Ilmuwan Temukan Hubungan Antara Tinta Tato dan Resiko Kanker Darah
Tanggal: 9 Jun 2024 07:15 wib.
Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Lund University, Swedia, menemukan adanya potensi kaitan antara tinta tato dengan risiko kanker darah atau limfoma ganas. Penelitian ini dilakukan karena minimnya pengetahuan mengenai dampak kesehatan jangka panjang dari tato, meskipun popularitasnya terus meningkat.
Menurut survei Pew Research Center pada tahun 2023, hampir sepertiga penduduk Amerika Serikat memiliki setidaknya satu tato. Hal ini menunjukkan bahwa tren penggunaan tato terus meningkat, namun belum banyak yang diketahui mengenai dampak kesehatannya.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal eClinicalMedicine melibatkan hampir 12.000 orang di Swedia. Para peneliti menggunakan data pencatatan populasi untuk mengidentifikasi orang-orang yang didiagnosis menderita limfoma ganas antara tahun 2007 dan 2017, yang jumlahnya hampir mencapai 3.000 orang. Mereka kemudian membandingkan kelompok tersebut dengan kelompok usia dan jenis kelamin yang sama namun tidak menderita kanker.
Limfoma ganas sendiri merupakan kanker pada sistem limfatik, yang memiliki peran penting dalam melawan kuman dan penyakit. Selain tinta tato, paparan bahan kimia seperti pestisida dan herbisida serta asap rokok juga diketahui dapat meningkatkan risiko limfoma.
Pada tahun 2021, para penulis penelitian mengirimkan kuesioner kepada orang-orang yang telah mereka identifikasi, untuk mengetahui faktor gaya hidup tertentu yang dapat meningkatkan risiko kanker jenis ini, termasuk apakah mereka memiliki tato. Setelah memperhitungkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi risiko kanker seperti merokok dan usia, para peneliti menemukan bahwa risiko limfoma ganas 21% lebih tinggi di antara mereka yang memiliki setidaknya satu tato. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara penggunaan tato dengan risiko kanker darah.
Meskipun temuan tersebut hanya berupa asosiasi dan bukan hubungan langsung, para peneliti menegaskan bahwa diperlukan lebih banyak penelitian untuk memperkuat kesimpulan ini. Secara mengejutkan, para peneliti tidak menemukan bukti yang menunjukkan bahwa risiko tersebut meningkat seiring dengan semakin banyaknya tato yang menutupi kulit seseorang.
Christel Nielsen, seorang profesor di Divisi Kedokteran Kerja dan Lingkungan di Lund University, menyatakan bahwa mereka belum mengetahui secara pasti alasan mengapa tato dapat berhubungan dengan risiko kanker darah. Namun, mereka berspekulasi bahwa tato, apa pun ukurannya, dapat memicu peradangan tingkat rendah di tubuh yang pada akhirnya dapat menyebabkan kanker.