Ini Dia Perilaku Orang Dewasa Yang Pernah Tumbuh Dalam Keadaan Krisis Ekonomi
Tanggal: 25 Nov 2024 20:53 wib.
Tumbuh dalam keadaan miskin dapat membentuk seseorang dengan cara yang mendalam. Hal ini dapat mengajarkan Anda tentang nilai uang, kerja keras, dan ketangguhan. Namun, hal ini juga dapat meninggalkan perilaku yang mengikuti Anda hingga dewasa. Sebagai orang dewasa, mereka yang pernah mengalami kemiskinan di masa kecilnya sering kali menunjukkan perilaku tertentu, beberapa di antaranya mungkin akan mengejutkan Anda.
1) Mereka menilai uang secara berbeda
Uang memiliki arti yang berbeda bagi mereka yang tumbuh dalam kemiskinan. Bagi mereka, uang bukan hanya sebuah alat tukar, tapi juga simbol keamanan dan stabilitas. Karena mereka pernah mengalami kesulitan karena tidak memiliki cukup uang, mereka cenderung lebih berhati-hati dengan pengeluaran dan sering kali berusaha keras untuk menabung. Mereka mungkin menghindari pengeluaran yang tidak perlu dan lebih memilih barang yang praktis dan tahan lama daripada barang mewah atau trendi.
Bukan berarti mereka tidak tahu cara menikmati hidup atau membelanjakan uang untuk diri mereka sendiri. Hanya saja, perspektif mereka tentang uang berakar dari masa lalu, di mana setiap sen dihitung.Perilaku ini sering kali terbawa hingga dewasa, membentuk kebiasaan dan keputusan keuangan mereka. Dan meskipun hal ini dapat mengarah pada tingkat kemampuan berhemat dan penganggaran yang mengagumkan, hal ini juga mencerminkan beban tak terlihat yang ditanggung oleh mereka yang dibesarkan dalam keadaan miskin.
2) Mereka banyak akal
Tumbuh besar dalam keadaan miskin, satu hal yang saya pelajari sejak dini adalah bertahan dengan apa yang saya miliki. Ketika Anda tidak memiliki banyak hal, Anda menjadi kreatif. Saya ingat saat-saat ketika kami tidak mampu membeli perlengkapan sekolah yang baru, jadi saya membuat sampul buku saya sendiri dari tas belanjaan dan menggunakan kembali buku catatan lama dengan merobek halaman yang sudah terpakai. Kami tidak mampu untuk pergi ke toko bahan makanan secara teratur, jadi makanan sering kali menjadi permainan “apa yang bisa kita buat dengan apa yang tersisa di dapur?” Bakat untuk mencari akal ini tidak hilang begitu saja ketika keadaan membaik. Sebagai orang dewasa, saya mendapati diri saya masih tetap kreatif dalam situasi di mana orang lain mungkin akan menyerah atau membuka dompet mereka.
Baik itu memperbaiki keran yang bocor tanpa memanggil tukang ledeng, atau membuat makanan gourmet dari sisa makanan, akal ini adalah perilaku kuat yang sering dibawa oleh mereka yang tumbuh miskin hingga dewasa.
3) Mereka berempati
Mereka yang tumbuh miskin sering kali mengembangkan rasa empati yang mendalam, terutama terhadap orang lain yang menghadapi kesulitan. Ketika Anda telah berjuang sendiri, Anda memahami rasa sakit orang lain secara mendalam. Individu kelas bawah lebih cenderung menunjukkan perilaku empati daripada rekan mereka yang lebih kaya.
Ini bisa jadi karena berjuang dengan kelangkaan dan kesulitan dapat meningkatkan respons emosional dan menumbuhkan rasa kebersamaan yang lebih kuat.
Jadi, tidak jarang menemukan orang dewasa yang tumbuh miskin menjadi orang pertama yang menawarkan bantuan atau dukungan kepada orang lain. Pengalaman mereka telah mengajari mereka nilai kebaikan dan belas kasih dengan cara yang mungkin tidak sepenuhnya dipahami oleh banyak orang.
4) Mereka menghargai hal-hal kecil
Salah satu perilaku nyata orang dewasa yang tumbuh miskin adalah kemampuan mereka untuk menghargai hal-hal kecil dalam hidup. Ketika kemewahan jarang, Anda belajar menemukan kegembiraan dalam kesederhanaan. Jalan-jalan di taman, buku bagus, makanan rumahan. Kesenangan sederhana ini dapat memberikan kepuasan yang luar biasa. Mereka memahami bahwa kebahagiaan tidak selalu datang dari harta benda, tetapi seringkali dari pengalaman dan hubungan.
Penghargaan terhadap hal-hal sederhana ini sering kali menghasilkan kehidupan yang lebih memuaskan dan memuaskan, terlepas dari kesulitan yang mungkin mereka hadapi. Pengalaman masa lalu mereka telah mengajari mereka bahwa kegembiraan dapat ditemukan di tempat-tempat yang paling tidak terduga.
5) Mereka tangguh
Hidup melempar banyak rintangan, tetapi bagi mereka yang tumbuh dalam kemiskinan, ketangguhan seringkali menjadi sifat kedua. Perjuangan dan kesulitan yang terus-menerus memiliki cara untuk menempa kemauan keras dan kemampuan untuk bangkit kembali. Mengatasi kesulitan di tahun-tahun awal mereka memungkinkan mereka untuk mengatasi tantangan secara langsung di masa dewasa mereka, tanpa mudah berkecil hati.
Mereka telah melalui masa-masa sulit dan tampil lebih kuat di sisi lain. Ketahanan ini tidak hanya berlaku untuk masalah keuangan. Ini meluas ke semua aspek kehidupan: pribadi, profesional, emosional. Ini adalah sifat yang diperoleh dengan susah payah yang membuat mereka sangat tangguh, mudah beradaptasi, dan ulet.
Orang dewasa yang tumbuh dalam kemiskinan dapat menunjukkan karakteristik yang unik dan kuat, yang menjadi hasil dari pengalaman masa kecil mereka. Perilaku-perilaku ini tidak hanya mencerminkan nilai-nilai kepemimpinan yang kuat, tetapi juga memberikan wawasan yang berharga bagi orang-orang yang belum mengalami atau memahami situasi kemiskinan. Mereka telah belajar untuk menghargai setiap aspek kehidupan, memanfaatkan sumber daya yang terbatas, dan memiliki visi yang kreatif dalam menghadapi tantangan. Mereka adalah contoh nyata bahwa kekayaan sejati tidak hanya datang dari harta benda, tetapi juga dari nilai-nilai dan sifat-sifat yang mereka kembangkan melalui pengalaman hidup mereka.