianggap sebagai sumber kekuatan, penangkal nasib buruk, hingga peningkat libido. Di balik praktik ini, terdapat realitas perdagangan gelap yang mengejutkan.
Vietnam: Pasar Gelap yang Menggiurkan
Vietnam menjadi salah satu negara yang memiliki tradisi konsumsi daging kucing, meskipun ilegal. Ribuan kucing liar setiap tahunnya diculik dan dijual kepada pedagang makanan, rumah tangga, hingga restoran. Perdagangan gelap ini bahkan melibatkan pencurian hewan peliharaan dari negara tetangga seperti Thailand dan Laos.
Daging kucing di Vietnam sering diolah menjadi berbagai hidangan, seperti sup, semur, hingga sate. Hidangan sate kucing biasanya dipadukan dengan rempah seperti serai, jahe, ketumbar, dan cabai, menjadikannya sajian yang dianggap lezat, terutama di wilayah Ho Chi Minh. Meski terdengar aneh bagi sebagian orang, menu ini memiliki penggemar yang cukup banyak di negara tersebut.
China: Konsumsi dalam Skala Besar
China dikenal sebagai negara dengan konsumsi daging kucing dan anjing terbesar di dunia. Di berbagai provinsi, daging ini tidak hanya tersedia di pasar gelap tetapi juga dijual secara terbuka di restoran-restoran tertentu. Setiap tahunnya, diperkirakan lebih dari empat juta anak kucing dikonsumsi di China.
Bagi sebagian masyarakat China, daging kucing dipercaya memiliki manfaat kesehatan. Selama musim panas, daging ini dianggap dapat menyejukkan tubuh, sementara pada musim dingin dipercaya mampu memberikan kehangatan. Hidangan berbahan dasar daging kucing sering diolah menjadi sup, steak, atau dipadukan dengan sayuran dan nasi, dilengkapi bumbu dan topping khas.
Australia: Pasar Gelap yang Jarang Diketahui
Australia, yang terkenal dengan satwa liarnya yang melimpah, juga menjadi salah satu negara di mana konsumsi daging kucing masih terjadi. Meskipun tidak memiliki peraturan khusus yang melarang penyembelihan kucing untuk dikonsumsi, praktik ini biasanya terjadi di pasar gelap. Di daerah perkotaan, kucing liar sering menjadi target utama karena populasi mereka yang cukup banyak.
Realitas yang Menyedihkan di Balik Tradisi
Kisah di balik konsumsi daging kucing tidak hanya berbicara tentang tradisi atau kepercayaan, tetapi juga realitas perdagangan gelap yang merugikan. Banyak hewan peliharaan yang diculik dan diselundupkan untuk memenuhi permintaan pasar. Praktik ini tidak hanya menimbulkan kesedihan bagi pemilik hewan, tetapi juga mengancam kesejahteraan satwa.
Meskipun beberapa negara telah melarang konsumsi daging kucing secara hukum, penegakan aturan sering kali lemah. Akibatnya, pasar gelap tetap berjalan, dan tradisi ini sulit diberantas. Peran serta masyarakat dan lembaga perlindungan hewan sangat diperlukan untuk meningkatkan kesadaran dan menekan praktik tersebut.