Sumber foto: Canva

Kebiasaan Makan Laki-Laki dan Perempuan: Lebih dari Sekadar Selera

Tanggal: 9 Jul 2025 09:13 wib.
Perbedaan antara laki-laki dan perempuan seringkali melampaui ciri fisik semata, meresap hingga ke kebiasaan sehari-hari, termasuk cara makan. Meskipun preferensi individu memainkan peran besar, penelitian dan pengamatan menunjukkan adanya pola umum dalam kebiasaan makan antara kedua gender. Perbedaan ini tidak hanya mencakup jenis makanan yang dikonsumsi, tetapi juga porsi, motivasi di balik pilihan makanan, hingga respons terhadap diet.

Porsi dan Kebutuhan Energi: Perbedaan Mendasar

Salah satu perbedaan paling mencolok adalah dalam hal porsi dan asupan kalori harian. Secara umum, laki-laki memiliki massa otot yang lebih besar dan metabolisme basal yang lebih tinggi dibandingkan perempuan. Hal ini berarti laki-laki cenderung membutuhkan asupan kalori yang lebih banyak untuk mempertahankan berat badan dan tingkat aktivitas mereka. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika laki-laki sering terlihat mengonsumsi porsi makanan yang lebih besar atau merasa lapar lebih cepat daripada perempuan.

Perbedaan kebutuhan energi ini juga memengaruhi jenis makanan yang diprioritaskan. Laki-laki mungkin lebih condong pada makanan berkalori tinggi dan kaya protein untuk mendukung massa otot, sementara perempuan mungkin lebih fokus pada makanan yang memberikan energi seimbang dan nutrisi mikro esensial yang dibutuhkan tubuh mereka, seperti zat besi atau kalsium.

Pilihan Makanan dan Preferensi Rasa

Meskipun stereotip seringkali menggambarkan laki-laki menyukai daging merah dan perempuan menyukai salad, ada dasar ilmiah di balik beberapa kecenderungan ini. Penelitian menunjukkan bahwa laki-laki cenderung memilih makanan yang lebih padat energi, gurih, dan berprotein tinggi. Ini bisa termasuk daging, olahan susu penuh lemak, dan makanan cepat saji. Motivasi di balik pilihan ini seringkali adalah rasa kenyang yang cepat dan energi untuk aktivitas fisik.

Di sisi lain, perempuan mungkin memiliki preferensi yang lebih luas, termasuk camilan manis, buah-buahan, sayuran, dan makanan ringan. Ada juga bukti bahwa perempuan lebih peka terhadap rasa manis dan pahit dibandingkan laki-laki. Faktor sosial dan budaya juga berperan, di mana perempuan lebih sering diasosiasikan dengan persiapan makanan sehat atau diet.

Respon Emosional dan Diet: Pengaruh Psikologis

Aspek psikologis juga sangat memengaruhi kebiasaan makan. Perempuan cenderung lebih sering mengalami makan emosional (emotional eating), yaitu menggunakan makanan sebagai cara mengatasi stres, kecemasan, atau emosi negatif lainnya. Ini bisa berkontribusi pada keinginan untuk mengonsumsi makanan manis atau makanan penenang saat suasana hati tidak baik.

Sebaliknya, meskipun laki-laki juga bisa mengalami makan emosional, kecenderungannya mungkin kurang terlihat atau diungkapkan dengan cara berbeda. Laki-laki juga cenderung lebih termotivasi oleh tujuan fisik yang jelas, seperti membangun otot atau menurunkan berat badan untuk performa, yang memengaruhi pilihan diet mereka. Perempuan, di sisi lain, mungkin lebih termotivasi oleh citra tubuh atau kesehatan jangka panjang. Ini juga menjadikan perempuan lebih sering terlibat dalam diet dan pembatasan kalori dibandingkan laki-laki, yang kadang menyebabkan siklus makan yang tidak sehat.

Lingkungan Sosial dan Peran Budaya

Lingkungan sosial dan norma budaya juga membentuk kebiasaan makan. Dalam banyak budaya, laki-laki didorong untuk menunjukkan kekuatan dan kemampuan makan yang besar sebagai simbol kejantanan. Pertemuan sosial atau acara makan di luar rumah seringkali melibatkan porsi besar dan makanan berkalori tinggi.

Perempuan, di sisi lain, seringkali ditempatkan di bawah tekanan sosial untuk menjaga penampilan atau mengikuti standar kecantikan tertentu, yang bisa memengaruhi pilihan makanan mereka ke arah yang lebih "ringan" atau "sehat". Peran tradisional sebagai pengasuh atau penyiap makanan di keluarga juga dapat memengaruhi cara perempuan memilih dan mengonsumsi makanan, dengan prioritas pada nutrisi keluarga secara keseluruhan.

Implikasi Kesehatan dan Rekomendasi Gizi

Perbedaan dalam kebiasaan makan ini tentu memiliki implikasi kesehatan. Laki-laki mungkin lebih rentan terhadap penyakit yang berhubungan dengan asupan kalori tinggi dan lemak jenuh, sementara perempuan mungkin perlu lebih memperhatikan asupan nutrisi mikro tertentu yang penting untuk kesehatan reproduksi atau tulang.

Penting untuk diingat bahwa pola-pola ini adalah generalisasi. Tidak semua laki-laki makan dalam porsi besar, dan tidak semua perempuan selalu memilih salad
Copyright © Tampang.com
All rights reserved