Fenomena Gaya Hidup "Slow Living" yang Sedang Populer di Kalangan Anak Muda
Tanggal: 15 Jul 2024 12:33 wib.
Generasi muda selalu menjadi motor penggerak tren dan perubahan dalam masyarakat. Fenomena ini tidak lepas dari perkembangan zaman yang terus berjalan, serta kemudahan akses informasi yang semakin mempengaruhi dinamika sosial di kalangan anak muda.
Salah satu faktor yang turut memengaruhi perubahan gaya hidup anak muda adalah keberadaan media sosial. Hampir setiap anak muda memiliki akun media sosial, di mana platform ini menjadi wadah untuk mengekspresikan diri. Penggunaan media sosial ini dapat memiliki dua sisi, yaitu dampak positif dan negatif.
Anak muda yang memanfaatkan media sosial dengan baik dapat menciptakan konten kreatif yang menarik dan menghasilkan pendapatan. Namun, jika penggunaannya kurang bijaksana, media sosial bisa menjadi sarana untuk pamer kekayaan atau aktivitas konsumtif yang berujung pada permasalahan sosial.
Tren yang sedang populer di media sosial saat ini adalah "slow living," di mana banyak anak muda memilih untuk menjalani gaya hidup ini dengan pergi dan menetap di daerah lain, baik di dalam maupun luar negeri. Tren ini merupakan bentuk respons terhadap isu kesehatan mental dan keinginan untuk hidup secara lebih sederhana dan menyepi.
Meskipun konsep ini sarat dengan makna, sebagian anak muda memanfaatkannya sebagai alasan untuk melakukan perjalanan dengan biaya terjangkau. Mereka kemudian membagikan pengalaman tersebut melalui konten di media sosial, seperti video di YouTube, sehingga bisa mendapatkan penghasilan dari aktivitas tersebut.
Konsep "slow living" sejatinya bermula dari gerakan "slow movement" yang menekankan pentingnya menjaga kualitas hidup dalam berbagai aspek, tidak hanya terbatas pada konsumsi makanan. Konsep ini kemudian merambah ke berbagai aspek kehidupan lainnya, mulai dari pekerjaan hingga konsumsi barang.
Berpindah dari tren konsumsi cepat menjadi perhatian terhadap kualitas hidup dan lingkungan, melalui konsep slow living ini, banyak generasi muda mencoba untuk hidup lebih bertanggung jawab secara ekologis. Gaya hidup ini dianggap sebagai solusi dalam mengatasi krisis ekonomi dan sebagai respons terhadap konsumerisme yang berlebihan.
Namun, dalam pelaksanaannya, konsep "slow living" tidak luput dari penilaian ganda. Di satu sisi, beberapa orang melihatnya sebagai upaya nyata untuk hidup lebih seimbang dan bertanggung jawab. Namun, di sisi lain, banyak anak muda yang menjalankan tren ini lebih karena keinginan untuk tampil di media sosial, tanpa benar-benar menghayati makna dari gaya hidup tersebut.