Kemajuan Terapi Modern Membuka Harapan Baru bagi Pasien Kanker Paru
Tanggal: 1 Sep 2025 14:23 wib.
Dulu, diagnosis kanker paru sering dianggap sebagai vonis yang menutup harapan hidup, tetapi seiring dengan majunya ilmu kedokteran, pandangan tersebut mulai berubah. Konsultan Onkologi Senior dari OncoCare Singapura, Dr. Akhil Chopra, menegaskan bahwa terobosan terapi modern tidak hanya mampu memperpanjang usia pasien, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup mereka secara signifikan.
Menurutnya, inovasi dalam bidang onkologi telah membuka jalan baru yang memungkinkan pasien untuk tetap aktif, produktif, dan menjalani kehidupan dengan lebih bermakna meskipun menghadapi penyakit yang berat. “Kanker paru bukan lagi vonis tanpa harapan. Dengan hadirnya terapi target, imunoterapi, hingga teknologi radiasi presisi dan pembedahan modern, pasien kini dapat hidup lebih lama dan dalam kondisi yang jauh lebih baik,” ujar Dr. Chopra saat berbicara kepada media di Jakarta, Jumat.
Data dari Global Burden of Cancer Study (Globocan) 2022 yang dirilis Badan Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa kanker paru masih menjadi masalah besar secara global. Tercatat ada sekitar 2,4 juta kasus baru di seluruh dunia, atau sekitar 12,4 persen dari total kasus kanker, serta menyumbang hampir 18,7 persen angka kematian akibat kanker. Angka ini menjadikan kanker paru sebagai salah satu penyebab kematian tertinggi. Di Indonesia, kondisi ini tidak jauh berbeda. Sebagian besar pasien baru mengetahui dirinya menderita kanker paru ketika sudah memasuki stadium lanjut, yang membuat penanganannya lebih sulit.
Meski begitu, kemajuan terapi modern menghadirkan secercah harapan. Salah satunya adalah hadirnya terapi target generasi terbaru. Terapi ini dirancang berdasarkan profil genetik dari tumor yang diderita pasien, sehingga pengobatan menjadi jauh lebih personal dan tepat sasaran. Dibandingkan dengan kemoterapi konvensional, terapi target dinilai lebih efektif dan cenderung menimbulkan efek samping yang lebih ringan.
Selain itu, imunoterapi kini menjadi terobosan penting yang merevolusi pengobatan kanker paru. Alih-alih hanya menyerang sel kanker secara langsung, imunoterapi bekerja dengan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh pasien agar mampu mengenali dan melawan sel kanker sendiri. Pendekatan ini membuat hasil pengobatan lebih bertahan lama dan meningkatkan peluang keberhasilan jangka panjang.
Tidak hanya itu, teknologi radiasi juga semakin maju. Dengan radiasi presisi tinggi, dokter kini bisa menargetkan sel kanker secara lebih tepat tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya. Hal ini sangat penting untuk mengurangi risiko komplikasi serta mempercepat pemulihan pasien. Ditambah lagi, perkembangan pembedahan modern, termasuk operasi berbantuan robot, menghadirkan teknik bedah yang lebih aman, minim trauma, dan memungkinkan pasien pulih dalam waktu lebih singkat.
Dr. Chopra menegaskan bahwa semua kemajuan ini telah mengubah paradigma penanganan kanker paru. Jika dulu fokus utama hanya sebatas memperpanjang hidup, kini tujuan pengobatan bergeser menjadi membantu pasien tetap bisa menjalani kehidupan yang aktif, berkualitas, dan penuh produktivitas. Dengan begitu, pasien tidak hanya bertahan hidup lebih lama, tetapi juga bisa menikmati kehidupan yang lebih baik bersama keluarga dan lingkungan sosialnya.
Meski demikian, ia mengingatkan bahwa keberhasilan terapi sangat bergantung pada deteksi dini. Tanpa pemeriksaan sejak awal, kanker paru sering kali baru ditemukan ketika sudah mencapai stadium lanjut. Untuk itu, pemeriksaan CT scan dosis rendah dan berbagai tes darah menjadi kunci penting dalam menemukan kanker paru lebih awal, bahkan sebelum gejala mulai dirasakan pasien.
Dr. Chopra juga menekankan pentingnya kesadaran masyarakat untuk melakukan skrining rutin, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko seperti perokok aktif, riwayat keluarga dengan kanker paru, atau paparan polusi jangka panjang. Selain itu, ia mendorong pemerintah dan pemangku kepentingan di bidang kesehatan untuk memperluas akses terhadap terapi inovatif sehingga manfaat kemajuan pengobatan dapat dirasakan secara lebih merata di Indonesia.
“Semakin cepat kanker paru terdiagnosis, semakin besar pula peluang pasien mendapatkan manfaat penuh dari terapi modern yang tersedia,” ujar Dr. Chopra, menutup penjelasannya dengan optimisme bahwa masa depan pengobatan kanker paru akan semakin cerah.