Sumber foto: google

Ini Dia 7 Tanda Kamu Alami Jam Koma, Gen Z Wajib Tahu!

Tanggal: 28 Okt 2024 18:23 wib.
Istilah "jam koma" akhir-akhir ini menjadi perbincangan hangat di media sosial, khususnya di kalangan generasi Z atau gen Z. "Jam koma" merupakan kondisi kelelahan otak dan mental akibat paparan informasi atau stimulasi yang berlebihan. Hal ini menjadi pertanda bahwa otak telah mengalami kelelahan ekstrem, yang dapat berdampak pada gangguan mental, fisik, dan fungsi kognitif.

Kondisi jam koma ini menimbulkan kekhawatiran, terutama dengan semakin meningkatnya penggunaan teknologi dan paparan informasi yang intens. Penelitian dan wawancara dengan expert menunjukkan bahwa ada beberapa ciri yang memperlihatkan seseorang mengalami jam koma.

1. Gangguan konsentrasi dan fokus
Menurut ilmuwan otak sekaligus Dekan FK UPN Veteran Jakarta, Taufiq Pasiak, ciri jam koma muncul ketika seseorang mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi dan fokus pada suatu pekerjaan atau pembicaraan. "Waktu fokusnya menjadi pendek atau bahkan tidak ada sama sekali," ujarnya. Gangguan ini dapat berdampak signifikan pada produktivitas dan kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas dengan efisien.

2. Kejernihan berpikir dan kelenturan kognitif berkurang
Taufiq juga menekankan bahwa seseorang yang mengalami jam koma akan mengalami berkurangnya kejernihan berpikir dan kelenturan kognitif. Hal ini membuat individu sulit dalam memproses informasi dan menyesuaikan cara berpikir untuk memecahkan masalah. Dampaknya dapat terasa dalam hal pemecahan masalah, pemikiran kreatif, dan kemampuan beradaptasi dengan perubahan.

3. Ingatan jangka pendek hilang
Kelelahan otak juga dapat menyebabkan hilangnya ingatan jangka pendek. Seseorang mungkin mengalami kesulitan untuk mengingat nama orang yang baru saja dikenal atau detail-detail kejadian yang baru saja terjadi. Hal ini dapat mengganggu interaksi sosial dan kemampuan seseorang untuk memproses informasi yang baru diperoleh.

4. Kelelahan dan menurunnya motivasi
Kelelahan otak juga dapat mempengaruhi fisik, membuat seseorang menjadi mudah lelah dan menurunkan motivasi untuk melakukan berbagai kegiatan. Aktivitas yang biasanya dilakukan dengan senang pun dapat menjadi sulit dilakukan, bahkan yang sebelumnya dianggap mudah pun terasa sulit untuk dijalani. Ini tentu berdampak pada produktivitas dan kinerja seseorang dalam memenuhi tugas-tugasnya.

5. Pengambilan keputusan terganggu
Fungsi kognitif yang terganggu juga bisa mempengaruhi kemampuan seseorang dalam mengambil keputusan. Otak yang lelah akan bekerja lebih lamban dan menghambat proses pengambilan keputusan dan rasionalitas. Kemampuan untuk merespons situasi secara cepat dan tepat pun dapat terganggu, berpotensi meningkatkan tingkat kesalahan dalam pengambilan keputusan.

6. Perubahan emosional yang signifikan
Kondisi jam koma juga dapat memengaruhi keseimbangan emosional seseorang. Seseorang yang mengalami jam koma mungkin akan lebih mudah tersulut emosi, merasa stres, cemas, atau bahkan mengalami perubahan suasana hati yang drastis. Hal ini dapat berdampak pada hubungan sosial dan kesejahteraan mental seseorang.

7. Gangguan tidur dan pola makan
Kelelahan otak yang tidak teratasi dapat mengganggu pola tidur dan makan seseorang. Seseorang mungkin mengalami kesulitan tidur atau mengalami tidur yang tidak berkualitas, serta memiliki pola makan yang tidak teratur. Kondisi ini dapat berdampak pada performa otak dan kesehatan secara umum.

Jam koma bukanlah kondisi yang sepele, dan mengenali tanda-tanda awalnya merupakan langkah yang penting untuk mencegah dampak yang lebih berat. Mengurangi paparan informasi yang berlebihan, mengatur waktu penggunaan teknologi, dan memperhatikan kesehatan fisik dan mental dapat membantu mencegah terjadinya jam koma. Selain itu, penting untuk membiasakan diri dengan kegiatan-kegiatan relaksasi dan mengisi waktu dengan aktivitas yang dapat merangsang pikiran secara positif.

Dengan semakin canggihnya teknologi dan semakin luasnya akses informasi, penting bagi setiap individu, terutama generasi Z, untuk memahami dan mengelola dampak dari penggunaan teknologi secara bijaksana. Kesadaran akan pentingnya menjaga keseimbangan antara penggunaan teknologi dan kesehatan mental menjadi kunci dalam menghindari terjadinya jam koma dan menjaga kesejahteraan secara holistik.

Dalam keterangan terkait, Dr. Azizah, seorang psikolog yang juga aktif memberikan konsultasi kesehatan mental, menekankan pentingnya kesadaran individu dalam memantau kondisi mental mereka sendiri. "Memiliki pemahaman yang baik tentang kesehatan mental dan mampu mengenali tanda-tandanya merupakan langkah yang pertama dalam menjaga kesehatan mental secara keseluruhan," ujarnya. Menurutnya, penting bagi individu, terutama gen Z, untuk memperhatikan kesehatan mental mereka dengan sungguh-sungguh, mengingat penggunaan teknologi yang semakin meresap dalam kehidupan sehari-hari.

Peran orangtua dan pendidik juga menjadi kunci dalam mengedukasi generasi Z tentang pentingnya kecukupan istirahat dan pembatasan paparan informasi. Dukungan dari lingkungan sekitar dalam menciptakan pola hidup sehat dan bijaksana dalam menggunakan teknologi akan membantu mengurangi risiko terjadinya jam koma dan gangguan kesehatan mental lainnya.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved