Sumber foto: Bisnis.com

Grand Mall Bekasi Mati Suri: Kisah Tragis Runtuhnya Ikon Belanja yang Pernah Berjaya

Tanggal: 4 Mei 2025 08:54 wib.
Grand Mall Bekasi, yang dulunya menjadi salah satu pusat perbelanjaan paling ramai dan ikonik di Kota Bekasi, kini hanya tinggal kenangan. Pusat perbelanjaan empat lantai yang pernah menjadi magnet pengunjung dari berbagai penjuru kota itu resmi tutup pada 1 Januari 2025. Dulu ramai oleh aktivitas jual beli, kini gedung megah tersebut sunyi dan menyisakan pemandangan yang menyayat hati—bak bangunan kosong yang ditinggalkan zaman.

Dalam pantauan langsung CNBC Indonesia pada Jumat, 2 Mei 2025, suasana Grand Mall tampak suram dan hening. Tak ada lagi keramaian khas mal yang biasa terdengar dari lantai ke lantai. Lobi utama terlihat kosong tanpa jejak pengunjung, hanya ada papan peringatan lantai licin dan kursi-kursi tua yang berdebu. Cat-cat di bagian luar ruko mulai mengelupas, mempertegas kesan bahwa bangunan ini tak lagi dirawat dan ditinggalkan secara perlahan.

Dulu, Grand Mall adalah kebanggaan warga Bekasi, terutama masyarakat di sekitar Harapan Jaya, Harapan Mulya, Medan Satria, dan Pekayon. Mal ini merupakan tempat favorit keluarga menghabiskan akhir pekan, belanja kebutuhan pokok, membeli pakaian, berburu gadget, hingga menonton film di bioskop. Bahkan pada masa kejayaannya sekitar tahun 2008, Grand Mall termasuk salah satu pusat perbelanjaan paling sibuk di Bekasi.

Seorang warga yang tinggal tak jauh dari lokasi mall mengenang masa-masa itu, “Dulu di sini ada Hypermart, toko HP, tempat beli baju sekolah, salon, tempat makan juga lengkap. Setiap akhir pekan rame banget,” ujarnya dengan nada nostalgia.

Namun kini, suasana itu benar-benar berubah. Grand Mall tak lagi menjadi destinasi belanja maupun hiburan. Hampir seluruh toko tutup. Suasana sunyi seolah menyelimuti setiap sudut bangunan. Dari sekian banyak tenant, hanya satu yang tampaknya masih bertahan, yaitu restoran cepat saji KFC. Meski demikian, jumlah pengunjungnya sangat minim. “Masih buka sih, tapi sepi banget. Cuma satu dua orang aja yang makan di KFC, sama ada satu konter lagi yang buka,” kata seorang petugas keamanan setempat.

Kondisi ini sebenarnya sudah bisa ditebak sejak beberapa tahun terakhir. Persaingan yang semakin ketat di industri ritel menjadi salah satu faktor penyebab runtuhnya Grand Mall Bekasi. Kehadiran pusat perbelanjaan baru dan lebih modern seperti Summarecon Mall Bekasi dan Pakuwon Mall membuat Grand Mall kehilangan daya saing. Gaya hidup masyarakat pun ikut berubah—banyak yang kini lebih memilih berbelanja secara daring dibanding datang langsung ke mal.

Tak hanya itu, bioskop yang dulunya menjadi daya tarik utama kini sudah tidak lagi beroperasi. Tak ada lagi suara tawa penonton atau antrean tiket yang panjang. Semuanya menghilang, seakan menyatu dengan sejarah kejayaan mal ini yang kini perlahan dilupakan.

Ironisnya, pada Februari 2025 lalu, Senior Head Department Marketing Communication Grand Mall Bekasi, Sufala Handri, sempat menyatakan bahwa Grand Mall masih dalam status "beroperasi normal". Namun fakta di lapangan berkata lain. Hampir seluruh tenant tutup, dan minimnya aktivitas membuat mal ini lebih mirip bangunan mati daripada pusat belanja.

Sampai saat ini, belum ada informasi resmi dari pihak manajemen mengenai rencana ke depan. Apakah Grand Mall akan direvitalisasi? Apakah bangunannya akan dialihfungsikan untuk kepentingan lain? Semua masih menjadi tanda tanya besar. Pihak CNBC Indonesia pun masih berusaha menghubungi manajemen untuk mendapatkan kejelasan tentang masa depan mal tersebut.

Kisah Grand Mall Bekasi adalah cerminan nyata tentang kerasnya kompetisi dunia ritel dan perubahan perilaku konsumen dalam satu dekade terakhir. Kemajuan teknologi dan kemudahan berbelanja online membuat pusat perbelanjaan tradisional kehilangan pamor. Tidak semua mal mampu bertahan menghadapi gelombang digitalisasi dan gaya hidup baru masyarakat urban.

Meski demikian, kisah ini juga menjadi pelajaran penting bagi para pelaku bisnis di sektor properti dan ritel. Dibutuhkan inovasi dan adaptasi cepat untuk tetap relevan di tengah arus perubahan zaman. Revitalisasi konsep mal, menghadirkan pengalaman berbelanja yang unik, serta menggabungkan ekosistem offline dan online menjadi kunci bertahan di tengah badai digitalisasi.

Apakah Grand Mall Bekasi akan bangkit kembali atau benar-benar terkubur dalam sejarah kota? Waktu yang akan menjawab. Namun satu hal yang pasti, runtuhnya mal ini meninggalkan jejak penting dalam lanskap perbelanjaan dan urbanisasi di Kota Bekasi.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved