Jaman Digital bisa Merusak Hubungan Rumah Tangga

Tanggal: 28 Okt 2017 18:47 wib.
Tampang.com- Sepotong berita ini muncul di berbagai media, mengutip Kepala Humas Pengadilan Agama Bekasi yang menyebut 80 persen perceraian di Bekasi dipicu oleh WhatsApp dan sosial media lainnya.

Data yang disuguhkan oleh kantor ini adalah koleksi kasus sepanjang Januari-September 2017, di mana tercatat sebanyak 2.231 kasus perceraian dengan faktor pemicu terbesar adalah perselingkuhan atau 1.862 kasus di antaranya.
Ya Tuhan,,, sedih pisan lihatnya perkembangan jaman bukan membuat kebaikan malah menjadi mudorot aja.



Pernyataan bapak humas tentang media sosial yang menjadi kambing hitam kandasnya biduk perkawinan seribu lebih pasangan warga Bekasi itu. 

Negosiasi: Kompromi Antara Dua Ego

Peradaban manusia, pasang surut dan dinamika hubungan pasangan akan selalu ada, namanya menyatukan dua pribadi yang berbeda, lengkap dengan keluarga besar masing-masing, lalu hidup di bawah satu atap, tinggal di lingkungan sosial dengan segala drama dan tetek-bengek norma.

Selalu ada negosiasi untuk mencapai kata sepakat, ada tarik-ulur dan perlu kompromi, kesediaan untuk (sekali dua kali) mengalah dan memahami.


Pernikahan memang bukan perkara sederhana, sudah banyak cerita kita dengar dari teman-teman (bahkan pengalaman pribadi) bagaimana kerepotan persiapan pernikahan dan kehidupan perkawinan yang penuh dengan air mata dan gelak tawa datang silih berganti.
 

Ironisnya dengan segala kemudahan dan ketersediaan alat dan media untuk mendukung komunikasi, seringkali menjadi penghambat atau pemecah hubungan.
Kangen sama pacar yang jauh tapi bertemu setiap hari dengan teman kantor. Nah kan, perselingkuhan terjadi bukan karena ada sasaran, tetapi juga karena ada kesempatan.

Ungkapan "witing trisno jalaran soko kulino” yang menyiratkan kalau kedekatan atau rasa sayang itu terbentuk karena terbiasa – terbiasa ketemu, terbiasa ngobrol bareng.




Di zaman serba Internet, menjadi masuk akal karena media sosial adalah ruang lapang yang demokratis. Media sosial seperti Facebook, Instagram dan Twitter memberi kesempatan untuk mendeklarasikan keberadaan kita, mengumumkan personal branding kita dan membuka kesempatan untuk interaksi dengan para pengikut dan pengemar. Ada teman yang suka sekali mengunggah kegiatan dari bangun sampai menjelang tidur – dan tidak lupa dong tag suaminya dalam semua postingnya. Suaminya bahkan sering ikut nimbrung berkomentar. Sering terpercik pertanyaan bagaimana komunikasi di rumah ketika mereka bertemu, apakah postingan-postingan keren hari ini akan dibahas lalu diulas?



Apakah model komunikasi suami-istri di zaman digital ini? Perhatian dan sayang bisa diberikan dalam satu klik, atau dengan satu dua kalimat, Banyak cinta dan cium bisa diwakili oleh emoji.



Kalau sudh seperti itu bagaimana lagi, up date status bisa menjadi pemicu emosi seseorang untuk kepo. Kadang dengan digital kita gak usah capek untuk menyelidiki pasangan tapi semua sudah terlihat dari history chat, telp dan update status.

Tetap semua kembali pada pribadi masing-masing orang dan pasangan. Dan Iman adalah dasar utama dri semua itu.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved