Sumber foto: Pinterest

FOMO di Era Digital: Dampak dan Cara Mengatasinya

Tanggal: 22 Jul 2024 23:06 wib.
OMO (fear of missing out) atau ketakutan ketinggalan menjadi salah satu masalah psikologis yang semakin meresahkan di era digital. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada kesehatan mental, tetapi juga memengaruhi produktivitas dan kebahagiaan seseorang. Dalam artikel ini, kita akan membahas dampak FOMO di era digital serta cara mengatasinya.

Era digital yang penuh dengan teknologi dan media sosial telah menciptakan lingkungan yang membuat orang sulit untuk melepaskan diri dari koneksi online. Hal ini memicu timbulnya FOMO, yaitu rasa takut untuk melewatkan momen atau informasi yang dianggap penting. Dampaknya pun dapat dirasakan secara langsung, mulai dari stres dan kecemasan hingga gangguan tidur dan penurunan kinerja.

Salah satu aspek utama dari FOMO di era digital adalah terkait dengan penggunaan media sosial. Berbagai platform seperti Instagram, Facebook, dan Twitter seringkali menjadi sumber utama FOMO. Melalui unggahan-unggahan teman atau selebriti, orang sering kali merasa kurang puas dengan hidup mereka sendiri. Mereka merasakan tekanan untuk berpartisipasi dalam acara atau aktivitas yang dianggap populer, tanpa memperhitungkan kebutuhan dan kenyamanan pribadi.

Dampak FOMO juga dapat terjadi dalam konteks profesional. Di lingkungan kerja, seseorang mungkin merasa terdorong untuk selalu “online” dan merespons pesan atau email seketika, agar tidak ketinggalan informasi atau kesempatan. Hal ini dapat mengganggu keseimbangan hidup dan bekerja, serta meningkatkan tingkat stres. Dalam jangka panjang, FOMO dapat memengaruhi kinerja kerja dan menghambat kemajuan karir.

Untuk mengatasi FOMO di era digital, ada beberapa langkah yang dapat diambil. Pertama, penting untuk menyadari bahwa apa yang ditampilkan di media sosial tidak selalu mencerminkan realitas. Banyak konten yang dipublikasikan dengan tujuan untuk memperlihatkan sisi terbaik dari hidup seseorang, dan seringkali tidak mencerminkan keadaan sebenarnya. Memahami hal ini dapat membantu mengurangi tekanan dan rasa kurang puas.

Selain itu, penting untuk menetapkan batasan dalam penggunaan media sosial. Hal ini dapat dilakukan dengan membatasi waktu interaksi dengan platform-platform tersebut, misalnya dengan melakukan digital detox atau mematikan pemberitahuan selama beberapa jam. Dengan begitu, seseorang dapat fokus pada aktivitas dan hubungan di dunia nyata tanpa terganggu oleh tekanan FOMO dari dunia maya.

Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhan pribadi juga dapat membantu mengurangi rasa FOMO. Dengan fokus pada aktivitas yang memberikan kebahagiaan dan makna, seseorang dapat merasa lebih puas dengan hidupnya tanpa terpengaruh oleh perasaan ketinggalan.

Terakhir, penting untuk memprioritaskan kesehatan mental dan kebahagiaan pribadi. Jika merasa kecemasan atau stres terkait dengan tekanan FOMO mulai mengganggu keseharian, penting untuk mencari bantuan dan dukungan dari orang terdekat atau profesional kesehatan mental.

FOMO di era digital bukanlah masalah yang mudah diatasi, tetapi langkah-langkah di atas dapat membantu seseorang untuk mengurangi tekanan dan menemukan keseimbangan dalam kehidupan di dunia digital. Dengan memahami sumber dan dampak FOMO, serta mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi, diharapkan seseorang dapat menjalani kehidupan yang lebih seimbang dan bahagia di era digital yang penuh dengan tekanan tersebut.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved