Sumber foto: iStock

Gaji Rendah Bisa Memperpendek Umur? Ini Fakta Mengejutkannya!

Tanggal: 28 Feb 2025 12:51 wib.
Gaji rendah yang tidak sebanding dengan beban pekerjaan menjadi masalah yang umum dialami oleh banyak pekerja, dari berbagai sektor industri. Meskipun banyak dari mereka memiliki keahlian yang mumpuni dan menjalani pekerjaan sesuai dengan kemampuan, kenyataan di lapangan seringkali berbeda. Gaji yang tidak memadai tidak hanya mengurangi motivasi dan semangat kerja, tetapi juga bisa berdampak serius pada kesehatan dan kesejahteraan jangka panjang. 

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Mailman School of Public Health di Universitas Columbia dan diterbitkan di Journal of the American Medical Association (JAMA), ditemukan bukti kuat yang mengaitkan gaji rendah dengan tingkat kesehatan yang buruk serta harapan hidup yang lebih pendek. 

Peneliti melacak data dari kira-kira 4.000 pekerja di Amerika Serikat selama periode 12 tahun, menggunakan informasi dari Health and Retirement Study yang dilakukan oleh Universitas Michigan antara tahun 1992 hingga 2018. Peserta yang berpartisipasi dalam penelitian ini diharuskan berusia setidaknya 50 tahun pada awal studi dan rata-rata berumur 60 tahun pada akhirnya. 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja paruh baya dengan gaji rendah memiliki risiko kematian yang signifikan lebih tinggi jika dibandingkan dengan mereka yang mendapatkan gaji layak. Para peneliti juga mencatat bahwa risiko kematian meningkat hampir dua kali lipat pada individu yang memiliki pekerjaan tidak tetap sambil terus-menerus menerima gaji yang rendah. Hal ini semakin memprihatinkan mengingat banyak pekerja di sektor informal tidak memiliki jaminan sosial atau akses ke layanan kesehatan.

Gaji yang rendah sering kali berkaitan dengan pekerjaan yang lebih berisiko, baik dari segi kesehatan fisik maupun mental. Pekerja yang terjebak dalam lingkaran gaji rendah juga cenderung lebih rentan terhadap stres. Stres berkepanjangan ini dapat berkontribusi pada berbagai isu kesehatan, termasuk gejala depresi, kelelahan, dan masalah kardiovaskular.

 Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja berpendapatan rendah sering melaporkan kondisi kesehatan yang buruk dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang mendapatkan upah lebih tinggi. Mereka juga lebih mungkin mengalami gejala depresi dan bahkan lebih jarang memiliki asuransi kesehatan yang memadai, yang dapat melindungi mereka dari risiko kesehatan yang lebih besar.

Menurut para peneliti, "Upah adalah faktor risiko yang dapat diubah dan ditindaklanjuti untuk meningkatkan kesehatan dan mengurangi ketidaksetaraan". Ini menunjukkan bahwa kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan gaji bisa menjadi langkah awal yang strategis. Meningkatkan upah bukan hanya sekadar memberikan keuntungan finansial, tetapi juga merupakan investasi dalam kesehatan masyarakat yang lebih baik.

Walau dalam dua tahun terakhir ada pergeseran dalam komposisi pasar tenaga kerja yang menyebabkan kenaikan upah di AS, kenaikan tersebut sering kali tidak cukup untuk melawan inflasi yang merangkak naik. Menurut data Indeks Biaya Ketenagakerjaan yang dirilis oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS, ketika disesuaikan dengan inflasi, upah sebenarnya turun sekitar 1,2 persen dalam setahun. Ini menjadi berita buruk bagi pekerja yang sudah berada dalam situasi keuangan yang sulit.

Kenaikan upah yang dilaporkan lebih besar umumnya hanya terasa bagi pekerja dengan penghasilan rendah dan menengah, khususnya dari sektor rekreasi dan perhotelan. Namun, banyak dari mereka tetap merasakan ketidakadilan dalam distribusi pendapatan. Bahkan dengan kenaikan upah, pendapatan rumah tangga tetap tidak seimbang, dan pekerja dalam kategori ini terus terjebak dalam situasi yang merugikan akibat inflasi yang meningkat.

Sebuah studi oleh Federal Reserve Bank of Dallas menunjukkan bahwa sebagian besar pendapatan rumah tangga yang berpenghasilan rendah digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti pangan, transportasi, dan sewa tempat tinggal. 

Hal ini menciptakan situasi di mana banyak pekerja tidak memiliki tabungan yang cukup untuk menghadapi keadaan darurat atau masalah mendesak lainnya. Ketidakmampuan untuk menabung tidak hanya berdampak pada kesejahteraan jangka pendek, tetapi juga mempengaruhi kemampuan mereka untuk merencanakan masa depan secara lebih baik.

Dari semua temuan ini, jelas bahwa gaji rendah bukan hanya sekadar angka di atas kertas. Ini adalah masalah kompleks yang berkaitan dengan kesehatan, kualitas hidup, dan harapan hidup seseorang. Oleh karena itu, penting bagi berbagai pihak, baik pemerintah maupun sektor swasta, untuk memahami dampak jangka panjang dari kebijakan upah, serta mendorong tindakan nyata untuk menciptakan perubahan yang lebih baik bagi pekerja. Peningkatan kesejahteraan pekerja tidak hanya menguntungkan individu, tetapi juga akan berdampak positif bagi masyarakat secara keseluruhan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved