Jangan Asal Makan di Pesawat! Ini 6 Jenis Makanan yang Bisa Bikin Perut Kacau dan Penumpang Lain Terganggu
Tanggal: 30 Apr 2025 09:10 wib.
Bepergian dengan pesawat memang menyenangkan, tapi tidak sedikit orang yang lupa bahwa makanan yang dikonsumsi di darat bisa berefek sangat berbeda ketika berada di ketinggian ribuan meter. Menurut pakar etiket internasional Jamila Musayeva dan Jacqueline Whitmore, ada beberapa jenis makanan yang sebaiknya dihindari saat berada di kabin pesawat, baik demi kenyamanan pribadi maupun rasa hormat terhadap penumpang lain.
Faktor lingkungan di dalam pesawat sangat berbeda dengan kondisi normal. Udara di kabin yang kering, ruang gerak terbatas, dan sistem ventilasi yang tidak optimal membuat tubuh merespons makanan secara berbeda. "Saat kita terbang di ketinggian sekitar 35.000 kaki, sistem pencernaan, indera perasa, dan metabolisme kita bekerja tidak seperti biasanya. Makanan yang terasa lezat di darat bisa jadi memicu masalah di udara," jelas Whitmore seperti dikutip dari Fox News Digital, Selasa (29/4/2025).
Agar perjalanan udara tetap nyaman dan bebas gangguan pencernaan atau bau yang tidak menyenangkan, inilah enam makanan yang sebaiknya tidak dikonsumsi saat naik pesawat:
1. Makanan Tinggi Garam
Mi instan, keripik asin, daging olahan, atau makanan tinggi sodium lainnya sebaiknya dihindari selama penerbangan. Kandungan garam yang tinggi dapat membuat tubuh cepat dehidrasi, memicu rasa haus berlebihan, serta menyebabkan perut kembung dan lesu.
Whitmore menyarankan untuk memilih makanan yang lebih bersahabat bagi sistem pencernaan seperti sayuran berserat tinggi. Beberapa pilihan ringan yang cocok dibawa saat terbang adalah wortel, seledri yang dicocol hummus, atau apel dengan selai almond. Selain mengenyangkan, pilihan ini juga membantu menjaga kestabilan energi tubuh tanpa membebani pencernaan.
2. Makanan Berbahan Ikan atau Telur
Makanan seperti sandwich tuna, salad telur, atau olahan laut lainnya memiliki bau khas yang menyengat, terutama saat disimpan di wadah tertutup dan kemudian dipanaskan. Aroma tersebut bisa bertahan lama di dalam kabin yang sempit dan membuat penumpang lain merasa terganggu.
Jamila Musayeva menjelaskan bahwa makanan berbasis telur meskipun masih segar tetap mengeluarkan bau yang tajam ketika dipanaskan. Selain itu, risiko keracunan makanan juga lebih tinggi apabila makanan tidak disimpan dengan benar, mengingat suhu dan tekanan dalam pesawat dapat memengaruhi kualitas makanan.
3. Makanan Gorengan
Chicken nugget, onion rings, dan makanan goreng tepung lainnya memang menggugah selera, namun sebaiknya tidak menjadi pilihan untuk dikonsumsi di pesawat. Makanan ini tidak hanya melepaskan aroma minyak yang menyebar dengan cepat di udara kabin, tetapi juga cenderung menjadi lembek dan kurang nikmat jika dibiarkan dalam waktu lama.
Lebih dari itu, makanan gorengan juga tergolong berat bagi pencernaan dan bisa membuat perut terasa tidak nyaman—terutama saat terjadi turbulensi atau ketika tekanan udara di kabin berubah drastis. Jika ingin membawa makanan, sebaiknya pilih yang ringan dan minim minyak.
4. Kacang dan Sayuran Cruciferous
Kacang-kacangan, brokoli, kubis, dan kembang kol masuk dalam daftar makanan yang dapat menyebabkan produksi gas berlebih di dalam tubuh. Gas ini dapat menyebabkan kembung, rasa tidak nyaman di perut, bahkan kentut yang tidak disengaja. Di dalam pesawat yang penuh sesak dan tertutup, tentu tidak ada yang ingin duduk bersebelahan dengan seseorang yang sedang mengalami masalah pencernaan.
Whitmore menekankan bahwa menjaga kenyamanan bersama adalah bagian penting dari etika perjalanan udara. Oleh karena itu, penting untuk menghindari makanan yang bisa memicu masalah pencernaan berlebihan.
5. Makanan Kaya Krim dan Produk Susu
Hidangan seperti lasagna, pasta dengan saus Alfredo, atau macaroni and cheese tampak menggoda, tetapi tidak cocok dikonsumsi saat terbang. Produk berbasis susu dan krim seperti ini sulit dicerna di ketinggian dan cenderung menyebabkan kembung, rasa berat di perut, hingga mual.
Jika Anda tetap ingin menikmati makanan seperti pasta, pertimbangkan versi yang menggunakan saus berbahan tomat atau sayuran, yang lebih ringan dan lebih mudah diproses oleh sistem pencernaan.
6. Makanan Beraroma Bawang Putih
Bawang putih adalah bumbu andalan dalam banyak hidangan lezat. Namun, aromanya yang menyengat dan tahan lama bisa menjadi masalah besar di ruang tertutup seperti kabin pesawat. Meskipun tidak berbahaya, efek sosialnya bisa sangat mengganggu kenyamanan orang lain.
Musayeva menyampaikan analogi menarik: “Jika makanan tersebut terlalu menyengat untuk dibawa ke pertemuan bisnis atau kencan pertama, maka makanan itu juga sebaiknya tidak dibawa ke pesawat.” Prinsip sederhana ini bisa menjadi panduan saat memilih bekal perjalanan.
Penutup: Bijak dalam Memilih Makanan Saat Terbang
Makan saat bepergian memang diperlukan, tetapi penting untuk menyesuaikan pilihan makanan dengan situasi dan kondisi di pesawat. Selain untuk kenyamanan diri sendiri, pilihan makanan yang bijak juga menunjukkan rasa hormat terhadap sesama penumpang. Hindari makanan yang bisa memicu bau menyengat, kembung, atau gangguan pencernaan, dan pilihlah makanan ringan, bergizi, dan mudah dicerna.
Dengan pemahaman sederhana ini, perjalanan udara Anda bisa terasa lebih menyenangkan dan bebas gangguan.