Kebiasaan Belanja Nontunai Membuat Konsumen Lebih Boros
Tanggal: 27 Jun 2024 19:24 wib.
Peralihan ke pembayaran nontunai membuat manusia lebih boros. Namun, besaran donasi dan tips yang dikeluarkan tidak berubah meskipun manusia berhenti menggunakan uang kas dan koin. Hasil penelitian dari tim peneliti University of Adelaide dan University of Melbourne menunjukkan efek dari proses belanja nontunai terhadap perilaku konsumen dalam menggunakan uang mereka. Dalam proses analisis 71 laporan penelitian dari 17 negara yang berbeda, terungkap bahwa pembayaran nontunai, baik melalui HP maupun kartu, membuat konsumen lebih "longgar" dengan anggaran mereka.
Menurut laporan dari Science Alert, kemungkinan penyebab dari kecenderungan ini adalah tidak adanya representasi fisik dari uang dalam transaksi nontunai. "Untuk mencegah belanja lebih banyak dari yang kita rencanakan, kami menyarankan konsumen membawa uang tunai daripada mengandalkan kartu jika dimungkinkan, ini bisa digunakan sebagai metode pengendalian diri," kata Lachlan Schmburgk dari University of Adelaide. Dia menambahkan bahwa saat menggunakan uang tunai, konsumen harus menghitung dan menyerahkan uang kertas dan koin secara langsung, membuat aksi berbelanja lebih kentara. Secara keseluruhan, perbedaan pengeluaran akibat pergeseran dari belanja tunai ke nontunai, meskipun kecil, tetap signifikan. Selain itu, selisih pengeluaran tersebut jauh lebih besar untuk "belanja yang menyolok," seperti pembelian berlian atau pakaian mewah.
Namun, di sisi lain, pengeluaran untuk donasi dan tips ternyata tidak mengalami perubahan yang signifikan. "Di luar ekspektasi kami, pembayaran nontunai tidak meningkatkan pengeluaran untuk tips atau donasi, dibandingkan dengan pembayaran tunai," ungkap Schomburgk. Bahkan, penelitian ini menemukan bahwa perbedaan pengeluaran ini makin tipis seiring dengan semakin terbiasanya manusia dengan metode pembayaran nontunai.
Para peneliti menegaskan bahwa penelitian ini bisa menjadi awal untuk melanjutkan penelitian lebih lanjut yang dapat mengungkap perbedaan kebiasaan berbelanja berdasarkan tipe pembayaran nontunai yang digunakan, seperti kartu atau uang elektronik. Selain itu, jenis pembayaran terbaru seperti kripto atau buy now pay later juga perlu untuk dipelajari lebih lanjut.
Dari data yang disajikan, jelas bahwa kebiasaan berbelanja nontunai dapat mempengaruhi perilaku konsumen dalam menggunakan uang mereka. Meskipun pembayaran nontunai membuat konsumen lebih longgar dalam pengeluaran, namun hal ini tidak berlaku untuk pengeluaran donasi dan tips. Perbedaan ini memberikan pemahaman baru terhadap dinamika belanja nontunai dan memberikan penekanan pada pentingnya pengendalian diri dalam berbelanja. Akan sangat menarik untuk melihat hasil penelitian lebih lanjut yang dapat memberikan insight lebih dalam tentang dampak berbagai jenis pembayaran nontunai terhadap perilaku konsumen.