Sumber foto: google

Hindari Konsumsi Obat Nyeri Kepala Lebih dari 15 Hari dalam Sebulan

Tanggal: 18 Jun 2024 09:26 wib.
Dokter spesialis neurologi dr. Henry Riyanto Sofyan, Sp.N(K) dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM) memberikan peringatan kepada pengidap migrain untuk tidak mengonsumsi obat nyeri kepala lebih dari 15 hari dalam sebulan. Hal ini dikarenakan konsumsi obat dalam jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan medication-overuse headache (MOH) atau sakit kepala akibat dosis obat berlebihan.

Menurut Henry, penggunaan obat nyeri kepala tidak boleh melebihi 15 hari dalam satu bulan, terutama untuk obat pereda nyeri kepala sederhana seperti paracetamol atau ibuprofen. Batas penggunaan obat yang bersifat kompleks atau campuran bahkan lebih pendek, hanya boleh dikonsumsi selama 10 hari.

Lebih lanjut, Henry menjelaskan bahwa bila seseorang melebihi batas penggunaan tersebut selama tiga bulan, maka pola nyeri kepala dapat berubah atau memburuk dari segi medis. Obat pereda nyeri kepala sebaiknya hanya digunakan saat gejala nyeri kepala muncul, tidak seperti obat demam yang dikonsumsi secara rutin sesuai jadwal.

Untuk mencegah serangan migrain, Henry menyarankan untuk menerapkan pola hidup sehat seperti berolahraga secara teratur, menjaga pola makan teratur dan seimbang, serta mengelola stres dengan baik. Selain itu, penggunaan obat sebaiknya tetap sesuai dengan anjuran dari dokter, dan hindari konsumsi kafein berlebihan, alkohol, serta berhenti merokok untuk mengurangi frekuensi dan keparahan migrain.

Pentingnya membatasi konsumsi obat nyeri kepala juga menjadi perhatian lebih dalam upaya pencegahan migrain. Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), migrain menjadi salah satu penyakit yang memiliki dampak besar terhadap kualitas hidup. Tidak hanya itu, kondisi ini juga menempatkan beban ekonomi yang signifikan akibat hilangnya produktivitas kerja dan biaya pengobatan.

Oleh karena itu, penekanan pada pola hidup sehat dan penggunaan obat yang bijak menjadi kunci dalam mengatasi masalah migrain. Konsumsi obat yang terkontrol dan penerapan pola hidup sehat dapat membantu mengurangi frekuensi serangan migrain serta mengurangi risiko medication-overuse headache (MOH).
Copyright © Tampang.com
All rights reserved