Kamu Harus Tahu, Ternyata Gula Bisa Mengaktifkan Area Otak Sama Seperti Narkoba
Tanggal: 10 Agu 2025 21:03 wib.
Ketika membicarakan tentang makanan yang mempengaruhi otak, banyak orang mungkin berpikir tentang kafein atau alkohol. Namun, ada satu bahan yang sering kali diabaikan, yaitu gula. Penjelasan tentang bagaimana gula dapat mempengaruhi otak mungkin akan mengejutkan banyak orang. Di dalam artikel ini, kita akan mengupas alasan dan penyebabnya mengapa gula dapat mengaktifkan area otak dengan cara yang sama seperti narkoba.
Gula adalah sumber energi utama bagi tubuh kita, tetapi konsumsi gula secara berlebihan bisa memiliki dampak yang serius pada kesehatan mental dan fisik. Saat kita mengonsumsi gula, tubuh kita merespon dengan melepaskan dopamin, neurotransmitter yang bertanggung jawab untuk perasaan senang dan puas. Proses inilah yang membuat kita merasa nagih setelah mengonsumsi makanan manis. Penjelasan ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh gula terhadap otak kita, mirip dengan efek yang ditimbulkan oleh zat-zat narkotika.
Alasan di balik fenomena ini terletak pada struktur dan fungsi biologis otak. Gula, ketika dikonsumsi, memicu jalur penghargaan di otak, yaitu area yang sama yang diaktifkan oleh narkoba seperti kokain dan heroin. Jalur penghargaan ini memainkan peran penting dalam motivasi dan perasaan bahagia. Namun, saat kita mengonsumsi gula secara berlebihan, otak menjadi tergantung pada asupan gula untuk merasakan kebahagiaan. Menurut penelitian, fenomena ini dapat menyebabkan perilaku yang mirip dengan kecanduan, di mana individu merasa perlu untuk terus mencari gula demi mendapatkan "high" yang sama.
Penyebabnya juga berkaitan dengan bagaimana makanan manis berinteraksi dengan sistem saraf pusat. Gula dapat mengubah pemrosesan kimia di otak, ditambah dengan fakta bahwa orang yang memiliki kecenderungan untuk mengonsumi makanan manis lebih rentan terhadap depresi dan kecemasan. Penjelasan ini menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara pola makan yang tinggi gula dan kesehatan mental. Dari hasil penelitian, telah ditemukan bahwa individu yang mengonsumsi makanan yang tinggi sugar berisiko lebih tinggi mengalami gangguan suasana hati, kondisi yang sering kali dialami oleh para pecandu narkoba.
Lebih jauh lagi, ada juga penelitian yang menunjukkan bahwa gula dapat memengaruhi neuroplasticity, yaitu kemampuan otak untuk beradaptasi dan berubah. Kelebihan gula dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel otak dan memengaruhi fungsi kognitif. Ini adalah salah satu alasan mengapa penurunan konsentrasi dan memori sering kali disebutkan sebagai gejala konsumsi gula yang berlebihan.
Jadi, apa yang bisa kita pelajari dari semua ini? Memahami hubungan antara gula dan pengaktifan area otak sama pentingnya dengan mengetahui efek jangka panjangdari konsumsi gula yang berlebihan. Penjelasan yang lebih dalam tentang bagaimana gula mempengaruhi otak akan membantu kita mengenali pola makan yang mungkin berisiko. Selain itu, alasan dibalik kecanduan gula dapat mendorong kita untuk lebih berhati-hati dengan asupan gula harian kita.
Meskipun gula memberikan rasa enak dan energi instan, kita perlu menyadari bahwa pengaruhnya terhadap otak tidak sepele. Pengetahuan ini seharusnya menjadi refleksi bagi kita semua untuk memperhatikan pemilihan makanan yang tidak hanya enak, tetapi juga baik untuk kesehatan mental dan fisik.