Sumber foto: Google

Hati-hati! 8 Kebiasaan Sehari-hari yang Diam-diam Memicu Asam Lambung Naik dan Sesak di Dada

Tanggal: 24 Okt 2025 15:31 wib.
Asam lambung naik atau yang dikenal dengan istilah refluks asam bukan hanya membuat perut tidak nyaman, tetapi juga bisa menimbulkan sensasi terbakar di dada hingga sesak. Banyak orang menganggap kondisi ini sepele dan hanya sebagai “gangguan pencernaan ringan.” Padahal, jika dibiarkan, asam lambung naik bisa memicu masalah kesehatan yang lebih serius. Salah satu penyebab utama naiknya asam lambung adalah kebiasaan sehari-hari yang sering kali tidak disadari. Berikut delapan kebiasaan yang paling umum memicu masalah ini.

Makan Terlalu Cepat

Makan dengan terburu-buru sering kali membuat seseorang menelan udara bersamaan dengan makanan. Hal ini bisa meningkatkan tekanan pada perut dan memicu asam lambung naik ke kerongkongan. Selain itu, pencernaan pun menjadi kurang optimal karena makanan tidak dikunyah dengan baik. Cobalah untuk makan perlahan, kunyah makanan hingga halus, dan beri waktu bagi tubuh untuk memproses makanan secara nyaman.

Langsung Berbaring Setelah Makan

Banyak orang terbiasa beristirahat atau tidur sejenak setelah makan, padahal posisi berbaring membuat gravitasi tidak membantu asam lambung tetap berada di perut. Akibatnya, asam bisa naik ke esofagus, menimbulkan sensasi panas atau terbakar di dada. Idealnya, tunggu minimal 2-3 jam setelah makan sebelum berbaring atau tidur.

Konsumsi Makanan Pedas dan Berlemak Tinggi

Makanan pedas, gorengan, atau makanan berlemak tinggi dapat merangsang produksi asam lambung. Saat dikonsumsi berlebihan, makanan ini bisa memicu refluks yang membuat dada terasa panas. Sebaiknya batasi konsumsi makanan tersebut, terutama jika Anda sudah memiliki riwayat asam lambung naik.

Minum Kopi dan Minuman Berkafein Berlebihan

Kopi dan minuman berkafein dapat meningkatkan produksi asam lambung. Bagi sebagian orang, segelas kopi pagi bisa memicu rasa panas di dada atau perut kembung. Alternatifnya, pilih teh herbal atau kopi rendah kafein jika Anda rentan terhadap refluks asam.

Merokok

Rokok tidak hanya merusak paru-paru, tetapi juga memengaruhi sfingter esofagus bagian bawah. Sfingter ini berfungsi sebagai “pintu” yang mencegah asam lambung naik ke kerongkongan. Jika sfingter melemah akibat rokok, risiko refluks meningkat, dan sensasi sesak di dada pun lebih sering muncul.

Konsumsi Alkohol

Alkohol dapat mengiritasi lapisan lambung dan memperlemah sfingter esofagus, sama seperti rokok. Minum alkohol berlebihan akan mempermudah asam lambung naik, bahkan beberapa orang mengalami rasa terbakar hanya setelah satu gelas minuman beralkohol.

Mengenakan Pakaian Terlalu Ketat

Mungkin terdengar sepele, tetapi pakaian ketat di bagian perut dapat memberi tekanan ekstra pada lambung. Tekanan ini memaksa asam lambung naik ke kerongkongan, menyebabkan rasa panas atau sesak di dada. Pilih pakaian yang nyaman, terutama setelah makan atau saat beraktivitas sehari-hari.

Stres dan Kurang Tidur

Stres dan kurang tidur bukan hanya berdampak pada mood, tetapi juga memengaruhi kesehatan pencernaan. Stres bisa meningkatkan produksi asam lambung, sedangkan kurang tidur membuat tubuh lebih sulit memproses asam secara normal. Teknik relaksasi, meditasi, atau tidur cukup 7-8 jam sehari bisa membantu mengurangi risiko asam lambung naik.


Kebiasaan sehari-hari yang tampak sepele ternyata bisa menjadi pemicu asam lambung naik dan sensasi sesak di dada. Mulai dari makan terburu-buru, langsung berbaring setelah makan, hingga konsumsi makanan tertentu atau kebiasaan merokok, semuanya memberi kontribusi. Mengubah gaya hidup, menjaga pola makan, dan mengelola stres adalah langkah efektif untuk mencegah refluks asam.

Jika gejala asam lambung naik sering muncul atau semakin parah, sebaiknya konsultasikan ke dokter. Deteksi dini dan penanganan tepat dapat mencegah komplikasi serius, termasuk luka pada kerongkongan atau gangguan pencernaan kronis.

Menerapkan perubahan sederhana dalam rutinitas harian bisa membuat perbedaan besar bagi kesehatan pencernaan Anda. Ingat, mencegah selalu lebih baik daripada mengobati!
Copyright © Tampang.com
All rights reserved