Fenomena Baru: Gen Z Mulai Tinggalkan Smartphone, Ponsel Jadul Jadi Incaran
Tanggal: 28 Apr 2025 06:37 wib.
Tren mengejutkan mulai muncul di kalangan generasi muda. Generasi Z, yang selama ini dikenal sangat lekat dengan teknologi, kini perlahan mulai menjauh dari penggunaan smartphone. Mereka disebut merasa jenuh dengan ketergantungan pada layar ponsel pintar dan mulai beralih ke ponsel jadul atau feature phone.
Menurut Jose Briones, seorang influencer yang aktif mempromosikan "dumb phone", perubahan ini mencerminkan kejenuhan tertentu di kalangan Gen Z terhadap penggunaan smartphone. Dalam wawancaranya dengan CNBC International, Briones mengungkapkan bahwa banyak anak muda kini menginginkan kehidupan digital yang lebih sederhana dan minim distraksi.
Tren kembali ke ponsel sederhana ini sebenarnya sudah mulai terlihat di Amerika Serikat beberapa tahun terakhir. Tidak lagi sekadar nostalgia, fenomena ini kini berkembang menjadi sebuah gaya hidup baru. Anak-anak muda memilih feature phone karena ingin mengurangi ketergantungan terhadap media sosial dan memperbaiki keseimbangan hidup.
Perusahaan HMD Global, yang memegang lisensi merek legendaris Nokia, menjadi salah satu yang paling diuntungkan dari tren ini. Nokia, yang dikenal luas dengan ponsel-ponselnya di awal tahun 2000-an, kini kembali diminati. Penjualan feature phone di Amerika Serikat sempat melonjak hingga puluhan ribu unit per bulan sepanjang 2022.
Tak hanya di AS, permintaan feature phone juga tumbuh pesat di pasar global. Berdasarkan laporan dari Counterpoint Research, kawasan Timur Tengah, Afrika, dan India mendominasi pangsa pasar feature phone, menyumbang hingga 80% penjualan global pada tahun lalu. Ini menunjukkan bahwa minat terhadap ponsel sederhana tidak hanya menjadi tren lokal, tetapi juga fenomena global.
Sementara itu, situasi pasar smartphone di Indonesia menunjukkan dinamika yang berbeda. Beberapa tahun terakhir, daya beli masyarakat terhadap smartphone tercatat mengalami penurunan. Menurut laporan IDC melalui Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker, pasar smartphone Indonesia menyusut 14,3% pada tahun 2023, dengan pengiriman unit hanya mencapai 35 juta.
Namun, angin segar mulai terasa pada tahun 2024. Pasar smartphone nasional kembali bangkit dengan pertumbuhan positif sebesar 15,5% secara tahunan (YoY), sehingga total unit yang dikirimkan hampir mencapai 40 juta sepanjang tahun tersebut.
Pertumbuhan ini didorong terutama oleh meningkatnya permintaan di segmen ultra low-end, yakni smartphone dengan harga di bawah Rp1,6 juta. Transsion, merek yang semakin populer, berhasil memimpin di segmen ini. Selain itu, segmen menengah dengan rentang harga Rp3,2 juta hingga Rp9,8 juta mengalami lonjakan pertumbuhan sebesar 24,9% YoY, dengan OPPO sebagai pemimpin pasar.
Namun, kondisi berbeda terjadi di kelas smartphone premium. Penjualan perangkat dengan harga di atas Rp10 juta mengalami penurunan sebesar 9,2%. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh larangan penjualan iPhone 16 pada kuartal keempat 2024, yang mempengaruhi kinerja pasar smartphone kelas atas di Indonesia.
Dalam perkembangan lain, penggunaan smartphone 5G menunjukkan tren yang sangat positif. Pangsa pasar ponsel 5G di Indonesia melonjak tajam menjadi 25,8% pada 2024, dibandingkan 17,1% pada tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini didukung oleh semakin banyaknya peluncuran model 5G baru serta makin terjangkaunya harga perangkat berbasis teknologi tersebut.
Melihat tren global maupun nasional, tampak bahwa preferensi konsumen terhadap perangkat telekomunikasi terus berkembang dinamis. Generasi Z dengan semangat barunya mencari kesederhanaan lewat feature phone, sementara konsumen lain di pasar negara berkembang, termasuk Indonesia, masih mendorong pertumbuhan smartphone, khususnya di segmen terjangkau dan menengah.
Brand-brand ponsel perlu terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan yang beragam. Dari menawarkan smartphone 5G dengan harga bersaing hingga menghadirkan kembali ponsel jadul dengan sentuhan modern, semua strategi kini berpusat pada bagaimana memahami perubahan gaya hidup dan kebutuhan konsumen yang semakin kompleks.
Tak bisa dipungkiri, fenomena ini menandai babak baru dalam dunia teknologi komunikasi: sebuah era di mana minimalisme digital dan konektivitas canggih berjalan berdampingan. Bagi Gen Z, memilih feature phone mungkin lebih dari sekadar tren – itu adalah pernyataan tentang bagaimana mereka ingin menjalani hidup di tengah arus teknologi yang tak pernah berhenti bergerak.