Sumber foto: iStock

Industri K-pop tidak hanya menghadirkan fenomena musik yang mendunia, tetapi juga meningkatkan kekhawatiran terkait dampak lingkungan akibat pMerapat! Pemerintah Korea Selatan Lagi Cemas, Lakukan Ini!

Tanggal: 19 Jun 2024 19:13 wib.
Industri K-pop tidak hanya menghadirkan fenomena musik yang mendunia, tetapi juga meningkatkan kekhawatiran terkait dampak lingkungan akibat praktik produksi album yang berlebihan. Dalam upaya untuk merespons hal ini, pemerintah Korea Selatan sedang melakukan langkah konkret yang menarik perhatian. Kementerian Lingkungan Hidup telah mengumumkan rencananya untuk mendorong penerapan praktik produksi album yang ramah lingkungan di industri K-pop.

Menurut sumber dari Kementerian Lingkungan Hidup, mereka akan memulai layanan konsultasi dengan agensi K-pop bekerja sama dengan Kementerian Kebudayaan. Langkah ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada anggota Asosiasi Industri Rekaman Korea mengenai peraturan yang ada terkait kemasan berlebihan. Meskipun saat ini tidak ada peraturan khusus untuk album K-pop, namun peraturan umum telah membatasi kemasan menjadi satu lapisan dan mengatur penggunaan ruang kosong di dalam kemasan agar tidak melebihi 50 persen.

Tantangan yang dihadapi dalam menerapkan peraturan ini pada album adalah keberadaan pasar global. Album K-pop tidak hanya dijual di dalam negeri, namun juga di seluruh dunia. Hal ini membuat penerapan peraturan pengemasan dalam negeri menjadi sulit dilakukan secara seragam. Namun, Kementerian Lingkungan Hidup tetap berusaha mendorong kepatuhan sukarela dengan memberikan panduan kepada perusahaan produksi. Layanan konsultasi individu juga disediakan untuk agensi hiburan lokal. Dengan demikian, diharapkan bahwa upaya ini dapat membawa pengaruh positif terhadap praktik-produksi album di industri K-pop.

Adapun penjualan album fisik K-pop terus meningkat, mencapai lebih dari 100 juta unit per tahun, sesuai data yang dilansir oleh Asosiasi Industri Rekaman Korea. Namun demikian, belum ada peraturan yang mengatur praktik pemasaran yang mendorong kemasan berlebihan atau pembelian dalam jumlah besar. Sebagai hasilnya, penjualan album fisik di chart 400 teratas Asosiasi Industri Rekaman Korea melonjak sebesar 49 persen tahun lalu, dan mencapai sekitar 115,17 juta unit dibandingkan dengan 77,12 juta unit pada tahun sebelumnya.

Untuk meningkatkan penjualan, agensi K-pop sering kali memasukkan kartu foto yang dipilih secara acak ke dalam album rumit yang sering kali dibuat dengan kemasan yang tidak dapat didaur ulang. Tindakan ini dianggap sebagai taktik komersial perusahaan hiburan yang mengeksploitasi loyalitas penggemar, yang kemudian menyebabkan banyak orang membeli album dalam jumlah besar. Seorang aktivis dari organisasi Kpop4Planet, Lee Da-yeon, menegaskan bahwa penggemar membeli album dalam jumlah besar karena adanya insentif seperti kartu foto tersebut.

Dalam konteks ini, tidak dapat dipungkiri bahwa perusahaan hiburan K-pop memiliki ketergantungan yang besar pada pendapatan dari penjualan album. Data laporan keuangan mengungkapkan bahwa penjualan album dan musik digital mampu menghasilkan 45 persen pendapatan Grup K-pop Hybe tahun lalu, 46 persen pendapatan JYP Entertainment, dan hingga 40 persen total pendapatan SM Entertainment pada kuartal pertama tahun ini. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan praktik-produksi album memerlukan pemahaman yang mendalam terhadap sistem ekonomi yang melatarbelakanginya.

Dalam hal ini, tidak dapat dipungkiri bahwa upaya pemerintah Korea Selatan untuk mendorong penerapan praktik produksi album yang ramah lingkungan di industri K-pop merupakan langkah yang sangat penting. Selain itu, kesadaran akan dampak lingkungan dari praktik-produksi album K-pop juga menjadi hal yang krusial dalam mendukung keberlangsungan lingkungan hidup global.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved