Kenali Gejala Luka pada Lambung Sebelum Terlambat
Tanggal: 25 Agu 2025 22:10 wib.
Pernahkah merasakan perih di perut, mual, atau sensasi terbakar yang muncul tiba-tiba? Gejala-gejala itu sering dianggap sepele, hanya masuk angin biasa atau akibat telat makan. Padahal, bisa jadi itu adalah pertanda serius dari adanya luka pada lambung, atau yang dalam dunia medis dikenal sebagai tukak lambung. Kondisi ini terjadi saat lapisan pelindung lambung terkikis, meninggalkan luka terbuka yang bisa menimbulkan rasa sakit luar biasa. Jika tidak ditangani segera, luka ini bisa memicu komplikasi yang lebih berat. Mengetahui gejala-gejala awalnya sangat penting agar bisa bertindak cepat dan mencegah kondisi memburuk.
Perih dan Nyeri yang Menghantui
Gejala paling umum dan sering dirasakan adalah rasa perih atau nyeri di perut bagian atas. Nyeri ini seringkali digambarkan sebagai sensasi terbakar atau seperti ditusuk-tusuk. Yang unik, rasa nyeri ini biasanya muncul saat perut kosong, misalnya di antara waktu makan, tengah malam, atau pagi hari saat baru bangun. Saat makan atau minum susu, rasa nyeri ini sering kali mereda sementara, karena makanan membantu melapisi lambung dan menetralkan asam. Namun, beberapa jam kemudian, nyeri bisa datang kembali dengan intensitas yang sama.
Sensasi nyeri ini bisa bertahan beberapa menit hingga jam. Lokasinya bisa bervariasi, kadang terasa di sekitar pusar hingga dada, yang membuat orang sering keliru mengira itu sebagai penyakit jantung. Pola nyeri yang datang dan pergi, serta terkait dengan jadwal makan, adalah ciri khas yang perlu diwaspadai. Jika nyeri ini sudah terjadi berulang kali selama beberapa minggu, itu bisa jadi sinyal bahwa ada luka yang terus-menerus teriritasi oleh asam lambung.
Mual, Muntah, dan Nafsu Makan Menurun
Selain nyeri, mual adalah gejala yang sangat umum menyertai luka pada lambung. Sensasi mual bisa muncul kapan saja, terutama setelah makan. Dalam beberapa kasus, mual ini bisa berujung pada muntah. Muntah bisa meredakan sementara rasa sakit yang dialami, karena cairan asam yang naik ke kerongkongan kembali keluar. Namun, sering muntah juga bisa menyebabkan masalah lain seperti dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit.
Akibat rasa tidak nyaman dan mual ini, nafsu makan seringkali menurun drastis. Orang cenderung enggan makan karena khawatir rasa sakit akan datang. Padahal, tidak makan justru bisa memperburuk kondisi karena lambung akan memproduksi asam yang mengikis luka tanpa adanya makanan sebagai peredam. Penurunan nafsu makan yang terus-menerus bisa menyebabkan berat badan turun secara signifikan dan kekurangan nutrisi.
Kembung, Bersendawa, dan Ketidaknyamanan Pencernaan
Masalah pencernaan lain juga bisa muncul. Sering merasa kembung atau begah setelah makan, perut terasa penuh, dan bersendawa terus-menerus, adalah gejala yang sering menyertai. Ini terjadi karena luka pada lambung bisa mengganggu proses pencernaan normal, menyebabkan penumpukan gas.
Sensasi dada terasa panas atau heartburn, yang biasanya terkait dengan penyakit GERD (Gastroesophageal Reflux Disease), juga bisa menjadi bagian dari gejala. Ini terjadi saat asam lambung naik ke kerongkongan, mengiritasi lapisan saluran makanan. Seringkali, orang salah mendiagnosis dirinya sendiri dengan GERD, padahal masalah utamanya adalah luka pada lambung. Penting untuk membedakan keduanya, meski gejalanya mirip, karena penanganannya bisa sedikit berbeda.
Tanda-tanda Bahaya yang Tidak Boleh Diabaikan
Mengenali gejala-gejala awal adalah langkah penting, tapi ada beberapa tanda yang mengindikasikan bahwa luka pada lambung sudah masuk tahap serius dan butuh penanganan medis segera:
Muntah Berwarna Coklat atau Hitam: Ini bisa menjadi tanda pendarahan di lambung. Darah yang termuntahkan dan berwarna hitam pekat, atau menyerupai bubuk kopi, adalah indikasi serius.
Feses Berwarna Hitam Pekat atau Berdarah: Pendarahan internal yang terjadi di lambung atau usus halus bisa membuat feses menjadi hitam, pekat, dan lengket seperti aspal. Ini dikenal sebagai melena. Jika pendarahan lebih rendah, feses bisa mengandung darah merah.
Nyeri Perut yang Tiba-tiba dan Sangat Parah: Ini bisa jadi pertanda perforasi, yaitu luka pada lambung yang sudah tembus hingga ke lapisan luar. Kondisi ini adalah keadaan darurat medis yang memerlukan operasi segera.
Penurunan Berat Badan Tak Terjelaskan: Jika berat badan terus turun tanpa alasan yang jelas, meski sudah mencoba makan, bisa jadi ada komplikasi serius.
Kesulitan Menelan Makanan: Peradangan dan luka yang meluas bisa menyebabkan penyempitan pada saluran pencernaan, membuat makanan sulit melewati kerongkongan atau lambung.
Mengapa Luka pada Lambung Bisa Terjadi?
Penyebab utama luka pada lambung adalah infeksi bakteri Helicobacter pylori (H. pylori) dan penggunaan obat-obatan antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen atau aspirin dalam jangka panjang. Bakteri H. pylori dapat melemahkan lapisan pelindung lambung, membuatnya rentan terhadap asam. Sementara itu, NSAID dapat merusak lapisan tersebut secara langsung. Gaya hidup juga berkontribusi, seperti stres yang berlebihan, konsumsi alkohol, dan merokok.