Kemana Perginya Lemak yang Menghilang saat Diet dan Rutin Berolahraga?
Tanggal: 26 Jul 2025 09:21 wib.
Banyak dari kita tahu kalau diet dan olahraga rutin bisa bikin badan lebih ramping, lemak mengecil, dan berat badan turun. Tapi, pernah enggak sih bertanya-tanya, sebenarnya ke mana perginya lemak-lemak itu? Apakah dia menguap, jadi energi, atau dibuang begitu saja? Mitos tentang lemak yang "terbakar" atau "mencair" masih sering terdengar, padahal prosesnya jauh lebih ilmiah dan menarik. Memahami bagaimana tubuh membuang lemak bisa bikin kita lebih semangat dan cerdas dalam upaya menurunkan berat badan.
Lemak Berubah Menjadi Energi dan Dibuang sebagai Karbondioksida
Jawabannya mungkin mengejutkan, tapi sebagian besar lemak yang hilang dari tubuh sebenarnya dibuang melalui pernapasan. Ya, betul, kita mengeluarkannya saat menghembuskan napas! Proses ini disebut oksidasi lemak.
Saat kita diet dan berolahraga, tubuh menciptakan defisit kalori. Artinya, kalori yang masuk dari makanan lebih sedikit dibanding kalori yang dibutuhkan tubuh untuk berfungsi dan beraktivitas. Untuk memenuhi kebutuhan energi ini, tubuh mulai memecah cadangan lemak yang tersimpan dalam sel-sel lemak (adiposit).
Molekul lemak, yang secara kimia dikenal sebagai trigliserida, terdiri dari atom karbon, hidrogen, dan oksigen. Ketika tubuh memecahnya untuk dijadikan energi, proses ini melibatkan reaksi kimia kompleks di dalam sel. Hasil dari reaksi ini adalah dua produk utama: karbondioksida (CO2) dan air (H2O).
Karbondioksida (CO2): Sekitar 80-85% dari massa lemak yang hilang dikeluarkan sebagai gas karbondioksida. Gas ini kemudian diangkut melalui darah ke paru-paru, dan kita menghembuskannya setiap kali bernapas. Jadi, semakin banyak kita bergerak dan semakin dalam kita bernapas, semakin banyak CO2 dari lemak yang kita keluarkan.
Air (H2O): Sisanya, sekitar 15-20%, dikeluarkan sebagai air. Air ini bisa keluar dari tubuh melalui urin, keringat, air mata, atau bentuk cairan tubuh lainnya.
Artinya, lemak tidak hilang begitu saja atau berubah menjadi otot. Lemak diubah menjadi energi yang dipakai tubuh, dan sisa produknya dibuang sebagai karbondioksida dan air.
Proses di Balik Layar: Peran Hati dan Mitokondria
Proses oksidasi lemak ini terjadi terutama di mitokondria, yang sering disebut sebagai "pembangkit tenaga" sel. Hati juga memainkan peran penting dalam metabolisme lemak, mengubahnya menjadi bentuk yang bisa digunakan sebagai energi. Ketika kita berolahraga, permintaan energi tubuh meningkat drastis. Ini memicu tubuh untuk lebih giat memecah lemak menjadi energi.
Diet yang rendah kalori juga memaksa tubuh untuk memanfaatkan cadangan lemak ini. Tubuh itu seperti bank energi. Ketika tidak ada pemasukan kalori yang cukup, dia akan menarik simpanan lemak untuk digunakan sebagai "modal" menjalankan semua fungsi tubuh, mulai dari bernapas, berpikir, hingga bergerak. Proses ini terjadi terus-menerus, bahkan saat kita tidur, tetapi jauh lebih intens saat beraktivitas fisik.
Pentingnya Keseimbangan Energi dan Kesabaran
Memahami proses ini juga menekankan pentingnya keseimbangan energi. Untuk kehilangan lemak, defisit kalori harus terjadi. Itu bisa dicapai dengan mengurangi asupan kalori (diet) dan/atau meningkatkan pengeluaran kalori (olahraga). Tidak ada cara ajaib lain. Berbagai produk atau metode yang mengklaim bisa "membakar lemak" tanpa prinsip ini kemungkinan besar tidak efektif atau bahkan berbahaya.
Ini juga menjelaskan kenapa penurunan berat badan seringkali tidak instan dan butuh kesabaran. Tubuh memecah lemak secara bertahap. Selain itu, komposisi tubuh juga berubah. Saat lemak berkurang dan massa otot bertambah (terutama jika diiringi latihan kekuatan), berat badan mungkin tidak turun drastis di timbangan, tapi bentuk tubuh akan jauh lebih padat dan ramping. Otot lebih padat daripada lemak, sehingga dua orang dengan berat badan sama bisa terlihat sangat berbeda jika komposisi tubuhnya berbeda.