Fenomena Vibecession: Ketika Mood Negatif Memengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
Tanggal: 12 Apr 2024 11:01 wib.
Tren resesi mood atau yang kini disebut sebagai vibe sedang menjadi tren baru di seluruh dunia. Fenomena yang diberi nama vibecession ini sudah dua tahun menghantui hampir semua negara.
Menurut CNBC International, istilah vibecession digunakan untuk menggambarkan sentimen suram warga dunia terhadap perekonomian meskipun data finansial menunjukkan perekonomian sedang baik-baik saja.
"Kebanyakan ahli setuju bahwa permasalahan rantai pasok akibat pandemi sudah diselesaikan. Angka pengangguran juga sudah jatuh lebih rendah dibanding angka sebelum pandemi," kata CEO Survey Monkey Eric Johnson.
Berbeda dengan resesi yang berdasarkan fakta, harga komoditas, dan pertumbuhan ekonomi - resesi mood atau vibecession sepenuhnya disebabkan oleh persepsi.
Warga global memang punya banyak alasan untuk pesimistis. Sejak pandemi berakhir, dunia dinaungi kondisi gelap seperti inflasi global dan PHK massal di seluruh dunia. Akibatnya, mayoritas penduduk dunia merasa cemas soal nasib dan kesejahteraan mereka.
Mood ekonomi warga dunia tetap tidak berubah meskipun IMF sudah menyatakan bahwa perekonomian global mendekati "pendaratan mulus" dan laju inflasi sudah terkendali.
Survei oleh SurveyMonkey menunjukkan bahwa mayoritas penduduk dewasa di sembilan negara masih berkutat dengan stress soal kondisi keuangan mereka. Sumber kecemasan mereka yang utama adalah inflasi.
Tren resesi mood atau vibe, yang sekarang dikenal sebagai vibecession, telah menjadi fenomena baru yang tersebar di seluruh dunia. Dalam istilah CNBC International, vibecession digunakan untuk menggambarkan suasana hati suram yang dirasakan oleh warga dunia terhadap perekonomian, meskipun data finansial menunjukkan bahwa perekonomian sebenarnya sedang dalam keadaan baik.
Menurut CEO Survey Monkey, Eric Johnson, kebanyakan ahli sepakat bahwa masalah-masalah rantai pasokan akibat pandemi telah diselesaikan, dan angka pengangguran telah menurun dibandingkan dengan sebelum pandemi.
Berbeda dengan resesi ekonomi yang didasarkan pada fakta, termasuk harga komoditas dan pertumbuhan ekonomi, vibecession sepenuhnya dipengaruhi oleh persepsi.
Warga global memiliki banyak alasan untuk merasa pesimistis. Sejak pandemi berakhir, dunia mengalami kondisi yang sulit, termasuk inflasi global dan pemutusan hubungan kerja massal di seluruh dunia. Akibatnya, mayoritas penduduk dunia merasa khawatir akan nasib dan kesejahteraan mereka.
Meskipun IMF menyatakan bahwa perekonomian global mendekati "pendaratan mulus" dan laju inflasi sudah terkendali, mood ekonomi warga dunia tetap tidak berubah.
Hasil survei oleh SurveyMonkey menunjukkan bahwa mayoritas penduduk dewasa di sembilan negara masih menghadapi stres terkait kondisi keuangan mereka. Sumber kecemasan utama mereka adalah inflasi
Data dari Bank Dunia menunjukkan bahwa vibecession memiliki dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di berbagai negara. Beberapa negara mengalami penurunan tingkat konsumsi masyarakat dan penurunan investasi karena mood negatif yang masih berkelanjutan.
Selain itu, fenomena vibecession telah mempengaruhi pasar keuangan global dengan meningkatnya jumlah investor yang menarik kembali investasi dan penarikan dana dari pasar saham akibat ketidakpastian yang dirasakan. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi regulator keuangan di berbagai negara untuk menjaga stabilitas pasar.
Sudah menjadi tanggung jawab penting bagi pemerintah dan institusi keuangan untuk mengubah persepsi dan mood negatif yang berkembang di masyarakat mengenai perekonomian. Melalui kebijakan yang transparan dan komunikasi yang efektif, diharapkan masyarakat dapat merasa lebih yakin akan prospek ekonomi ke depan, sehingga dapat mengurangi dampak negatif dari vibecession.
Fnomena vibecession bukan hanya menjadi problema sentimen semata, melainkan juga menciptakan tantangan nyata bagi pertumbuhan ekonomi yang memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak terkait. Diperlukan upaya kolaboratif untuk mengatasi vibecession ini agar tidak menghambat pertumbuhan ekonomi yang sebenarnya bisa diangkat oleh fakta dan data yang positif.