Sumber foto: iStock

Hasil Riset: Bias Gender Terjadi di Industri Startup

Tanggal: 30 Des 2024 19:52 wib.
Hasil riset terbaru yang dilakukan oleh Boston Consulting Group (BCG) dan Stellar Women mengungkap adanya bias gender yang signifikan di industri startup di Indonesia. Temuan ini menyoroti adanya hambatan dalam akses pendanaan bagi pengusaha perempuan di dunia startup, seperti yang dipublikasikan oleh AC Ventures dalam whitepaper bertajuk "Closing the Funding Gap for Women Entrepreneurs in Indonesia".

Menurut laporan tersebut, beberapa hambatan utama yang dihadapi oleh pengusaha perempuan antara lain adalah terbatasnya akses modal, bias gender, dan kurangnya akses ke mentor serta informasi yang relevan. Ketidakseimbangan pendanaan di Indonesia mencapai US$1,7 triliun sebagaimana terungkap dalam laporan tersebut. Hal ini menjadi hal yang perlu diperhatikan mengingat bahwa pemberdayaan pengusaha perempuan dapat memberikan kontribusi hingga 26% terhadap PDB global tahunan, serta menambah kekayaan modal manusia sebesar US$160 triliun menurut studi global.

Selain itu, bisnis yang dipimpin oleh perempuan memiliki potensi kinerja lebih baik hingga 15% dan dapat meningkatkan kapitalisasi pasar tambahan hingga mencapai US$5,9 triliun. Namun, dalam realitanya, pengusaha perempuan mengalami lima tantangan utama dalam mengakses pendanaan, antara lain keterbatasan kesempatan untuk berjejaring, kesulitan dalam menyusun pitch deck yang sesuai dengan keinginan investor, dan kurangnya informasi yang disesuaikan mengenai pilihan pendanaan.

Tantangan-tantangan ini semakin diperburuk oleh bias gender dan ketidaksesuaian antara model bisnis yang dipimpin perempuan dengan kriteria investor. Untuk mengatasi kesenjangan tersebut, diperlukan upaya untuk mengidentifikasi tiga pilar utama, yaitu; pemerintah dan organisasi harus menyediakan platform mentoring dan pengetahuan yang disesuaikan untuk pengusaha perempuan, pengusaha perempuan perlu secara aktif terlibat dalam pengembangan diri untuk menghadapi tantangan pendanaan dan bisnis, serta mereka harus proaktif mencari opsi pendanaan yang sesuai dengan model bisnis mereka.

Menurut Samira Shihab, Principal di AC Ventures dan Founder Stellar Women, "Keberagaman gender bukan hanya sebuah nilai. Ini adalah katalisator untuk kemajuan ekonomi dan sosial." Dia juga menambahkan, "Pemberdayaan perempuan bukanlah sekadar misi. Ini adalah langkah penting untuk masa depan yang lebih cerah dan adil." Dalam pandangan Samira Shihab, komitmen untuk mendukung pengusaha perempuan adalah inti dari strategi investasi mereka, yang juga sejalan dengan visi mereka untuk mendorong pertumbuhan inklusif di ekosistem wirausaha Indonesia.

Penting bagi kita untuk memahami bahwa peran perempuan dalam dunia wirausaha harus diakui dan didukung dengan baik. Pemberdayaan perempuan dalam dunia bisnis bukanlah hanya tanggung jawab pemerintah atau organisasi, namun juga tanggung jawab setiap individu dalam masyarakat. Tunjukan dukungan dan apresiasi kita terhadap pengusaha perempuan dengan memberikan mereka akses, kesempatan, serta sumber daya yang diperlukan untuk berkembang dan berhasil.

Begitu juga dalam ekosistem startup, perlu adanya kesadaran akan adanya bias gender dan upaya untuk menciptakan lingkungan yang inklusif agar pengusaha perempuan dapat meraih potensinya tanpa hambatan yang tidak perlu. Dengan demikian, kita dapat menciptakan lingkungan bisnis yang lebih seimbang, adil, dan berkelanjutan bagi semua pelaku bisnis, tanpa memandang jenis kelamin atau latar belakang. 

Semua pihak perlu bersama-sama berperan aktif dalam menciptakan perubahan positif untuk mengatasi bias gender di industri startup, sehingga potensi pengusaha perempuan dapat terwujud secara optimal dan memberikan kontribusi nyata bagi perkembangan ekonomiglobal.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved