Fresh Graduate Gen Z Kena PHK: Pelajaran Penting dari Dunia Kerja
Tanggal: 22 Des 2024 17:27 wib.
Generasi Z atau Gen Z, yang merujuk pada individu yang lahir antara tahun 1997-2012, menjadi kelompok yang paling terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam beberapa waktu terakhir.
Menurut platform konsultasi pendidikan dan karier, Intelligent, sekitar 6 dari 10 perusahaan yang disurvei melaporkan bahwa mereka telah melakukan pemecatan terhadap lulusan universitas yang baru mereka rekrut tahun ini.
Beberapa alasan yang disebutkan dalam survei Intelligent di balik keputusan berbagai perusahaan ini antara lain kurangnya motivasi dari karyawan golongan Gen Z, kurangnya profesionalisme, dan keterampilan komunikasi yang buruk.
Menurut survei ini, berikut adalah alasan mengapa perusahaan memecat karyawan Gen Z:
1. Kurangnya motivasi atau inisiatif - 50 persen
2. Kurangnya profesionalisme - 46 persen
3. Keterampilan berorganisasi yang buruk - 42 persen
4. Keterampilan komunikasi yang buruk - 39 persen
5. Kesulitan menerima feedback - 38 persen
6. Kurangnya pengalaman kerja yang relevan - 38 persen
7. Keterampilan pemecahan masalah yang buruk - 34 persen
8. Keterampilan teknis yang tidak memadai - 31 persen
9. Ketidakcocokan budaya - 31 persen
10. Kesulitan bekerja dalam tim - 30 persen
"Banyak lulusan perguruan tinggi baru-baru ini kesulitan memasuki dunia kerja untuk pertama kalinya karena hal itu bisa sangat berbeda dari apa yang biasa mereka alami selama belajar. Mereka sering kali tidak siap menghadapi lingkungan yang kurang terstruktur, dinamika budaya tempat kerja, dan ekspektasi pekerjaan yang mandiri," kata Huy Nguyen, kepala penasihat pendidikan dan pengembangan karier Intelligent.
Menurut Huy Nguyen, situasi ini juga tercermin pada pelaporan manajer perekrutan yang menyebutkan bahwa beberapa pekerja Gen Z kesulitan mengelola beban kerja, sering terlambat, dan tidak berpakaian atau berbicara dengan pantas.
Laporan terpisah yang diterbitkan sebelumnya juga menemukan bahwa para pekerja Generasi Z cenderung bergantung pada dukungan orang tua selama proses pencarian kerja mereka. Menurut survei yang dilakukan oleh ResumeTemplates, sebanyak 70 persen lulusan baru mengaku meminta bantuan dari orang tua mereka dalam proses mencari pekerjaan.
Lebih lanjut, 25 persen di antaranya bahkan membawa orang tua mereka ke wawancara, sementara banyak yang lainnya meminta orang tua mereka mengirimkan lamaran kerja dan menulis resume untuk mereka.
Untuk meningkatkan peluang diterima bekerja, perusahaan menekankan ada beberapa kualitas utama yang mereka, termasuk inisiatif dan sikap positif.
Kualitas terbaik yang dicari oleh para pemberi kerja dari fresh graduate termasuk memiliki inisiatif, sikap positif, etos kerja yang kuat, kemampuan beradaptasi, keterampilan teknis yang solid, keterampilan interpersonal yang baik, pengalaman magang, pengalaman kerja, dan perilaku yang sesuai dengan budaya perusahaan.
Diperlukan pemahaman yang lebih dalam tentang situasi ini untuk mencari solusi yang tepat. Perusahaan-perusahaan dapat mempertimbangkan untuk memberikan pelatihan khusus bagi karyawan Gen Z, baik dalam hal keterampilan teknis maupun keahlian bersosialisasi di lingkungan kerja.
Selain itu, pembinaan dan mentorship yang tepat bisa membantu para lulusan baru membiasakan diri dengan tuntutan dunia kerja secara lebih efektif. Semua pihak terkait, baik lembaga pendidikan, perusahaan, dan individu Gen Z sendiri perlu bersinergi dalam menciptakan ekosistem yang mendukung transisi yang lebih mulus dari dunia pendidikan ke dunia kerja.